Monday, March 6, 2017

Penafsiran Nahum 1: 2-5 dengan Metode Kanonikal



Penafsiran Nahum 1: 2-5 dengan Metode Kanonikal
Jangan di Copy bulat-bulat yah?
ini tulisan saya dan asli, sesekali cantumkan nama saya sebagai sumbernya..
heheheheheh
I.                   Pendahuluan
Alkitab akan lebih mudah dipahami apabila sudah ditafsirkan dan digali makna teks tersebut. Karena jika hanya dibaca akan sulit menemukan maknanya. Salah satu metode yang yang dilakukan adalah dengan metode kanonikal pada kitab Nahum 1:2-5. Dan paper ini disusun untuk persyaratan dalam Ujian Tengah Semester Hermeneutika Perjanjian Lama II. Semoga paper ini dapat bermanfaat dan isinya dapat berguna bagi kita semua.
II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Metode Kanonikal
Kata kanon berawal dari kata Qaneh yang artinya gelagah atau batang papirus.[1] Istilah kanon ini dipakai oleh orang Yahudi. Sehubungan dengan kata dan arti kanon tersebut yang dapat dipergunakan mengukur, misalnya: pengukur, norma hukum, batas, daftar dan indeks.[2] Istilah kanon tidak dijumpai dalam Alkitab, namun dari bahasa Yunani atau bahasa Semit kanon memiliki arti pengukur, kemudian dalam arti kiasan disebut peraturan.[3] Dengan demikian metode kanonikal adalah suatu pendekatan yang mengarah kepada percerai-beraian Alkitab yang berkesinambungan membentuk suatu makna teologis, atau dengan kata lain metode kanonikal adalah suatu metode pendekatan yang tidak menantang pendekatan yang lain namun menawarkan suatu penafsiran yang bersifat memperhatikan teks Alkitab secara menyeluruh.[4]


