Thursday, March 23, 2017

Tafsiran dengan Metode Historis Kritis Terhadap Hosea 3:1-5



Nama              : Johannes nababan
Mata Kuliah  : Hermeneutika PL

Tafsiran dengan Metode Historis Kritis
Terhadap Hosea 3:1-5
I.                    Pendahuluan
Alkitab akan lebih mudah dipahami apabila sudah ditafsirkan, karena jika hanya dibaca akan sulit menemukan maknanya. Salah satu metode yang yang dilakukan adalah dengan historis kritis pada kitab Hosea. Semoga kita dapat menggali makna teks, maksud dan tujuan teks tersebut dan apa refleksinya atau relevansinya pada masa sekarang.  

II.                Pembahasan
2.1. Metode penafsiran Historis Kritis
Historis kritis adalah salah satu usaha untuk mendekati pengertian Perjanjian Lama dari sistem-sistem seperti pendekatan antropologi, religio-historis, kesusteraan, sosiologi, arkeologi, dan teologi yang mendekati kritik histori.[1] Kritik historis terhadap Alkitab bermula dri usaha para penafsir untuk mengerti kondisi sejarah penulisan kitab-kitab yang kemudan berkembang pesat sehingga menjadi beberapa bentuk kritis, yaitu: kritik bentuk, kritik tradisi, kritik redaksi, dan kritik teks.[2] Kritik historis berkembang pada abad ke-19 dan mencapai kejayaan sampai abad ke-20.
Ada tiga dasar pedekatan historis kritis, yaitu:
1.      Alkitab sebagai buku sejarah yang harus disellidiki sama seperti buku-buku lain.
2.      Penelitian ilmiah terhadap Alkitab harus bebas dari kukungan dan tuntutan doktrin dan tradisi gereja.
3.      Fungsi analisa tidak hanya menyangkut keputusan tetapi harus mencapai penilaian terhadap teks-teks Alkitab.[3]
Metode penafsiran historis kritis sangat penting dalam penafsiran karena dapat menjangkau teks asli yang dapat dipercayai. Dengan mengadakan rekontruksi teks yang terjadi pada masa teks ditulis, yang diterima sebelum pengkanonan seluruh Alkitab. Dengan metode ini penafsir juga akan mempelajari teks yang ditafsir dan kemudian dimampukan untuk mengenal kesalahan-kesalahan yang akan dibenarkan, bagaimna ia melengkapi, menyisipkan, memelihara sampai pada penulisan-penulisan yang kurang atau berlebih.[4]
Kelemahan dan kelebihan historis kritis :
Kelemahan :
1.      Analisa sejarah bersifat dugaan
2.      Alkitab dipahami sebagai buku sejarah
3.      Dalam penfsiran yang digunakan tidak sama dengan kitab lain, sehingga banyak orang mengabaikan Alkitab secara totalitas.
4.      Bersifat ilmiah dan sering kehillangan makna teks smpai masa ini.
5.      Adanya perubahan-perubahan teks sehingga tidak terlihat kesinambungan dengan tekslainnya.
Kelebihan :
1.    Adanya pendekatan diakronis
2.    Membuka jalan pembaca modern tentang makna teks Alkitabiah
3.    Memahami makna teks secara mendalam tanpa mengeluarkan makna teks yang terkandung didalamnya.

