Nama
: Johannes Nababan
M.Kuliah : Pengantar Pendidikan Agama
Kristen
TEORI
PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN
I.
Pendahuluan
Dalam kehidupan
masa kini pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dan pada sajian kali
ini pendidikan yang akan kita bahas yaitu pendidikan agama kristen. Dimana pada
kesempatan ini saya akan membahas mengenai pengertian pendidikan agama kristen,
pengertian teori, pengertian teori pendidikan kristen, dan teori pendidikan agama
kristen menurut para tokoh, semoga sajian kali ini dapat menambah pengetahuan
kita semua.
II.
Pembahasan
2.1. Pegertian PAK
Pendidikan agama kristen adalah suatu pengajaran yang
harus berakar, bersumber dari Alkitab yang di dalamnya terdapat proses yang
bernuansa dan berorientasi teologis dan harus berporos pada pribadi TUHAN YESUS KRUSTUS dan Alkitab
(firman Tuhan) sebagai dasar atau sumber acuannya.[1]
Note:Jangan Di Copy Bulat2 Coy,
Belajarlah dengan Giat, Saya masukkan ini sebagai referensi bagi yang Membutuhkan.
Note:Jangan Di Copy Bulat2 Coy,
Belajarlah dengan Giat, Saya masukkan ini sebagai referensi bagi yang Membutuhkan.
2.2. Pengertian
Teori
Dalam arti etimologis theorion yang berarti cara memandang
yang interpretative dari suatu titik pandang atau perspektif tertentu. Teori
menurut McKenzie dapat diartikan sebagai suatu tempat darimana kita melihat
berbagai peristiwa sebagai suatu kesatuan, dimana peristiwa-peristiwa ini berdiri dalam hubungan satu sama lain yang
saling terhubung dari suatu sudut pandang
atau acuan dengan maksud untuk membangun suatu penjelasan dari apa yang
telah kita lihat dan tujuan
akhirnya adalah tindakan (action) yang dimunculkan berdasarkan pernyataan dari
teori.[2]
2.3.Pengertian
Teori Pendidikan Kristen
2.3.1
E. G. Homrighausen
Teori
pendidikan berpusat pada keluarga Kristen, pemberian Allah yang tidak ternilai
harganya dan keluarga Kristen yang memegang peranan yang penting dari segala
jalan lain yang dipakai Gereja untuk pendidikan.[3]
2.3.2
Hopes Antone
Teori
Pendidikan Kristen adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya
secara penuh untuk memperoleh/ mencapai kehidupan yang lebih berarti dan lebih
kaya untuk seorang yang terbaik baik bagi dirinya.[4].
2.3.3
Bushell
Teori
Pendidikan Kristen adalah pendidikan kepada anak-anak yang dimana anak-anak
ditanamkan Iman Kristen dalam diri anak
dari keluarga Kristen, yang dimana supaya anak memeluk nilai-nila kristiani
dari jemaat tanpa mengharuskan kaum muda lebih dahulu mengalami pertobatan umum
tertentu.
2.4 Teori Pendidikan Agama Kristen Menurut para Tokoh
2.4.1 Teori
Pendidikan Kristen menurut D.D. Campbell Wyckoff
Teori Pendidikan
Kristen terbagi atas :
a. Asas-asas
penuntun
Asas
penuntun dirumuskan sebagai satu gagasan agung yang menyoroti seluruh proses
menyusun tujuan umum, memilih isi kurikulum serta metodologinya dan gaya
mengelola pelayanan Pendidikan Kristen.
b. Asas-asas
tujuan
Tujuan
pelayanan
Pendidikan Kristen disebut dengan “dorongan-dorongan” yakni mengapa jemaat menyediakan dana dan
tenaga demi pelayanan mendidik, apa yang mendorong seseorang rela mengorbankan
waktu dan tenaga demi tugas mengajar di kalangan gereja, mengapa anak didik
hadir di ruang kelas?. Tujuan Pendidikan Kristen ini adalah menolong
orang-orang menjadi sadar akan penyingkapan diri Allah dan kasihNya dalam Yesus
Kristus yang senantiasa mencari orang serta menjawabnya dengan kepercayaan dan
kasih, agar mereka mengetahui siapa diri sebenarnya dan bertumbuh sebagai
abak-anak Allah.
c. Asas-asas
kurikulum
Disusun
agar dimanfaatkan oleh berbagai kelompok di kalangan jemaat misalnya Sekolah
Minggu, kelompok pemuda-pemudi.
d. Asas-asas
pengelolaan (administrasi)
Ada
tiga fungsi pengelolaan yaitu pengorganisasian, manajemen, dan pengawasan yang
didalamnya mencakup proses menentukan tenaga pimpinan, sarana, waktu, dan ruang
yang diperlukan untuk pelayanan Pendidikan Kristen.[5]
2.4.2
Teori Pendidikan Kristen menurut Paulus Lilik Kristanto
Teori
Pendidikan agama Kristen itu dengan
a.
