Nama :Johanne Nababan
M. Kuliah :
Psikologi Umum
ini tulisan saya dan asli, sesekali cantumkan nama saya sebagai sumbernya..
heheheheheh
Gejala Perasaan
I.
Pendahuluan
Istilah
dari gejala perasaan sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari, baik itu gejala perasaan yang suka, emosi, dan dendam dalam hati.
Untuk lebih jelasnya kita akan membahas tentang gejala perasaan tersebut.
Semoga paper ini dapat menambah wawasan kita bersama.
II.
Pembahasan[1]
2.1.Pengertian Perasaan
Perasaan
termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang, hanya corak dan
tingkatannya yang tidak sama. Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau
peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam
hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.
2.2.Macam-macam Perasaan
Dalam
kehidupan sehari-hari sering didengar adanya perasaan yang tinggi dan perasaan
yang rendah. Keadaan ini menunjukkan adanya suatu klasifikasi dari perasaan.
Max Scheler menjelaskan dalam buku psikologi umum tulisan bapak Abu Ahmadi
bahwa ada 4 macam tingkatan dalam perasaan, yaitu:
1. Perasaan
tingkat sensoris
Perasaan
ini merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada
kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas, dan dingin.
2. Perasaan
ini bergantung kepada keadaan jasmani seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah,
dan sebagainya.
3. Perasaan
kejiwaan
Perasaan ini merupakan
perasaan seperti rasa gembira, susah, dan takut.
4. Perasaan
kepribadian
Perasaan
ini merupakan perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi, misalnya
perasaan harga diri, perasaan putus asa, perasaan puas.
2.3.Unsur-unsur Perasaan
Adapun
unsur-unsur perasaan ialah, antara lain:
A. Bersifat
subjektif daripada gejala mengenal
B. Bersangkut-paut
dengan gejala mengenal
C. Perasaan
tidak sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatannya tidak sama.
2.4.Tiga Dimensi Perasaan
Menurut Wundt
Kita
ketahui bahwa perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau
tidak senang. Namun demikian, ada yang memandang bahwa soal senang atau tidak
senang bukan satu-satunya dimensi dari perasaan. Menurut W. Wundt dalam buku
psikologi umum tulisan bapak abu ahmadi dijelaskan bahwa perasaan itu tidak
hanya dapat dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang,
melainkan masih dapat dilihat dari dimensi lain. Dimensi perasaan tersebut
antara lain:
1. Perasaan
itu dialami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan itu
dinyatakan sebagai dimensi yang pertama.
2. Perasaan
itu dapat dialami sebagai suatu hal yang “excited”
atau sebagai “innert feeling”, hal
ini dinyatakan sebagai dimensi yang kedua.
3. Sesuatu
perasaan yang dialami oleh individu itu dapat disertai tingkah laku perbuatan
yang nampak, misalnya orang menari-nari karena gembira sehabis menerima uang
banyak atau lulus ujian, “expextancy”
dan “release feeling”, dinyatakan
sebagai dimensi yang ketiga.
2.5.Afek dan Stemming
(Suasana Hati)
Afek
merupakan peristiwa psikis dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat dan
kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan
disertai dengan gejala-gejala jasmaniah yang hebat pula. Sebagai akibatnya,
pribadi yang dihinggapi afek tersebut tidak mengenal atau tidak menyadari lagi
terhadap sesuatu yang diperbuatnya. Afek ini pada umumnya tidak pernah berlangsung
lama, karena sifatnya yang terlalu kuat. Misalnya: ketakutan, kemurkaan,
kemuakan, ledakan dendam, kebencian yang menyala-nyala, cinta birahi.
Wilhem
Wundt dalam buku psikologi umum tulisan bapak abu ahmadi menjelaskan bahwa
telah menemukan 3 komponen dari afek, yakni:
1. Afek
yang disertai perasaan senang dan tidak senang.
2. Afek
yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan.
3. Afek
yang berisi penuh dengan ketegangan dan afek penuh relaks (Mengendorkan).
Stemming
atau suasana hati dapat diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak
lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri-ciri perasaan
senang atau tidak senang. Sebab-sebab suasana hati itu pada umumnya ada dalam
bawah sadar, namun adakalanya, juga disebabkan faktor jasmaniah. Jika suasana
ini konstan sifatnya maka peristiwa ini disebut Humeur.
2.6.Simpati dan Empati
Simpati
ialah suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang
dirasakan oleh orang lain. Dengan kata lain, suatu kecenderungan untuk ikut
serta merasakan sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain. Disini ada
situasi Feeling with another person.
Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan
yang sama, atau karena berasal dari daerah yang sama. Gejala perasaan yang
berlawanan dengan simpati ialah antipati. Gejala perasaan ini menunjukkan
ketidaksenangan pada orang lain. Ketidaksenangan ini dapat berwujud suatu
kebencian. Dari kebencian ini terdapat unsur berlawanan atau bermusuhan.
