Nama
: Johannes nababan
Mata
Kuliah : Hermeneutika PL
Tafsiran dengan Metode Historis Kritis
Terhadap Hosea 3:1-5
I.
Pendahuluan
Alkitab
akan lebih mudah dipahami apabila sudah ditafsirkan, karena jika hanya dibaca
akan sulit menemukan maknanya. Salah satu metode yang yang dilakukan adalah
dengan historis kritis pada kitab Hosea. Semoga kita dapat menggali makna teks,
maksud dan tujuan teks tersebut dan apa refleksinya atau relevansinya pada masa
sekarang.
II.
Pembahasan
2.1. Metode penafsiran
Historis Kritis
Historis kritis adalah salah satu usaha
untuk mendekati pengertian Perjanjian Lama dari sistem-sistem seperti
pendekatan antropologi, religio-historis, kesusteraan, sosiologi, arkeologi,
dan teologi yang mendekati kritik histori.[1]
Kritik historis terhadap Alkitab bermula dri usaha para penafsir untuk mengerti
kondisi sejarah penulisan kitab-kitab yang kemudan berkembang pesat sehingga
menjadi beberapa bentuk kritis, yaitu: kritik bentuk, kritik tradisi, kritik
redaksi, dan kritik teks.[2] Kritik
historis berkembang pada abad ke-19 dan mencapai kejayaan sampai abad ke-20.
Ada
tiga dasar pedekatan historis kritis, yaitu:
1. Alkitab
sebagai buku sejarah yang harus disellidiki sama seperti buku-buku lain.
2. Penelitian
ilmiah terhadap Alkitab harus bebas dari kukungan dan tuntutan doktrin dan
tradisi gereja.
3. Fungsi
analisa tidak hanya menyangkut keputusan tetapi harus mencapai penilaian
terhadap teks-teks Alkitab.[3]
Metode
penafsiran historis kritis sangat penting dalam penafsiran karena dapat
menjangkau teks asli yang dapat dipercayai. Dengan mengadakan rekontruksi teks
yang terjadi pada masa teks ditulis, yang diterima sebelum pengkanonan seluruh
Alkitab. Dengan metode ini penafsir juga akan mempelajari teks yang ditafsir
dan kemudian dimampukan untuk mengenal kesalahan-kesalahan yang akan
dibenarkan, bagaimna ia melengkapi, menyisipkan, memelihara sampai pada
penulisan-penulisan yang kurang atau berlebih.[4]
Kelemahan
dan kelebihan historis kritis :
Kelemahan
:
1. Analisa
sejarah bersifat dugaan
2. Alkitab
dipahami sebagai buku sejarah
3. Dalam
penfsiran yang digunakan tidak sama dengan kitab lain, sehingga banyak orang
mengabaikan Alkitab secara totalitas.
4. Bersifat
ilmiah dan sering kehillangan makna teks smpai masa ini.
5. Adanya
perubahan-perubahan teks sehingga tidak terlihat kesinambungan dengan
tekslainnya.
Kelebihan :
1. Adanya
pendekatan diakronis
2. Membuka
jalan pembaca modern tentang makna teks Alkitabiah
3. Memahami
makna teks secara mendalam tanpa mengeluarkan makna teks yang terkandung
didalamnya.
2.2. Analisa Sejarah
2.2.1.
Latar
belakang Kitab Hosea
Nabi
Hosea adalah anak laki-laki Beeri dan merupakan penduduk Israel selama “abad
keemasan” kerajaan di bawah Raja Yorebeam II. Hosea berarti “pertolongan” atau
“kelepasan”.[5]Hosea
adalah seorang nabi yang hidup pada masa krisis, dimana Bangsa Israel telah
tenggelam kedalam lembah kejahatan dan Tuhan menyuruh Hosea melayani Israel
dari tahun 785-725.[6]
Nabi Hosea hidup kira-kira pada tahun 750 sM di Israel Utara. Dia hidup pada
masa yang sama dengan masa Amos dan Yesaya. Dasar pemberitaan yang dibawanya
adalah “Kasih Allah yang dalam terhadap umat-Nya”. Tidak banyak diketahui
mengenai kehidupan pribadinya, hanya bahwa dia atas perintah Allah, kawin
dengan perempuan sundal yang bernama Gomer dan menikah lagi dengan perempuan
lain. Dia mempunyai tiga orang anak. Perkawinan Hosea mmepunyai arti simbolis.