Menggunakan
metode kata-kata untuk menarik perhatian “Dengarkan, sesungguhnya dan lihatlah”
(Markus 4:3; Lukas 18:17;31;22:10;Yohanes 3:3-5)
b.
Menggunakan
metode pertannyaan-pertannyan kita dapat memperoleh bermacam-macam informasi.
c.
Menggunakan
metode Ilustrasi dan cerita, yang merupakan teori dalam mengajar yang sering di
gunakan Tuhan yesus kristus dan hasilnya sangat efektif.
d.
Menggunakan
ceramah atau kotbah yang merupakan pengungkapan kebenaran yang sistematis.
e.
Menggunakan
benda sebagai objek
Metode
ini sering dilakukan Tuhan yesus, misalnya dengan anak kecil yang mengajarkan
kerendahan hatian (Matius 6:25-31)[6]
2.4.3
Teori Perkembangan Moral dari Lawrence
Kohlberg
Lawrence Kohberg memakai Teori Model Struktural
dan Psikolog dan yang terkenal
Teorinya adalah Jean Piaget yang
memperkenalkan teori perkembangan kognitif anak sampai remaja. Yang menemukan
adanya tahapan-tahapan dalam perkembangan moral dari manusia dalam penelitiannya, yang ciri-cirinya: Hierarkis
(bertingkat), berurutan (Sequential) dan tetap (invariant). Dan perkembangan
moral ini terdiri dari tiga tahap yaitu:
1. Tingkat
Pra-Konvensional yangj
terbagi menjadi dua :
a. Orientasi
kepada Hukuman dan ketaatan yang merupak awal dari kesadaran seorang anak atau
orang dewasa yang mendasarkan perbuatannya atas pertimbangan ketakutan akan
hukuman sebagi akibat dari tindakannya.
b. Orientasi
Relativis Instrumental yang merupakan pertimbangan untuk setiap tindakannya
yang hanya bersifat egoistis.
2. Tingkat
Konvensional yang terbagi menjadi dua :
a. Orientasi
anak-anak laki-laki yang baikatau gadis manis yang merupakan perbuatan baik
yang dianggapnya menyenangkan, menolong, dan distujui orang banyak.
b. Orientasi
Hukum dan Tata Tertib Umum yang merupakan kewajiban untuk menaati hokum,
otoritas dan peraturan demi tata tertib yang bersifat Universal.
3. Tingkat
purna-Konvensional terbagi menjadi dua :
a. Orientasi
kontrak sosial yang legalistis
b. Orientasi
Asas Etis yang universal.[7]
2.4.4 Teori Pendidikan
Kristen menurut Ignatius Loyola
Hal yang paling pokok dan terutama, Ignatius Loyola
mengarahkan pada satu tujuan pokok yaitu : menaklukkan kehendak warga Kristen
kepada kehendak Allah, dimana gereja harus terdiri dari anggota yang
berdisiplin agar pelayanannya menjadi Efektif, baik kehidupan rohani maupun
dalam pengetahuan dan keterampilan. Maka dari teori pendidikan menurut Ignatius
Loyola yaitu :
1. Melalui
sarana dalam pelayanan teori Pendidn dan kebaikan Kristen seperti gedung
sekolah sampai kepada tingkat menegah.
2. Kurikulum
Dimana dalam hal ini diajarkan tentang issu iman
Kristen dan kebaktian gereja, baik secara lisan maupun tertulis, serta
mempelajari ilmu seperti ilmu pasti,
ilmu alam dan ilmu filsafat.
3. Metodologi
Metodologi
dibagi tiga bagian :
a. Ciri
rasa ruang kelas
Guru
memiliki peran penting dalam melaksanakan tugas pokok saat mendidik anak dan
guru harus memakai pendekatan dengan tertentu melalui pemikiran kreatif.
b. Latihan
Rohani
Latihan
rohani yang mengandung citra hadir dalam pikiran, khususnya citra tentang
peristiwa-peristiwa pokok dalam kehidupan Yesus sampai pada citra-citra itu
bekerja.
c. Latihan
menuju ketaatan
Tiga
tingkat ketaatan:
1. Tingkat
yang paling rendah dimana ia berbuat apabila di suruh
2. Pelajar
yang selalu mempertahankan perintah atasan
3. Pelajar
menggangap atasan sama dengan Tuhan Yesus[8]
2.4.5
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori
perkembangan kognitif piaget adalah tahap berfikir dan bagaimana pikiran
berkembang dari kecil hingga dewasa.
a.