2.2.Kelemahan dan Kekuatan Metode Kanonikal
1.      Kekuatan metode kanonikal
·         Alkitab dihargai sebagai Firman Allah dan sejarah pembentukannya sebagai pekerjaan Allah yang berkarya dan berkomunikasi di dalam, melalui dan kepada umatnya.
·         Dengan menafsirkan teks secara kanonikal, maka teks dapat dilihat secara keseluruhan dan utuh. Itu dikarenakan tidak adanya pemenggalan teks dalam proses penafsiran sehingga maksud atau makna yang ditimbulkan oleh penulis Alkitab dapat dimengerti.
2.      Kelemahan
·         Metode kanonikal kurang bersifat Historis.
·         Adanya perbedaan kanon antara umat beriman pemelihara kitab membuat metode ini mempunyai unsur subjektifitas dan relatifitas.
2.3.Latar belakang Kitab Nahum
Nahum adalah orang Elkosy. Nahum berarti “penghiburan”, “perasaan lega”.[5] Bila dipakai secara teknis di antara tulisan para nabi, nama ini berarti hal yang membebani hati Allah dan juga membebani hati nabi ini : yaitu, suatu berita yang berisi ancaman atau hukuman.[6] Nahum adalah salah satu nabi yang berkarya sebelum bangsa Israel (Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel.[7]
Kitab Nahum ditulis untuk memperingati jatuhnya kota Niniwe, ibu kota bangsa Asiria (2 Raja-raja 19:36; Yunus 1:2; Yunus 3:1).[8] Nabi Nahum bernubuat terhadap Asyur antara tahun 663, ketika tentara Asyurbanipal mengalahkan tentara Mesir dan menjatuhkan ibu kotanya, serta tahun 612 ketika Niniwe direbut orang Babel. Ada kemungkinan Nahum berkarya di tengah-tengah bangsa Israel, ketika Asyur masih di puncak kekuasaan. Asyur memerintah dengan keras dan kejam melalui serangkaian tindakan dan peraturan yang ketat. Hal ini nyata dengan tindakan Asyur yang memindahkan penduduk-penduduk jajahan mereka ke negeri yang jauh, memusnahkan bangsa-bangsa yang memberontak, menuntut pajak yang berat, dan tidak berkompromi terhadap pembatalan perjanjian. Niniwe merupakan kota penumpah darah yang selalu merampas dan tiada henti menerkam. Niniwe seperti perempuan sundal yang cantik parasnya dan ahli dalam sihir (Nahum 3:4). Dalam kondisi yang demikian, Nahum tampil, bernubuat, dan memberitahukan tentang Allah serta mengajar orang-orang Yehuda, untuk menantikan Tuhan, sekalipun masyarakat berada dalam situasi yang suram.[9]
2.4.Waktu dan Tempat Penulisan
Waktu dan tempat penulisan kitab ini dapat di tetapkan dari pasal 3:8, yang menyebut jatuhnya Amon. Kota itu dibinasakan oleh raja Asyur, Assurbanipal pada tahun 663 SM. Nahum menulis kitab ini tidak lama sesudah tahun itu, dan sebelum tahun 608, tahun kehancuran Niniwe.[10] Oleh karena itu, kitab ini mungkin bertanggal antara 663 SM dan 612 Sm. Walaupun tidak ada yang diketahui mengenai kehidupan Nahum, selain pernyataan bahwa ia adalah seorang Elkosy, tidak ada bukti sah yang pernah diajukan untuk menetapkan seorang lain sebagai penulis nubuatan ini.[11]
2.5.Tujuan dan Pesan Penulisan Kitab
Tujuan penulisan kitab ini adalah menyatakan kehancuran Niniwe. Ini merupakan ucapan hukum yang sama dengan ucapan-ucapan hukuman yang diucapkan terhadap bangsa-bangsa, sebagaimana dijumpai secara menonjol dalam kitab-kitab para nabi besar. Pesannya adalah bahwa hari-hari kekuasaan Asyur sudah hampir diakhiri oleh Tuhan. ini bukan sekedar pasang surut dalam sejarah  tetapi merupakan tindakan hukuman Allah terhadap Niniwe.[12] Dengan demikian Allah bermaksud mengunjungi bangsa itu yang telah menjadi tongkat amarah Allah atas Israel. Niniwe telah bertobat dengan tulus pada masa Nabi Yunus, namun ia sekarang siap dihukum karena kekejaman dan keinginan besarnya untuk memiliki. Kekuatan yang telah menguasai Asia bagian barat selama sekitar tiga abad, sekarang akan dihancurkan oleh kekuatan gabungan bangsa Babel dan Media.[13]



2.6.Struktur Kitab Nahum[14]
Pasal I
i.                    Judul 1:1
ii.                  Allah agung Israel 1:2-8
iii.                Penghakiman Allah atas Asyur 1:9-14
iv.                Pelepasan Yehuda 1:15
Pasal II
i.                    Nyanian ejekan terhadap Niniwe 2:1-2
ii.                  Pengepungan Niniwe 2:3-7
iii.                Malapetaka Niniwe 2:8-10
iv.                Penyebab kejatuhan Niniwe 2:11-13
Pasal III
i.                    Gambaran kejatuhan tersebut 3:1-3
ii.                  Kegagalan moral Niniwe 3:4-7
iii.                Peringatan yang tidak diindahkan dari No-Amon dan Tebe 3:8-10
iv.                Keadaan Niniwe yang tanpa harapan 3:11-19