Seperti istri-istrinya yang kurang setia terhadap Hosea, begitu juga Bangsa
Israel kurang setia kepada Yahwe.[7]
Tidak
ada seorangpun diantara para “nabi kecil” yang kehidupannya begitu jauh
terlibat di dalam pemberitaannya seperti Hosea. Dimana semua kehidupan
perkawinan dan kekeluargaannya telah menjadi suatu perumpamaan bagi
pemberitaannya (pasal 1-3).[8]
Note:Jangan Di Copy Bulat2 Coy,
Belajarlah dengan Giat, Saya masukkan ini sebagai referensi bagi yang Membutuhkan.
Belajarlah dengan Giat, Saya masukkan ini sebagai referensi bagi yang Membutuhkan.
2.2.2.
Penulisan
dan Waktu Penulisan
Ayat
pertama dari kitab ini menunjukkan bahwa kitab ini merupakan karya Hosea.[9] Pesan
Hosea kemungkinan ditulis pada suatu waktu antara pembayaran upeti oleh raja
Menahem kepada Tinglat-Pileser III dari Asyur (sekitar tahun 739
SM);sebagaimana diisyaratkan dalam 5:13; 8:9; 12:1.[10]
Pelayanan Hosea mencakup masa sulit kira-kira tahun 750-725 sM. Ia harus
menyaksikan kesusahan Israel yang terakhir, tatkala semua usaha untuk
memulihkannya menjadi sia-sia. Baik penindasan terhadap terhadap pemberontakan
dalam negeri maupun bantuan dari sekutu-sekutu, tidak dapat mencegah kehancuran
Israel.[11]
2.2.3.
Tujuan
Penulisan
Hubungan Hosea dengan
Gomer, istrinya yag melacur, menggambarkan ikatan perjanjian Yahweh dengan
Israel yang tidak setia (1:2). Dramatisir yang tajam dari kasih yang ditolak
dan kasih yang dipulihkan dalam perkawinannya menjadi dasar dari pemberitaannya
kepada satu bangsa yang “melacur”. Pernyataan kasih yang tabah terhadap Israel
sepanjang sejarah bangsa itu menjamin bahwa Allah akan tetap memellihara
janji-Nya untuk memulihkan mereka.[12]
1. Allah
mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjianNya dan dengan sungguh-sungguh
ingin menebus mereka dari kejahatan mereka.
2. Ketidaksetiaan
Gomer dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer
mengejar laki-laki lain, Israel mengejar Dewa-dewa lain, Gomer melakukan zinah
jasmani, Israel zinah rohani.[13]
2.2.4.
Kedudukan
Kitab dalam Kanon
Kitab Hosea dipilih
sebagai kitab pertama[14]
dalam kumpulan kitab para nabi kecil (“kitab kedua belas nabi”) yang ditulis
dalam sebuah gulungan. Karena kitabnya adalah yang terpanjang dari kitab-kitab
yang ditulis sebelum pembuangan bukan karena termasuk di antara nabi-nabi yang
awal (Amos mendahului dia beberapa tahun sebelumnya).[15]
2.3.Struktur Kitab[16]
1:1 Judul
1:2-3:5 Hosea merenungkan pemanggilannya dan
pelayanannya
1:2-12 pemanggilannya
2:1-22 Pesan
utamanya
3:1-5 Perkawinannya
dipulihkan oleh cinta kasih sejati
4:1-10:15 Penghukuman yang akan datang
4:1-14 Persengketaan Tuhan
4:15-6:6 Kemustahilan
pertobatan sejati
6:7-7:16 Kesabaran
Allah
8:1-14 Hukuman
melayang-layang di atas kepala
9:1-17 Awal
kesudahan
10:1-15 Menggali
akar-akarnya
11:1-13:6 Tragedi hukuman
11:1-11 Dukacita dan cinta kasih Tuhan
12:1-15 Kemakmurab
adalah melalui iman
13:1-14:1 Kematian
Efraim
14:2-9 Injil kasih karunia
14:2-4 Pertobatan yang benar
14:5-9 Diperdamaikan
dan dilahirkan kembali
14:10 Pelajaran yang harus diresapkan
2.4. Struktur Teks
Hos.