2.2. Analisa Sejarah
2.2.1.      Latar belakang Kitab Hosea
Nabi Hosea adalah anak laki-laki Beeri dan merupakan penduduk Israel selama “abad keemasan” kerajaan di bawah Raja Yorebeam II. Hosea berarti “pertolongan” atau “kelepasan”.[5]Hosea adalah seorang nabi yang hidup pada masa krisis, dimana Bangsa Israel telah tenggelam kedalam lembah kejahatan dan Tuhan menyuruh Hosea melayani Israel dari tahun 785-725.[6] Nabi Hosea hidup kira-kira pada tahun 750 sM di Israel Utara. Dia hidup pada masa yang sama dengan masa Amos dan Yesaya. Dasar pemberitaan yang dibawanya adalah “Kasih Allah yang dalam terhadap umat-Nya”. Tidak banyak diketahui mengenai kehidupan pribadinya, hanya bahwa dia atas perintah Allah, kawin dengan perempuan sundal yang bernama Gomer dan menikah lagi dengan perempuan lain. Dia mempunyai tiga orang anak. Perkawinan Hosea mmepunyai arti simbolis. Seperti istri-istrinya yang kurang setia terhadap Hosea, begitu juga Bangsa Israel kurang setia kepada Yahwe.[7]
Tidak ada seorangpun diantara para “nabi kecil” yang kehidupannya begitu jauh terlibat di dalam pemberitaannya seperti Hosea. Dimana semua kehidupan perkawinan dan kekeluargaannya telah menjadi suatu perumpamaan bagi pemberitaannya (pasal 1-3).[8]
Note:Jangan Di Copy Bulat2 Coy,
      Belajarlah dengan Giat, Saya masukkan ini sebagai referensi bagi yang Membutuhkan.
2.2.2.      Penulisan dan Waktu Penulisan
Ayat pertama dari kitab ini menunjukkan bahwa kitab ini merupakan karya Hosea.[9] Pesan Hosea kemungkinan ditulis pada suatu waktu antara pembayaran upeti oleh raja Menahem kepada Tinglat-Pileser III dari Asyur (sekitar tahun 739 SM);sebagaimana diisyaratkan dalam 5:13; 8:9; 12:1.[10] Pelayanan Hosea mencakup masa sulit kira-kira tahun 750-725 sM. Ia harus menyaksikan kesusahan Israel yang terakhir, tatkala semua usaha untuk memulihkannya menjadi sia-sia. Baik penindasan terhadap terhadap pemberontakan dalam negeri maupun bantuan dari sekutu-sekutu, tidak dapat mencegah kehancuran Israel.[11]

2.2.3.      Tujuan Penulisan
Hubungan Hosea dengan Gomer, istrinya yag melacur, menggambarkan ikatan perjanjian Yahweh dengan Israel yang tidak setia (1:2). Dramatisir yang tajam dari kasih yang ditolak dan kasih yang dipulihkan dalam perkawinannya menjadi dasar dari pemberitaannya kepada satu bangsa yang “melacur”. Pernyataan kasih yang tabah terhadap Israel sepanjang sejarah bangsa itu menjamin bahwa Allah akan tetap memellihara janji-Nya untuk memulihkan mereka.[12]
1.      Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjianNya dan dengan sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatan mereka.
2.      Ketidaksetiaan Gomer dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer mengejar laki-laki lain, Israel mengejar Dewa-dewa lain, Gomer melakukan zinah jasmani, Israel zinah rohani.[13]
2.2.4.      Kedudukan Kitab dalam Kanon
Kitab Hosea dipilih sebagai kitab pertama[14] dalam kumpulan kitab para nabi kecil (“kitab kedua belas nabi”) yang ditulis dalam sebuah gulungan. Karena kitabnya adalah yang terpanjang dari kitab-kitab yang ditulis sebelum pembuangan bukan karena termasuk di antara nabi-nabi yang awal (Amos mendahului dia beberapa tahun sebelumnya).[15]
2.3.Struktur Kitab[16]
1:1                  Judul
1:2-3:5            Hosea merenungkan pemanggilannya dan pelayanannya
                       1:2-12               pemanggilannya
                       2:1-22               Pesan utamanya
                       3:1-5                 Perkawinannya dipulihkan oleh cinta kasih sejati
4:1-10:15        Penghukuman yang akan datang
                       4:1-14               Persengketaan Tuhan
                       4:15-6:6            Kemustahilan pertobatan sejati
                       6:7-7:16            Kesabaran Allah
                       8:1-14               Hukuman melayang-layang di atas kepala
                       9:1-17               Awal kesudahan
                       10:1-15             Menggali akar-akarnya

