Monday, March 6, 2017

Psikologi Umum Gejala Perasaan



Nama              :Johanne Nababan
M. Kuliah       : Psikologi Umum

Jangan di Copy bulat-bulat yah?
ini tulisan saya dan asli, sesekali cantumkan nama saya sebagai sumbernya..
heheheheheh


 Gejala Perasaan
I.                   Pendahuluan
Istilah dari gejala perasaan sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik itu gejala perasaan yang suka, emosi, dan dendam dalam hati. Untuk lebih jelasnya kita akan membahas tentang gejala perasaan tersebut. Semoga paper ini dapat menambah wawasan kita bersama.
II.                Pembahasan[1]
2.1.Pengertian Perasaan
Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang, hanya corak dan tingkatannya yang tidak sama. Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.
2.2.Macam-macam Perasaan
Dalam kehidupan sehari-hari sering didengar adanya perasaan yang tinggi dan perasaan yang rendah. Keadaan ini menunjukkan adanya suatu klasifikasi dari perasaan. Max Scheler menjelaskan dalam buku psikologi umum tulisan bapak Abu Ahmadi bahwa ada 4 macam tingkatan dalam perasaan, yaitu:
1.      Perasaan tingkat sensoris
Perasaan ini merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran  yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas, dan dingin.
2.      Perasaan ini bergantung kepada keadaan jasmani seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah, dan sebagainya.
3.      Perasaan kejiwaan
Perasaan ini merupakan perasaan seperti rasa gembira, susah, dan takut.
4.      Perasaan kepribadian
Perasaan ini merupakan perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi, misalnya perasaan harga diri, perasaan putus asa, perasaan puas.
2.3.Unsur-unsur Perasaan
Adapun unsur-unsur perasaan ialah, antara lain:
A.    Bersifat subjektif daripada gejala mengenal
B.     Bersangkut-paut dengan gejala mengenal
C.     Perasaan tidak sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatannya tidak sama.
2.4.Tiga Dimensi Perasaan Menurut Wundt
Kita ketahui bahwa perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang. Namun demikian, ada yang memandang bahwa soal senang atau tidak senang bukan satu-satunya dimensi dari perasaan. Menurut W. Wundt dalam buku psikologi umum tulisan bapak abu ahmadi dijelaskan bahwa perasaan itu tidak hanya dapat dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang, melainkan masih dapat dilihat dari dimensi lain. Dimensi perasaan tersebut antara lain:
1.      Perasaan itu dialami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan itu dinyatakan sebagai dimensi yang pertama.
2.      Perasaan itu dapat dialami sebagai suatu hal yang “excited” atau sebagai “innert feeling”, hal ini dinyatakan sebagai dimensi yang kedua.
3.      Sesuatu perasaan yang dialami oleh individu itu dapat disertai tingkah laku perbuatan yang nampak, misalnya orang menari-nari karena gembira sehabis menerima uang banyak atau lulus ujian, “expextancy” dan “release feeling”, dinyatakan sebagai dimensi yang ketiga.
2.5.Afek dan Stemming (Suasana Hati)
Afek merupakan peristiwa psikis dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala-gejala jasmaniah yang hebat pula. Sebagai akibatnya, pribadi yang dihinggapi afek tersebut tidak mengenal atau tidak menyadari lagi terhadap sesuatu yang diperbuatnya. Afek ini pada umumnya tidak pernah berlangsung lama, karena sifatnya yang terlalu kuat. Misalnya: ketakutan, kemurkaan, kemuakan, ledakan dendam, kebencian yang menyala-nyala, cinta birahi.
Wilhem Wundt dalam buku psikologi umum tulisan bapak abu ahmadi menjelaskan bahwa telah menemukan 3 komponen dari afek, yakni:
1.      Afek yang disertai perasaan senang dan tidak senang.
2.      Afek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan.
3.      Afek yang berisi penuh dengan ketegangan dan afek penuh relaks (Mengendorkan).
Stemming atau suasana hati dapat diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri-ciri perasaan senang atau tidak senang. Sebab-sebab suasana hati itu pada umumnya ada dalam bawah sadar, namun adakalanya, juga disebabkan faktor jasmaniah. Jika suasana ini konstan sifatnya maka peristiwa ini disebut Humeur.
2.6.Simpati dan Empati