3:1 : cintailah perempuan yang
suka bersundal
dan berzinah
Hos.
3:2-3 : Aku membeli dia
Hos.
3:4-5 : Sesudah itu orang Israel
akan berbalik
2.5. Analisa Bentuk Sastra
Pasal1-3 berfungsi
sebagai pengantar kepada nubuat-nubuat dari pasal 4-14. Kisah perkawinan itu
disusun menurut suatu pola sastra yang secara teknis dikenal sebagai
palistrofe. Struktur pembalikan kata inimengimbangi tema-tema teologis penting
yang difokuskan pada satu pengajaran atau gagasan yang pokok.
Bagian daam kitab Hosea
sudah dilukiskan sebagai yang paling “puitis” dari semua tuisan nubuat. Gaya
sastranya adalah hibrida prosa dan puisi yang disusun dari bagian bahasa-bahasa
yang berbeda yang dikenal sebagai “prosa orakular” yang merupakan ciri khas
para nabi Ibrani.
2.6. Sitz Im Leben Hosea
1:2-6
2.6.1.
Konteks
sosial
Pada
konteks ini Israel meiliki sosial dan budaya menyembah berhala, kegiatan yang
bersifat Baal. Mereka juga banyak mendirikan mezbah-mezbah dan juga tugu-tugu
berhala (bnd. Hos 10:1) kegagalan Israel untuk bersyukur kepada Allah
dihubungkan dengan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Memuji para Baal
seolah-olah dewa-dewa yang telah melakukan apa yang sebenarnya telah dilakukan
oleh Allah (Hos. 2:7).[19]
2.6.2.
Konteks
Agama
Pada
masa Hosea, ibadat Hosea gagal memenuhi tujuannya.[20]
Kepercayaan Israel yang didasarkan pada pengalaman akan penyelamatan Allah
telah merosot menjadi ibadat kesuburan dimana orang mengucap syukur kepada Baal
untuk hasil panen (Hos. 2:11-12) dan tindakan amoral dirayakan sebagai
kewajiban agama (Hos. 4:12-14). Oarang-orang tidak mencari Firman Allah
melainkan puas dengan ramalan melalui ilmu tenung (Hos. 4:12). Pesta yang
berlebihan yang dilakukan orang kanaan, dilakukan juga oleh orang Israel;
mereka meraung dan melukai diri sendiri untuk memperoleh jawaban atas doa-doa
mereka (7:14 bnd 1 Raj. 18:28) dan itu menunjukkan betapa suranmnya kegagalan
mereka dibidang agama.[21]
2.6.3.
Konteks
Politik-ekonomi
Pemerintahan
Yorebeam dianggap sebagai abad keemasan dari kerajaan Utara. Dasar kebangkitan
politik bangsa itu sudah diletakkan pada Yoas, ayah Yorebeam. Yang sebelumnya
memimpin tiga ekspedisi meiliter yang berhasil melawan orang-orang Asyur atau
Aram (II Raj. 13:25), membebaskan Israel dari penindasan dan penghinaanbangsa
asing yang kemudian dilanjutkan oleh Yorebeam II. Kegagahan militer dan
kestabilan politik yang dicapai dibawah kepemimpinan Yorebeam yang cakap,
menghasilkan golongan pedagang yang kaya raya, kemakmuran kerajaan Yorebeam
ditunjukkan melalui kemegahan arsitektur, kemewahan materi, dan kelimpahan
dibidang pertanian.[22]
2.7. Analisa Teks
2.7.1.
Perbandingan
Bahasa
Penafsir
akan membandingkan tiga versi terjemahan yaitu NIV(New Internasional Version),
BDE(Bibel Dohot Ende), LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), yang diperhadapkan
dengan TM (Teks Masora).