2.7.Analisa Teks
2.7.1.      Perbandingan Bahasa
Pada analisa teks perbandingan bahasa ini penulis memakai Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Pustaka Si badia (PSB), Teks Masorah (TM), dan New International Version (NIV).
Ayat 2
LAI     : musuh-Nya
NIV     : enemies = Musuh-musuhNya
PSB     : kalak si ngelawan Ia = orang yang melawan DIa
TM      :לְאיְבָֽיו = enemies = musuh-musuh-Nya
Keputusan : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 3
LAI     : Panjang sabar
NIV     : slow to anger = lambat untuk marah
PSB     : labo meter merawa = tidak cepat marah
TM      : אֶ֚דֶךְ אַפַּיִם = Slow of anger = lambat untuk marah
Keputusan : Yang mendekati TM adalah NIV dan PSB
Ayat 4
LAI     : menghardik
NIV     : rebuke = memarahi
PSB     :iperentahkenNa = diperintahkan-Nya
TM      : גּוֹצֵ֚ד = Teguran
Keputusan : tidak ada yang mendekati TM
Ayat 5
LAI     : Bumi menjadi sunyi sepi di hadapannya
NIV     : The earth trembles at his presence = bumi bergetar ketika kehadiranNya
PSB    :doni mundu-undu tupung TUHAN encidahken baNa = bumi bergetar ketika Tuhan menampakkan diri-Nya
TM      : וַחִּשָּ֚א הָאָדֶץ מִפָּנָ֔יו  = bumi bergetar ketika kehadiran-Nya
Keputusan : yang mendekati TM adalah NIV dan PSB
2.7.2.      Kritik Aparatus
2a : Dalam Teks Masorah terdapat kata וְנֹקֵם yang artinya pembalas. Pindahkanlah kata itu dibelakang kata יהוה , Keputusan : penafsir menolak usulan aparatus jika kata itu dipindahkan, karena akan memperkabur makna teks.
2b-b : Dalam Teks Masorah terdapat kata נֺקֵם יֽהוָה yang artinya Tuhan itu pembalas.Kata ini tidak terdapat dalam Kodeks-kodeks terjemahan Yunani. Keputusan :
3a-a : Dalam Teks Masorah terdapat kata יְהוָה אֶ֚ךֶךְ אַפַּיִם וּגְּדׇ֩ול־בּחַ וְנַקַּה ל֣א יְנַקֶּ֑ה יְהוָה yang artinyaTUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Kata tersebut ditambahkan. Keputusan : penafsir menolak usulan aparatus karena memperkabur makna teks.
3b : Dalam Teks Masorah terdapat kata וּגְּדׇ֩ול־בּחַ yang artinya dan besar. Dalam Kritik aparatus kata ini diusulkan oleh peneliti modern menjadi חָסֶד. Yang artinya Kasih Setia. Keputusan : penafsir menolak usulan aparatus karena dapat memperkabur makna teks.
3c : Dalam Teks Masorah terdapat kata יְהוָה yang artinya Yahweh. Kata ini pindahkanlah ke sini bandingkanlah dalam Terjemahan Yunani Septuaginta. Keputusan :
4a : Dalam Teks Masorah terdapat kata וַיַּבְּשׁ֔הוּ yang artinya dan mengeringkannya barangkali kata itu menjadi וַיּבִשהוּ yang artinya dikeringkan. Keputusan : penafsir menolak usulan, karena kata tersebut memiliki makna yang sama.
4b : Dalam Teks Masorah terdapat kata אֻמְלַ֚ל yang artinya menjadi layu. Kata ד ada dalam bait, diusulkan peneliti modern menjadi דָּלְלוּ (Bandingkanlah Parallelismum maupun terjemahan). Keputusan : penafsir menolak usulan aparatus karena tidak mengerti maksud kata yang diusulkan.
5a : Dalam Teks Masorah terdapat kata הׇדִים yang artinya gunung-gunung. Kodeks Kairo mengusulkan kata itu menjadi הֶהדים dimana ada penambahan kata di tengah ה yang artinya itu, jadi arti kata tersebut menjadi gunung-gunung itu Bandingkan terjemahan yunani septuaginta dan Fragmen salah satu kodeks berbahasa ibrani yang dijumpai dalam geniza. Keputusan : penafsir menolak usulan aparatus
5b : Dalam Teks Masorah terdapat kata וַחִּשָּ֚א yang artinya menjadi sunyi. Dalam kritik aparatus kata itu menjadi וחשׁא bandingkanlah kepada perjanjian lama terjemahan Syiria dimana mereka menghilangkan kata kerja penghubung dan Vulgata menjadi artinya sunyi. Keputusan : penafsir menolak usulan aparatus karena memperkabur makna teks.
5c-c : Dalam Teks Masorah terdapat kata וְחֵבֵ֯ל וְכָל  yang artinya dunia dan semua. Dalam kritik aparatus kata itu diusulkan oleh peneliti modern menjadi וְחֵבֵ֯ל וְכָלatau וַיּאַבְלוּ כל yang artinya dunia ini dan semua. Keputusan : Penafsir menolak usulan aparatus karena memperkabur makna teks.