Simpati ialah suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain. Dengan kata lain, suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain. Disini ada situasi Feeling with another person. Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal dari daerah yang sama. Gejala perasaan yang berlawanan dengan simpati ialah antipati. Gejala perasaan ini menunjukkan ketidaksenangan pada orang lain. Ketidaksenangan ini dapat berwujud suatu kebencian. Dari kebencian ini terdapat unsur berlawanan atau bermusuhan. Antipati ini timbul karena bermacam-macam sebab seperti halnya simpati.
Empati ialah suatu kcenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andai kata dia dalam situasi orang lain tersebut. Karena empati, orang menggunakan perasaannya dengan efektif didalam situasi orang lain, didorong oleh emosinya seolah-olah dia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan yang dilakukan orang lain. Disin ada situasi “Feeling into a person or thing”.
2.7.Beberapa Teori Mengenai Perasaan[2]
Macam-macam aliran dan sekolah dalam psikologi mengembangkan teori masing-masing mengenai perasaan, yaitu sebagai berikut:
1.      Teori Skolastik, menganggap perasaan ini sebagai stadium awal dari keinginan: atau sebagai suatu bentuk keinginan, namun belum diiringi dengan dorongan aktivitas. Merupakan kesiapan untuk menumbuhkan keinginan.
2.      Teori Biologis, melihat perasaan itu sebagai onderdil pengikat antara pengamatan, dan perbuatan. Perasaan itu memberikan nilai kepada pengamatan, yaitu merupakan gaya gerak untuk perbuatan reaktif. Dalam hal ini, perasaan-perasaan itu bersifat teleologis, yaitu terarah pada suatu tujuan.
3.      Teori Intelektualistis (Khususnya ajaran Herbart), perasaan itu merupakan perihal tanggapan. Disebabkan oleh sifatnya yang sanga dinamis, tanggapan-tanggapan yang jelas dan terasosasi satu sama lain akan memperlancar berlangsungnya perasaan.
4.      Teori Voluntaristis, yang primer bukannya pengenalan, akan tetapi perasaan atau kemauan. Awal dari kemauan itu disebut perasaan.
5.      Teori sensualistis atau teori fisiologis, bahwa gejala-gejala fisik (Jasmaniah) yang muncul sewaktu kita mendapat kesan-kesan tertentu.
2.8.Masalah-masalah Praktis Perasaan[3]
1.      Fungsi Perasaan
A.    Bahwa semua perasaan sebagaimana tertera diatas, adalah mempunyai pengaruh yang besar kepada setiap perbuatan dan kemauan kita. Sebab, emosi itu memberikan sumbangan kepada rasa bahagia atau rasa sendu dihati.
B.     Perasaan itu cepat dan mudah menular. Guru yang mempunyai stemming dasar lincah, gembira, memiliki banyak humor dan simpatik, akan memberikan pengaruh pada pendidikan yang menguntungkan dan juga sebaliknya.
C.     Menyangkut perasaan indriawi seperti panas, dingin, sejuk, sedap, juga perasaan vital (senang, bahagia, sedih), perlu dilakukan pembiasaan, demi pengembangan kepribadian.
D.    Disekolah dan dirumah seyogianya ditumbuhkan perasaan intelektual ini, dalam upaya untuk membangkitkan kesenangan (hobby) belajar.
E.     Bahwa gangguan yang serius dan kronis pada kehidupan perasaan bisa mengakibatkan timbulnya tingkah laku abnormal dan gejala neurosis.
2.      Emosi dan Perkembangan Pribadi
Sehubungan dengan fungsi-fungsi emosi seperti tersebut dapat disimpulkan bahwa emosi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Karena emosi berpengaruh terhadap kejiwaan kita, berarti berpengaruh juga terhadap kemauan dan perbuatan. Maka gejala jiwa itu berpengaruh pula terhadap perkembangan dan pembentukan peribadi.
A.    Kekuatan perasaan dapat diperkuat dan dapat diperlemah.
B.     Pendidikan perasaan sangatlah penting.
C.     Karena emosi mempunyai sifat menjalar, menular, merembet maka jangan membawakan emosi yang negatif dalam hubungannya dengan sesama, baik dalam pergaulan pendidikan maupun dalam pergaulan umum.
III.             Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perasaan ialah suatu keadaan rohani yang senang atau tidak senang, perasaan juga dirasakan sebagai suatu hal yang excited dan innert feeling, sesuatu perasaan yang dialami oleh individu itu dapat disertai tingkah laku perbuatan yang nampak expextancy dan release feeling. Dan perasaan itu juga dapat dibagi kedalam 4 tingkatan perasaan dan unsur-unsur perasaan serta simpati dan empati yang dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
IV.          Daftar Pustaka
Ahmadi Abu, Psikologi umum, Jakarta: Rhineka Cipta, 2009
Kartono Kartini, Psikologi Umum, Bandung: Mandar Maju, 1996


[1] Abu Ahmadi, Psikologi umum, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2009), 101-109
[2] Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), 90
[3] Abu Ahmadi, Psikologi umum, 110-111

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...