11:1-13:6        Tragedi hukuman
                       11:1-11             Dukacita dan cinta kasih Tuhan
                       12:1-15             Kemakmurab adalah melalui iman
                       13:1-14:1          Kematian Efraim
14:2-9             Injil kasih karunia
                       14:2-4               Pertobatan yang benar
                       14:5-9               Diperdamaikan dan dilahirkan kembali
14:10              Pelajaran yang harus diresapkan

2.4. Struktur Teks
Hos. 3:1           : cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah
Hos. 3:2-3       : Aku membeli dia
Hos. 3:4-5       : Sesudah itu orang Israel akan berbalik

2.5. Analisa Bentuk Sastra
2.5.1.      Analisa Bentuk[17]
Pasal1-3 berfungsi sebagai pengantar kepada nubuat-nubuat dari pasal 4-14. Kisah perkawinan itu disusun menurut suatu pola sastra yang secara teknis dikenal sebagai palistrofe. Struktur pembalikan kata inimengimbangi tema-tema teologis penting yang difokuskan pada satu pengajaran atau gagasan yang pokok.
2.5.2.      Analisa Sastra[18]
Bagian daam kitab Hosea sudah dilukiskan sebagai yang paling “puitis” dari semua tuisan nubuat. Gaya sastranya adalah hibrida prosa dan puisi yang disusun dari bagian bahasa-bahasa yang berbeda yang dikenal sebagai “prosa orakular” yang merupakan ciri khas para nabi Ibrani.
2.6. Sitz Im Leben Hosea 1:2-6
2.6.1.      Konteks sosial
Pada konteks ini Israel meiliki sosial dan budaya menyembah berhala, kegiatan yang bersifat Baal. Mereka juga banyak mendirikan mezbah-mezbah dan juga tugu-tugu berhala (bnd. Hos 10:1) kegagalan Israel untuk bersyukur kepada Allah dihubungkan dengan penyembahan berhala yang mereka lakukan. Memuji para Baal seolah-olah dewa-dewa yang telah melakukan apa yang sebenarnya telah dilakukan oleh Allah (Hos. 2:7).[19]

2.6.2.      Konteks Agama
Pada masa Hosea, ibadat Hosea gagal memenuhi tujuannya.[20] Kepercayaan Israel yang didasarkan pada pengalaman akan penyelamatan Allah telah merosot menjadi ibadat kesuburan dimana orang mengucap syukur kepada Baal untuk hasil panen (Hos. 2:11-12) dan tindakan amoral dirayakan sebagai kewajiban agama (Hos. 4:12-14). Oarang-orang tidak mencari Firman Allah melainkan puas dengan ramalan melalui ilmu tenung (Hos. 4:12). Pesta yang berlebihan yang dilakukan orang kanaan, dilakukan juga oleh orang Israel; mereka meraung dan melukai diri sendiri untuk memperoleh jawaban atas doa-doa mereka (7:14 bnd 1 Raj. 18:28) dan itu menunjukkan betapa suranmnya kegagalan mereka dibidang agama.[21]


2.6.3.      Konteks Politik-ekonomi
Pemerintahan Yorebeam dianggap sebagai abad keemasan dari kerajaan Utara. Dasar kebangkitan politik bangsa itu sudah diletakkan pada Yoas, ayah Yorebeam. Yang sebelumnya memimpin tiga ekspedisi meiliter yang berhasil melawan orang-orang Asyur atau Aram (II Raj. 13:25), membebaskan Israel dari penindasan dan penghinaanbangsa asing yang kemudian dilanjutkan oleh Yorebeam II. Kegagahan militer dan kestabilan politik yang dicapai dibawah kepemimpinan Yorebeam yang cakap, menghasilkan golongan pedagang yang kaya raya, kemakmuran kerajaan Yorebeam ditunjukkan melalui kemegahan arsitektur, kemewahan materi, dan kelimpahan dibidang pertanian.[22]