Ayat
1
LAI :
bersundal dan berzinah
BDE : sada parompuan na
hinaholongani punguanna nian (seorang perempuan yang dicintai kelompoknya)
NIV :
adulteress (kelompok berzinah)
TM :
bersundal
dan berzinah וּמְנָאָפֶת
Keputusan : yang mendekati TM adalah LAI
Ayat
2
LAI :
Lalu aku membeli dia
BDE :
Jadi hutobus parompuan i (jadi ku tebus perempuan itu)
NIV :
So I bought her (jadi saya membeli dia)
TM :
וׇאֶכְרֶהׇ artinya dan aku
membeli dia
Keputusan : yang mendekati TM adalah LAI dan NIV
Ayat
5
LAI :
Sesudah itu
BDE :
Dung i di laonlaon ni ari (kemudian di lain hari)
NIV
: Afterward (setelah)
TM :
אַחַר artinya setelah
Keputusan : yang mendekati TM adalah NIV
2.7.2.
Kritik
Aparatus
Ayat
1
1. Pada teks massorah
terdapat kata אֲהֻבֵת yang berbentuk particip pasif singular feminim
artinya menjadi orang yang dikasihi
sedangkan kritik aparatus mengatakan barangkali yang dimaksudkan pada
ayat ini dituliskan sebagai berikut א֯הֶבֶת , bandingkanlah
terjemahan Yunani septuaginta (LXX), terjemahan Siria, dan terjemahan latin
Vulgate.
Keputusan
: penafsir menolak usulan apparatus kalau kata ini digabungkan dengan kalimat
setelah teks ini.
Ayat 3
Pada
teks massorah terdapat kata וְגַם־אֲנִ֮ yang berasal dari kata דׇם bentuk conjungtion yang artinya dan dia berkata , sedangkan kritik aparatus mengatakan
bandingkanlah dan sisipkanlah kata לא֯ אׇבו֯א
Keputusan:
penafsir tidak menerima usulan apparatus karena penafsir tidak menemukan makna
kata yang diusulkan apparatus.
Terjemahan Akhir
Ayat
1: Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “ Pergilah
lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal
dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun
mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis.
Ayat
2: dan
aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas
syikal perak dan satu setengah homer jelai.
Ayat
3: Aku berkata kepadanya: “Lama engkau
harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan
seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau.
Ayat
4: sebab lama orang Israel akan diam dengan
tidak ada Raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tubuh berhala dan tiada
efod dan terafim.
Ayat
5: Setelah
orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN Allah mereka, dan Daud, Raja
mereka. Mereka akan datang dengan gemetar kepada TUHAN dan kepada kebaikanNya
pada hari-hari yang terakhir.
2.8. Tafsiran
Ayat
1 : Cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah
Hosea
didesak untuk mencintai perempuan yang telah meninggalkannya untuk pergi
bersama laki-laki lain. Hosea dipanggil untuk mencintai seorang yang suka
berzina, yang tidak setia. Perempuan itu seperti orang-orang Israel, yang
menyukai botol-botol anggur, dan ikut serta dalam ritus Baal yang kafir yang
terlibat dalam mempersembahkan kue-kue[23]
dengan anggur kering.[24]
Hosea kini harus pergi menggambarkna kasih Allah bagi Israel dengan cara yang
baru. Ia harus pergi serta menyatakan
kasih dan perhatiannya untuk dia lagi, sama seperti yang dilakukan Allah bagi
Israel.[25]
Hosea pergi untuk mencintai lagi, dengan demikian ia akan memulai masa rayuan
yang sudah lama dan begitulah ditirunya cinta kasih Allah yang tidak
padam-padam untuk Israel.[26]
Kasih
yang dituntut dari Hosea adalah kasih yang gagah berani, dan memang itulah
intinya, karena kasihnya itu adalah miniatur kasih Allah. Allah tetap mengasihi
umatNya meskipun ketidaksetiaan mereka sangat mencolok (“mereka berpaling
kepada allah-allah lain”) yang tak mungkin Ia abaikan, dan meskipun mereka
dungu serta menganut nilai-nilai yang kasar dan kejam.[27] Dan
inti dari tugas Hosea ini adalah cinta kasih (Ibr. ‘ahab).[28]
Ayat 2-3
Dan
Hosea ditugaskan untuk membeli dia kembali. Dan harus membayar lima belas syikal perak dan satu setengah
homer jelai (bukan gandum). Satu sikal sama beratnya dengan ±11,5 gram.