2.7.3.      Terjemahan Akhir
Ayat 2: TUHAN itu adalah Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada musuh-musuh-Nya.
Ayat 3: TUHAN itu lambat untuk marah dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-sekali membebaskan dari hukuman orang yang  bersalah. Dia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.
Ayat 4: Ia menghardik laut dan mengeringkannya, dan segala sungai dijadikan-Nya kering. Basan dan Karmel menjadi merana dan kembang Libanon menjadi layu.
Ayat 5: gunung-gunung gemetar terhadap Dia, dan bukit-bukit mencair. Bumi bergetar ketika kehadiran-Nya, dunia serta seluruh penduduknya.
2.8.Tafsiran
Ayat 2. Allah yang cemburu. Ketika Kitab Suci berbicara tentang Allah yang ‘cemburu’, kata yang digunakan bukanlah dalam arti yang ditujukan kepada manusia. Di sini kata itu lebih berarti bahwa Allah sungguh-sungguh berusaha memelihara kekudusan-Nya serta pemerintahan-Nya yang adil di Dunia (band. Kel. 20:5; Bil. 25:11,13). Allah mengasihi umat-Nya, dan Dia harus memperbaiki kesalahan yang diperbuat terhadap mereka dalam pembuangan kerajaan Israel dan penyerbuan kerajaan Yehuda, dua-duanya oleh kerajaan Asyur.[15]
Tuhan itu pembalas. Tiga kali dalam bagian ayat ini nabi menyatakan bahwa Allah akan membalas dendam kepada musuh-musuh-Nya. Keseriusan dan kepastian diberikan pada pernyataan itu bahwa pada akhirnya kelak Allah yang adil sudah menetapkan untuk menjatuhkan hukuman terhadap para penentang-Nya.[16] Dengan berulang-ulang nabi Nahum menekankan dan sekali lagi menekankan, bahwa Tuhan itu pembalas. ia menerangkan, bahwa karena murka Allah lambat menimbun, tepat seperti itu murka-Nya lambat hilang.[17]