2.7. Analisa Teks
2.7.1.      Perbandingan Bahasa
Penafsir akan membandingkan tiga versi terjemahan yaitu NIV(New Internasional Version), BDE(Bibel Dohot Ende), LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), yang diperhadapkan dengan TM (Teks Masora).
Ayat 1
LAI                 : bersundal dan berzinah
BDE                : sada parompuan na hinaholongani punguanna nian (seorang perempuan yang dicintai kelompoknya)
NIV                 : adulteress (kelompok berzinah)
TM                  :                   bersundal dan berzinah          וּמְנָאָפֶת
Keputusan       : yang mendekati TM adalah LAI
Ayat 2
LAI                 : Lalu aku membeli dia
BDE                : Jadi hutobus parompuan i (jadi ku tebus perempuan itu)
NIV                 : So  I bought her (jadi saya membeli dia)
TM                  : וׇאֶכְרֶהׇ artinya dan aku membeli dia
Keputusan       : yang mendekati TM adalah LAI dan NIV
Ayat 5
LAI                 : Sesudah itu
BDE                : Dung i di laonlaon ni ari (kemudian di lain hari)
NIV                : Afterward (setelah)
TM                  : אַחַר artinya setelah
Keputusan       : yang mendekati TM adalah NIV

2.7.2.      Kritik Aparatus
Ayat 1
1. Pada teks massorah terdapat kata   אֲהֻבֵת   yang berbentuk particip pasif singular feminim  artinya menjadi orang yang dikasihi  sedangkan kritik aparatus mengatakan barangkali yang dimaksudkan pada ayat ini dituliskan sebagai berikut   א֯הֶבֶת   , bandingkanlah terjemahan Yunani septuaginta (LXX), terjemahan Siria, dan terjemahan latin Vulgate.
Keputusan : penafsir menolak usulan apparatus kalau kata ini digabungkan dengan kalimat setelah teks ini.
                        Ayat 3
Pada teks massorah terdapat kata וְגַם־אֲנִ֮  yang berasal dari kata דׇם bentuk conjungtion yang artinya dan dia berkata , sedangkan kritik aparatus mengatakan bandingkanlah dan sisipkanlah kata לא֯ אׇבו֯א     
Keputusan: penafsir tidak menerima usulan apparatus karena penafsir tidak menemukan makna kata yang diusulkan apparatus.

                        Terjemahan Akhir
Ayat 1: Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “ Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis.
Ayat 2: dan aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer  jelai.
Ayat 3: Aku berkata kepadanya: “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau.
Ayat 4: sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada Raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tubuh berhala dan tiada efod dan terafim.
Ayat 5: Setelah orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN Allah mereka, dan Daud, Raja mereka. Mereka akan datang dengan gemetar kepada TUHAN dan kepada kebaikanNya pada hari-hari yang terakhir.