Tahap sensori motorik (sensori motor period)
Tahap
pada anak-anak yang berusia 0-2 tahun sedang berada dalam tahap bergaul dengan
dunia lingkungan, memakai pancaindra untuk menangkap segala sesuatu yang
bergerak di sekitarnya, pada usia 2 tahun, anak menyadari bahwa suatu tindakan
mempunyai konsekuensi.
b. Tahap
pemikiran pralogis-praoperasional (prelogical-preoperational thought period)
Pada
usia 2-5 Tahun pemikiran anak mengandung elemen magis yakni bahwa anak tidak dapat
membedakan secara baik antara peristiwa-peristiwa atau objek-objek yang
dialaminya dengan objek-objek yang dibayangkan.
c. Tahap
operasi konkret (concrete poerations period)
Operasi
sebagai suatu proses berfikir logis pada usia 5-12 tahun anak sudah tidak
terlalu egosentris tetapi masih menghubungkan banyak hal dengan dirinya.
d. Tahap
operasional formal (formal operations period)
Tidak
semua orang dapat mengalami atau memasuki tahap ini, apabila seseorang
memasukinya maka untuk pertama kalinya ia dapat berurusan dengan
abtraksi-abtraksi, memahami serta membangun sistem pemikiran yang kompleks.
e. Implikasi
Konsep
Kekritenan yang perlu dipahami meliputi : Kasih Agape, Etika, Moralitas,
Keadilan, Perdamaian, Percaya, Pengorbanan, Kerendahan Hati, Kekuasaan Allah,
Perjuangan antara Kebaikan dan Kejahatan, Misteri dan Iman peng.Teori Pendidikan Kristen Menurut Joyce
dan Weil
1. Information
Models (Model Pemprosesan Informasi) yang mana pengembangan skill dan isi
(content) pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
2. Personal
Models (Model Pribadi) yang mana teori ini mengembangkan kepribadian dan
hubungan antar pribadi yang akan dihasilkan melalui aktifitas mengajar.
3. Interactive
Models (Model Interaksi) yang mana teori ini penggunaan energi kelompok dan
proses interaksi yang terjadi dalam kelompok.
4. Behavioral
Models (Model prilaku) yang mana perubaahan prilaku yang spesifik. Pengenalan
yang diharapkan mampu mewujudkan suatu lingkungan yang baru.[9]
2.4.6
Teori Pendidikan menurut James W Fowler
Mempelopori
perkembangan iman memberlayak harapan untuk mengimpormasikan kegiatan
pendidikan agama Kristen. Tema-tema utama dalam tesis Fowler yaitu:
1.
Individuatif
atau refleksi yaitu: tahap ini biasanya tidak dimulai sebelum usia 17-18 tahun,
tahap ini sangat penting terutama bagi kesinambungan perjalanan iman.
2.
Iman
Konjungtif yaitu: kegiatan iman pada tahap ini jarang muncul sebelum setengah
baya.
3.
Iman
yang mengacu pada universalitas dimana seseorang memiliki pengalaman dan
partisipasi langsung terus menerus dalam hal-hal yang pokok dan mengubah
realitas pada masa kini kearah keadaan yang sebenarnya yang transender.[10]
2.4.7
Teori pendidikan
Kristen menurut Daniel Nuhamara
1. Diskusi
kelompok : mencari solusi yang konkrit dalam kehidupan bermasyarakat
2. Bersaksi
: mewartakan Injil melalui kesaksian
3. Melayani
: Pelayanan yang mewujudkan “Syalom”
4. Bersekutu
: persekutuan Ibadah yang menjadi hal yang paling penting dalam teori
pendidikan Kristen[11]
2.4.8
Teori Pendidikan Kristen menurut Groge Albert coe
Teori
pendidikan Kristen menuntut pendidikan yang “Kreatif”. Pendidikan kreatif memberi kedudukan utama pada
rekonttruksi sosial dan menggunakan proses-proses yang transmitif hanya untuk
mencapai tujuan utama dari pendidikan agama Kristen dan mewariskan agama
dan menciptakan dunia yang baru.