Satu homer adalah suatu ukuran yang besarnya ± 400 liter. Dan diperkirakan
harganya adalah sekitar 15 sikal. Jadi jumlah seluruhnya adalah 30 sikal perak,
dan itu adalah harga seorang budak (Kel. 21:32). Maka jelaslah bahwa Hosea
bukanlah seorang yang berada; ia benar-benar harus berkorban untuk mendapat
kembali isterinya itu dan mencintai dia lagi. Cinta kasih dihargai dengan
hadiah tinggi.[29]
Kita
tidak tahu alasan sesungguhnya kenapa Gomer harus ditebus. Kita juga tidak
diberi tahu perasaan Hosea: kecuali cara dia mengumpulkan biaya yang harus dia
bayarkan.[30]
Nabi Hosea berkata kepada istrinya: engkau
harus diam padaku, artinya: tinggal di rumahku, akulah yang empunya engkau,
jangan lagi orang lain. Bahkan Hosea sendiri untuk sementara waktu tidak akan
melakukan hubungan kelamin dengan isterinya itu. Ia menerima kembali isterinya,
tetapi sekaligus mau menjauhkannya dari dosa lainnya dengan waktu yang disebut
“lama” tidak ditentukan.[31] Bagi
Bangsa Israel “waktu lama” belum berakhir atau di akhiri.[32]
Ayat 4-5
Kedua
ayat ini membuat interpretasi tebtang perbuatan-perumpamaan Hosea. Yang
memunculkan perspektif yang eskatologis (mengenai masa depan) di dalam dua
tahap. Ayat 4: disiksa untuk sementara dan dijauhkan godaan-godaan; ayat 5:
kembali kepada Allah.[33]
Pengalaman
Hosea dengan isterinya sama dengan pengalaman Allah dengan Israel, yang akan
lama diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin. Di pembuangan Israel tidak
akan memiliki pemerintahan sipil. Pembuangan ini bertujuan untuk menjauhkan
Israel dari godaan-godaan yang biasa
dilakukan orang Israel. Tiada efod[34]
dan tiada terafim, atau dewa-dewa. Hosea menyatakan bahwa pembuangan akan
menjadi suatu masa di mana obyek-obyek pemujaan yang amat dikasihi oleh Israel di zaman sebelum pembuangan akan
disingkirkan.[35]
Dan setelah lama tanpa raja atau pempimpin atau tanpa korban, Israel akan
kembali kepada Allah dan kepada raja mereka dari keturunan Daud, yaitu Mesias.
Mereka akan merendahkan diri, datang kepadaNya dengan dukacita menurut kehendak
Allah (2 Kor 7:10) dan menyadari bahwa mereka memerlukan Juruselamat, Yesus.[36]
2.9.Skopus
Cinta kasih: cinta kasih Allah
terhadap orang yang berdosa yang menunggu pertobatan bangsa yang dikasihi.
III.
Refleksi
Teologis
Refleksi yang dapat kita ambil dari teks
ini adalah bagaimana cinbtah kasih Hosea terhadap istrinya yang disimbolkan
sebagai cinta kasih Allah kepada bangsa Israel. Bagi Allah tidak ada yang
sulit, asalkan Ia dapat mengambil kembali umatNya yang tidak setia. Kita juga
dapat melihat Hosea melaksanakan perintah Allah tidak hanya menggunakan
kata-kata, namun dengan kehidupannnya dilakukan untuk mengumpamakan perbuatan
Allah hanya karena cinta kasih. Allah adalah kasih ( 1 Yoh.4:16), jika kita
percaya kepadaNya, Allah akan berada di dalam kita dan kita di dalam Dia.
IV.
Kesimpulan
Melalui
teks ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan keluarga Hosea di gambarakan
sebagaimana kehidupan atau keadaan Bangsa Israel pada konteks masa itu yang
suka bersundal atau menduakan Allah dengan menyembah allah-allah lain. Hosea
selalu mencintai atau mengasihi isterinya, demikian juga Allah yang selalu
mengharapkan pertobatan dari bangsa Israel.