2.8. Tafsiran
Ayat 1 : Cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah
Hosea didesak untuk mencintai perempuan yang telah meninggalkannya untuk pergi bersama laki-laki lain. Hosea dipanggil untuk mencintai seorang yang suka berzina, yang tidak setia. Perempuan itu seperti orang-orang Israel, yang menyukai botol-botol anggur, dan ikut serta dalam ritus Baal yang kafir yang terlibat dalam mempersembahkan kue-kue[23] dengan anggur kering.[24] Hosea kini harus pergi menggambarkna kasih Allah bagi Israel dengan cara yang baru. Ia harus pergi  serta menyatakan kasih dan perhatiannya untuk dia lagi, sama seperti yang dilakukan Allah bagi Israel.[25] Hosea pergi untuk mencintai lagi, dengan demikian ia akan memulai masa rayuan yang sudah lama dan begitulah ditirunya cinta kasih Allah yang tidak padam-padam untuk Israel.[26]
Kasih yang dituntut dari Hosea adalah kasih yang gagah berani, dan memang itulah intinya, karena kasihnya itu adalah miniatur kasih Allah. Allah tetap mengasihi umatNya meskipun ketidaksetiaan mereka sangat mencolok (“mereka berpaling kepada allah-allah lain”) yang tak mungkin Ia abaikan, dan meskipun mereka dungu serta menganut nilai-nilai yang kasar dan kejam.[27] Dan inti dari tugas Hosea ini adalah cinta kasih (Ibr. ‘ahab).[28]
Ayat 2-3
Dan Hosea ditugaskan untuk membeli dia kembali. Dan harus membayar lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai (bukan gandum). Satu sikal sama beratnya dengan ±11,5 gram. Satu homer adalah suatu ukuran yang besarnya ± 400 liter. Dan diperkirakan harganya adalah sekitar 15 sikal. Jadi jumlah seluruhnya adalah 30 sikal perak, dan itu adalah harga seorang budak (Kel. 21:32). Maka jelaslah bahwa Hosea bukanlah seorang yang berada; ia benar-benar harus berkorban untuk mendapat kembali isterinya itu dan mencintai dia lagi. Cinta kasih dihargai dengan hadiah tinggi.[29]
Kita tidak tahu alasan sesungguhnya kenapa Gomer harus ditebus. Kita juga tidak diberi tahu perasaan Hosea: kecuali cara dia mengumpulkan biaya yang harus dia bayarkan.[30] Nabi Hosea berkata kepada istrinya: engkau harus diam padaku, artinya: tinggal di rumahku, akulah yang empunya engkau, jangan lagi orang lain. Bahkan Hosea sendiri untuk sementara waktu tidak akan melakukan hubungan kelamin dengan isterinya itu. Ia menerima kembali isterinya, tetapi sekaligus mau menjauhkannya dari dosa lainnya dengan waktu yang disebut “lama” tidak ditentukan.[31] Bagi Bangsa Israel “waktu lama” belum berakhir atau di akhiri.[32]
Ayat 4-5
Kedua ayat ini membuat interpretasi tebtang perbuatan-perumpamaan Hosea. Yang memunculkan perspektif yang eskatologis (mengenai masa depan) di dalam dua tahap. Ayat 4: disiksa untuk sementara dan dijauhkan godaan-godaan; ayat 5: kembali kepada Allah.[33]
Pengalaman Hosea dengan isterinya sama dengan pengalaman Allah dengan Israel, yang akan lama diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin. Di pembuangan Israel tidak akan memiliki pemerintahan sipil. Pembuangan ini bertujuan untuk menjauhkan Israel dari godaan-godaan yang  biasa dilakukan orang Israel. Tiada efod[34] dan tiada terafim, atau dewa-dewa. Hosea menyatakan bahwa pembuangan akan menjadi suatu masa di mana obyek-obyek pemujaan yang amat dikasihi  oleh Israel di zaman sebelum pembuangan akan disingkirkan.[35] Dan setelah lama tanpa raja atau pempimpin atau tanpa korban, Israel akan kembali kepada Allah dan kepada raja mereka dari keturunan Daud, yaitu Mesias. Mereka akan merendahkan diri, datang kepadaNya dengan dukacita menurut kehendak Allah (2 Kor 7:10) dan menyadari bahwa mereka memerlukan Juruselamat, Yesus.[36]