Rekontruksi sosial yang memajukan Demokrasi Allah, yang berkesinambungan adalah inti dari karya Allah
dalam dan melalui manusia.[12]
2.4.9 Teori
Pendidikan Kristen menurut Jhon dewey
Teori pendidikan yang cerdas bertujuan untuk
memastikan penyebab konflik yang ada dan berpihak kepada salah satu yang
mengusulkan suatu operasional yang dimulai dari level terendah dan yang lebih
eksklusif dari pada yang disajikam oleh praktek dan Ide dari yang berkonflik [13]
2.4.10 Teori
PAK Menurut Siagian
Menurut Siagian teori Pendidikan Kristen disebut kekuatan
mental yang mendorong terjadinya belajar
tersebut sebagai motivasi.[14]
2.5 Implikasi
III.
Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa teori pendidikan agama kristen
itu adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengajar dan memberi arahan kepada
suatu tujuan yang pasti. Dan suatu pengajaran yang harus berakar, bersumber
dari Alkitab yang di dalamnya terdapat proses untuk membentuk kita. Seperti
teori menurut 10 tokoh yang saya jelaskan diatas.
Oleh karna itu pengajaran teori pendidikan Pak sangat
dibutuhkan oleh setiap orang yang di tuntun oleh kuasa Roh Kudus.
3
Daftar
Pustaka
Antone Hopes,Pendidika Kristiani Kontekstual, Jakarta
:BPK-GM,2010
Boehlke
Robert R, Sejarah Perkembangan Pikiran
dan Praktek Pendidikan Kristen dari Yohanes Amos Cornelius sampai perkembangan
pendidikan Kristen di Indonesia,Jakarta:BPK-GM,2003
Dewey Jhon,
Experience and Eduaction. N, Ycolliet. 1938
Groome Thomas H,Christian
Religion Education,Jakarta,BPK-GM,2010
Homrighausen
I.H.Enklaar dan E.G.,Pendidikan Agama
Kristen,Jakarta : BPK-GM, 2009
Ismail Andar,Ajarlah mereka melakukan
,Jakarta:BPK-GM,2009,
Kristanto
Paulus Lilik, Prinsip dan praktik
Pendidikan Kristen,Jakarta : ANDI,2006
Nuhamara
Daniel, PAK Dewasa, Bandung: Jurnal
Info Media, hlm 46-47
Nuhamara
Daniel,dkk, Pendidikan Kristen, Bandung : Bina Media Informasi, 2005
Siagian,Teori
motivasi dan aplikasinya,Jakarta:Binan Aksara,1989,79
Sidjabat B. Samuel, Strategi Pendidikan Kristen, Yogyakarta: ANDI, 1996,
Stefanus Daniel, Sejarah PAK,Bandung: Bina Media Informasi, 2009
Sumiyantiningsih
Dien,Mengajar dengan kreatif dan menarik,
ANDI,Yogyakarta,2011
[1]
Daniel Stefanus,SEJARAH PAK,(Bandung: Bina Media Informasi,2009), 35-36
[2]
Daniel Nuhamara, PAK Dewasa, Bandung:
Jurnal Info Media, hlm 46-47
[3]
I.H.Enklaar dan E.G. Homrighausen,Pendidikan
Agama Kristen,Jakarta : BPK-GM, 2009,hlm 128-129
[4]
Hopes Antone,Pendidika Kristiani
Kontekstual, Jakarta :BPK-GM,2010, hlm 23-31
[5]
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan
Pikiran dan Praktek Pendidikan Kristen dari Yohanes Amos Cornelius sampai perkembangan
pendidikan Kristen di Indonesia,Jakarta:BPK-GM,2003,hlm 743
[7]
Andar Ismail,Ajarlah mereka melakukan
,Jakarta:BPK-GM,2009,hlm 73-74
[8]
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan
Pikiran dan Praktek Pendidikan Kristen dari Yohanes Amos Cornelius sampai
perkembangan pendidikan Kristen di Indonesia,Jakarta:BPK-GM,2003,hlm
471-485
[11]
Daniel Nuhamara,dkk, Pendidikan Kristen, 154-166
[12]
Dien Sumiyantiningsih,Mengajar dengan
Kreatif dan Menarik, Yogyakarta : ANDI,2006, hlm 173
[13]
Jhon Dewey, Experience and Eduaction. N, Ycolliet. 1938, hlm 5
[14]
Siagian, Teori motivasi dan aplikasinya,(Jakarta:Binan Aksara, 1989), 79
Terima kasih referensinya
ReplyDelete