Antipati ini timbul karena bermacam-macam sebab seperti halnya simpati.
Empati
ialah suatu kcenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain
andai kata dia dalam situasi orang lain tersebut. Karena empati, orang
menggunakan perasaannya dengan efektif didalam situasi orang lain, didorong
oleh emosinya seolah-olah dia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan yang
dilakukan orang lain. Disin ada situasi “Feeling
into a person or thing”.
2.7.Beberapa Teori Mengenai
Perasaan[2]
Macam-macam
aliran dan sekolah dalam psikologi mengembangkan teori masing-masing mengenai
perasaan, yaitu sebagai berikut:
1. Teori
Skolastik, menganggap perasaan ini sebagai stadium awal dari keinginan: atau
sebagai suatu bentuk keinginan, namun belum diiringi dengan dorongan aktivitas.
Merupakan kesiapan untuk menumbuhkan keinginan.
2. Teori
Biologis, melihat perasaan itu sebagai onderdil pengikat antara pengamatan, dan
perbuatan. Perasaan itu memberikan nilai kepada pengamatan, yaitu merupakan
gaya gerak untuk perbuatan reaktif. Dalam hal ini, perasaan-perasaan itu
bersifat teleologis, yaitu terarah pada suatu tujuan.
3. Teori
Intelektualistis (Khususnya ajaran Herbart), perasaan itu merupakan perihal
tanggapan. Disebabkan oleh sifatnya yang sanga dinamis, tanggapan-tanggapan yang
jelas dan terasosasi satu sama lain akan memperlancar berlangsungnya perasaan.
4. Teori
Voluntaristis, yang primer bukannya pengenalan, akan tetapi perasaan atau
kemauan. Awal dari kemauan itu disebut perasaan.
5. Teori
sensualistis atau teori fisiologis, bahwa gejala-gejala fisik (Jasmaniah) yang
muncul sewaktu kita mendapat kesan-kesan tertentu.
2.8.Masalah-masalah Praktis
Perasaan[3]
1. Fungsi
Perasaan
A. Bahwa
semua perasaan sebagaimana tertera diatas, adalah mempunyai pengaruh yang besar
kepada setiap perbuatan dan kemauan kita. Sebab, emosi itu memberikan sumbangan
kepada rasa bahagia atau rasa sendu dihati.
B. Perasaan
itu cepat dan mudah menular. Guru yang mempunyai stemming dasar lincah, gembira, memiliki banyak humor dan simpatik,
akan memberikan pengaruh pada pendidikan yang menguntungkan dan juga
sebaliknya.
C. Menyangkut
perasaan indriawi seperti panas, dingin, sejuk, sedap, juga perasaan vital
(senang, bahagia, sedih), perlu dilakukan pembiasaan, demi pengembangan
kepribadian.
D. Disekolah
dan dirumah seyogianya ditumbuhkan perasaan intelektual ini, dalam upaya untuk
membangkitkan kesenangan (hobby) belajar.
E. Bahwa
gangguan yang serius dan kronis pada kehidupan perasaan bisa mengakibatkan
timbulnya tingkah laku abnormal dan gejala neurosis.
2. Emosi
dan Perkembangan Pribadi
Sehubungan
dengan fungsi-fungsi emosi seperti tersebut dapat disimpulkan bahwa emosi
mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Karena emosi berpengaruh
terhadap kejiwaan kita, berarti berpengaruh juga terhadap kemauan dan
perbuatan. Maka gejala jiwa itu berpengaruh pula terhadap perkembangan dan
pembentukan peribadi.
A. Kekuatan
perasaan dapat diperkuat dan dapat diperlemah.
B. Pendidikan
perasaan sangatlah penting.
C. Karena
emosi mempunyai sifat menjalar, menular, merembet maka jangan membawakan emosi
yang negatif dalam hubungannya dengan sesama, baik dalam pergaulan pendidikan
maupun dalam pergaulan umum.
III.
Kesimpulan
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perasaan ialah suatu keadaan rohani
yang senang atau tidak senang, perasaan juga dirasakan sebagai suatu hal yang excited dan innert feeling, sesuatu perasaan yang dialami oleh individu itu
dapat disertai tingkah laku perbuatan yang nampak expextancy dan release
feeling. Dan perasaan itu juga dapat dibagi kedalam 4 tingkatan perasaan
dan unsur-unsur perasaan serta simpati dan empati yang dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain.
IV. Daftar Pustaka
Ahmadi
Abu, Psikologi umum, Jakarta: Rhineka
Cipta, 2009
Kartono
Kartini, Psikologi Umum, Bandung:
Mandar Maju, 1996
No comments:
Post a Comment