2.9.Skopus
Cinta kasih: cinta kasih Allah terhadap orang yang berdosa yang menunggu pertobatan bangsa yang dikasihi.
III.             Refleksi Teologis
Refleksi yang dapat kita ambil dari teks ini adalah bagaimana cinbtah kasih Hosea terhadap istrinya yang disimbolkan sebagai cinta kasih Allah kepada bangsa Israel. Bagi Allah tidak ada yang sulit, asalkan Ia dapat mengambil kembali umatNya yang tidak setia. Kita juga dapat melihat Hosea melaksanakan perintah Allah tidak hanya menggunakan kata-kata, namun dengan kehidupannnya dilakukan untuk mengumpamakan perbuatan Allah hanya karena cinta kasih. Allah adalah kasih ( 1 Yoh.4:16), jika kita percaya kepadaNya, Allah akan berada di dalam kita dan kita di dalam Dia.
IV.             Kesimpulan
Melalui teks ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan keluarga Hosea di gambarakan sebagaimana kehidupan atau keadaan Bangsa Israel pada konteks masa itu yang suka bersundal atau menduakan Allah dengan menyembah allah-allah lain. Hosea selalu mencintai atau mengasihi isterinya, demikian juga Allah yang selalu mengharapkan pertobatan dari bangsa Israel.

V.                Daftar Pustaka
...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang:Gandum Mas & LAI, 1974
...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Jakarta:BPK-GM, 1985
...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, Malang:Gandum Mas, 2005
Baxter, Sidlow, Menggali Isi Alkitab, Jakarta:BPK-GM, 1983
Blomendaal J., Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta:BPK-GM, 1999
Hill, Andrew E. & Walton, Jhon H., Survey Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2004
Kidner, Derek, The Message Of Hosea, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2009
Kuiper, A . de, Tafsiran Kitab Hosea, Jakarta:BPK-GM, 2008
Lasor, W.S., Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat, Jakarta:BPK-GM, 2012
Lumintang, Stweri I., Theologia Abu-abu Pluralisme Agama, Malang:Gandum Mas, 2004
Saragih, Agus Jetron, Eksegese Naratif, Medan: P3M, 2006
Sitompul, A.A. & Beyer, Ulrich, Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta:BPK-GM, 2004



[1] A.A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM, 2004), 31
[2] Stweri I. Lumintang, Theologia Abu-abu Pluralisme Agama, (Malang:Gandum Mas, 2004), 170-174
[3] Agus Jetron Saragih, Eksegese Naratif, (Medan: P3M, 2006), 29
[4]  A.A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, 36-37
[5]  Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004), 587
[6] Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab, (Jakarta:BPK-GM, 1983), 314 
[7] J. Blomendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta:BPK-GM, 1999), 126
[8] A . de Kuiper, Tafsiran Kitab Hosea, (Jakarta:BPK-GM, 2008), 2
[9] Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004), 
[10]  Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama, 589
[11] W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat,212
[12]  Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama,592
[13] ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang:Gandum Mas & LAI, 1974), 1371
[14] Di urutkan dengan menggunakan dua prinsip : 1. Kitab-kitab diatur secara kronologis, mua-mula nabi pra-exilis, kemudian nabi post-exilis. 2. Kitab ini diatur menurut besarnya/tebalnya, lih. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta:BPK-GM, 2010), 125
[15]  W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat,209
[16] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, (Jakarta:BPK-GM, 1985), 572-573 
[17]  Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama,593
[18]  Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama, 594
[19]  W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat, (Jakarta:BPK-GM, 2012),224
[20]  W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat,225
[21] W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Sastra dan Nubuat,225-226
[22]  Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survey Perjanjian Lama,590
[23] Kue yang dimaksud adalah kue-kuean dari buah anggur dan dipergunakan apabila diadakan pesta-pesta pmujaan Baal. 
[24] ...., Tafsiran Alkitab Wycliffe, (Malang:Gandum Mas, 2005), 957
[25]  ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,1376
[26]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2,578
[27]  Derek kidner, The Message Of Hosea, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2009), 52
[28]  A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea,51
[29]  A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea, (Jakarta:BPK-GM, 2008), 52-53
[30]  Derek kidner, The Message Of Hosea,53
[31]  A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea,53
[32]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, 578
[33]  A. De Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea,53
[34] Bagian dari pakaian imam besar, secara harfiah “melapisi” (Kel. 28:6-14),
[35]  ...., Tafsiran Alkitab Wycliffe,957-958
[36]  ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,1376

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...