V.
Daftar
Pustaka
...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang:Gandum Mas & LAI, 1974
...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Jakarta:BPK-GM, 1985
...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, Malang:Gandum Mas, 2005
Baxter, Sidlow, Menggali Isi Alkitab, Jakarta:BPK-GM, 1983
Blomendaal J., Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta:BPK-GM, 1999
Hill, Andrew E. &
Walton, Jhon H., Survey Perjanjian Lama, Malang:
Gandum Mas, 2004
Kidner, Derek, The Message Of Hosea, Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2009
Kuiper, A . de, Tafsiran Kitab Hosea, Jakarta:BPK-GM,
2008
Lasor, W.S., Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan
Nubuat, Jakarta:BPK-GM, 2012
Lumintang, Stweri I., Theologia Abu-abu Pluralisme Agama, Malang:Gandum
Mas, 2004
Saragih, Agus Jetron, Eksegese Naratif, Medan: P3M, 2006
Sitompul, A.A. &
Beyer, Ulrich, Metode Penafsiran Alkitab,
Jakarta:BPK-GM, 2004
[1] A.A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode
Penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM, 2004), 31
[2] Stweri I. Lumintang, Theologia
Abu-abu Pluralisme Agama, (Malang:Gandum Mas, 2004), 170-174
[3] Agus Jetron Saragih, Eksegese
Naratif, (Medan: P3M, 2006), 29
[4] A.A. Sitompul & Ulrich
Beyer, Metode Penafsiran Alkitab,
36-37
[5] Andrew E. Hill & Jhon H.
Walton, Survey Perjanjian Lama, (Malang:
Gandum Mas, 2004), 587
[6] Sidlow Baxter, Menggali Isi
Alkitab, (Jakarta:BPK-GM, 1983), 314
[7] J. Blomendaal, Pengantar Kepada
Perjanjian Lama, (Jakarta:BPK-GM, 1999), 126
[8] A . de Kuiper, Tafsiran Kitab
Hosea, (Jakarta:BPK-GM, 2008), 2
[9] Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004),
[10] Andrew E. Hill & Jhon H.
Walton, Survey Perjanjian Lama, 589
[11] W.S. Lasor dkk, Pengantar
Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat,212
[12] Andrew E. Hill & Jhon H.
Walton, Survey Perjanjian Lama,592
[13] ...., Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan, (Malang:Gandum Mas & LAI, 1974), 1371
[14] Di urutkan dengan menggunakan dua prinsip : 1. Kitab-kitab diatur
secara kronologis, mua-mula nabi pra-exilis, kemudian nabi post-exilis. 2.
Kitab ini diatur menurut besarnya/tebalnya, lih. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta:BPK-GM,
2010), 125
[15] W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan
Nubuat,209
[16] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini
2, (Jakarta:BPK-GM, 1985), 572-573
[17] Andrew E. Hill & Jhon H.
Walton, Survey Perjanjian Lama,593
[18] Andrew E. Hill & Jhon H.
Walton, Survey Perjanjian Lama, 594
[19] W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan
Nubuat, (Jakarta:BPK-GM, 2012),224
[20] W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan
Nubuat,225
[21] W.S. Lasor dkk, Pengantar
Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat,225-226
[22] Andrew E. Hill & Jhon H.
Walton, Survey Perjanjian Lama,590
[23] Kue yang dimaksud adalah kue-kuean dari buah anggur dan dipergunakan
apabila diadakan pesta-pesta pmujaan Baal.
[24] ...., Tafsiran Alkitab Wycliffe,
(Malang:Gandum Mas, 2005), 957
[25] ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,1376
[26] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2,578
[27] Derek kidner, The Message Of Hosea, (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2009), 52
[28] A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea,51
[29] A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea, (Jakarta:BPK-GM,
2008), 52-53
[30] Derek kidner, The Message Of Hosea,53
[31] A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea,53
[32] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, 578
[33] A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea,53
[34] Bagian dari pakaian imam besar, secara harfiah “melapisi” (Kel.
28:6-14),
[35] ...., Tafsiran Alkitab Wycliffe,957-958
[36] ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,1376
No comments:
Post a Comment