Ayat 3. Panjang sabar. Fakta bahwa tindakan balas dendam Allah dinyatakan dengan terus terang dan secara berulang-ulang, bukan merupakan alasan untuk menyimpulkan bahwa keputusan Allah diambil secara tergesa-gesa; sebaliknya Ia panjang sabar. Bodoh untuk membayangkan bahwa kesabaran Tuhan datang dari kurangnya kuasa (lih. Kel. 34:6-7). Tuhan tidak dapat dipengaruhi untuk menghadapi orang-orang bersalah seolah-olah mereka tidak berdosa. Dalam puting beliung dan badai.Kemahakuasaan Allah jelas terlihat dalam fenomena alam, yaitu kekuatan-kekuatan dasar yang manusia, bahkan sampai sekarang ini, tak berdaya untuk menjinakkan atau mengekangnya (band. Kel. 19:16-18). Awan adalah debu kaki-Nya. Allah memakai awan di langit sebagaimana manusia memakai debu di bumi. Dalam tulisan-tulisan dengan huruf paku Ras Shamra (Ugarit) di Siria, penyair kafir berbicara mengenai dewa-dewa mereka sebagai mengendarai awan. Namun hanya Allah yang mampu melakukan perbuatan-perbuatan yang penuh kuasa dan agung seperti itu (band. Mzm. 104:3).[18] Ia tidak sekali-sekali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah, tapi Ia akan menganggap mereka bertanggung jawab dan akan menghakimi mereka. Manusia terlalu cepat menyangka, bahwa karena kefasikan dibiarkan pada suatu waktu, hal itu dimaafkan begitu saja. Ayat ini ialah suatu peringatan, bahwa murka Allah ditujukan kepada semua kelaliman, dan tanpa pertobatan tidak ada pengampunan dosa, apalagi dengan harga murah.[19]
Ayat 4-5. Menghardik laut. Atas perintah Allah, sungai-sungai dan lautan mengering, seperti dulu Laut Merah dan Sungai Yordan (Yes. 50:2). Tuhan  kita Yesus mewujudkan kuasa ini di Sungai Galilea (Mat. 8:26).Gunung-gunung gemetar. Gempa bumi, yang meratakan gunung-gunung dan bukit-bukit, terjadi karena perintah Allah; api juga melakukan maksud Allah yang tidak terelakkan. Setiap kebijakan bumi hangus yang diterapkan mencakup orang-orang yang mendiami wilayah itu.[20]
Untuk meyakinkan hati pendengarnya akan kebengisan Tuhan, nabi Nahum mengingatkan akan kekuatan alam dan ia melukiskan angin topan, puting beliung, kekeringan, gempa bumi dan keruntuhan. Semuanya menunjukkan kekuatan dari Allah Yang Mahakuasa, dan bertentangan dengan itu. Sedangkan orang yang paling perkasa sekalipun menjadi sadar bahwa mereka tidak mempunyai arti apa-apa.[21]

III.             Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Nabi Nahum di utus Allah ke Niniwe untuk memberitakan penghukuman yang akan datang dari Allah. Karena Niniwe telah berlaku kejam. Dan Allah adalah Allah yang pencemburu, sehingga Ia tidak suka Niniwe menyembah patung-patung atau allah-allah lain.
IV.             Daftar Pustaka
...., Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, Jakarta: Yayasan Bina Kasih,2007
...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 : Ayub-Maleakhi, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994 
....,Tafsiran Alkitab Wycliffe, Malang:Gandum Mas, 2005
Barth, C., Theologia Perjanjian Lama 4, Jakarta; BPK-GM, 1989
Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi Alkitab 2, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1983
Darmawijaya, Pr., Warta Nabi Sebelum Pembuangan,Yogyakarta: Kanisius, 1990
Hill, Andrew E. & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2008
Lasor W. S., Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah,Jakarta: BPK-GM, 2007
Sitompul, A. A. dkk, Metode Penasiran Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2006
Veitch, J., Tafsiran Nahum,Jakarta; BPk-GM, 1997


[1] Papirus merupakan tanaman serat atau tebu manis, dimana gelagah dipakai sebagai tongkat pengukur atau kayu penggaris untuk membuat garis lurus, maka kanon berarti ukuran atau buluh pengukur. Lih. Andrew E. Hill, Survai Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008), 27
[2]W. S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, (Jakarta: BPK-GM, 2007), 45
[3]...., Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih,2007), 510
[4]A. A. Sitompul dkk, Metode Penasiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 274
[5]...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 : Ayub-Maleakhi, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994), 678
[6]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, (Malang:Gandum Mas, 2005), 1103
[7]Pr. Darmawijaya, Warta Nabi Sebelum Pembuangan, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), 40
[8]J. Veitch, Tafsiran Nahum, (Jakarta; BPk-GM, 1997), 10
[9]C. Barth, Theologia Perjanjian Lama 4, (Jakarta; BPK-GM, 1989), 65-66
[10]J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 2, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1983), 402
[11]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, 1103
[12]Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008), 655
[13]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, 1104
[14]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, 1104-1105
[15]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, 1105
[16]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, 1105
[17]...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 : Ayub-Maleakhi, 681
[18]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, 1106
[19]...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 : Ayub-Maleakhi, 681-682
[20]...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, 1106
[21]...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 : Ayub-Maleakhi, 682

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...