Sunday, March 26, 2017

Tafsiran dengan Metode Historis Kritis Terhadap 2 Samuel 23:1-7



Nama              : Johannes Nababan
Mata Kuliah  : Hermeneutika PL  
Tafsiran dengan Metode Historis Kritis
Terhadap 2 Samuel 23:1-7
I.                    Pendahuluan
Alkitab akan lebih mudah dipahami apabila sudah ditafsirkan dan digali makna teks tersebut. Karena jika hanya dibaca akan sulit menemukan maknanya. Salah satu metode yang yang dilakukan adalah dengan historis kritis pada kitab 2 Samuel 23:1-7 . Semoga kita dapat menggali makna teks, maksud dan tujuan teks tersebut dan apa refleksi atau relevansinya pada masa sekarang.

II.                Pembahasan
2.1. Metode penafsiran Historis Kritis
Historis kritis adalah salah satu usaha untuk mendekati pengertian Perjanjian Lama dari sistem-sistem seperti pendekatan antropologi, religio-historis, kesusteraan, sosiologi, arkeologi, dan teologi yang mendekati kritik histori.[1] Kritik historis terhadap Alkitab bermula dri usaha para penafsir untuk mengerti kondisi sejarah penulisan kitab-kitab yang kemudan berkembang pesat sehingga menjadi beberapa bentuk kritis, yaitu: kritik bentuk, kritik tradisi, kritik redaksi, dan kritik teks.[2] Kritik historis berkembang pada abad ke-19 dan mencapai kejayaan sampai abad ke-20.
Ada tiga dasar pendekatan historis kritis, yaitu:
1.      Alkitab sebagai buku sejarah yang harus disellidiki sama seperti buku-buku lain.
2.      Penelitian ilmiah terhadap Alkitab harus bebas dari kukungan dan tuntutan doktrin dan tradisi gereja.
3.      Fungsi analisa tidak hanya menyangkut keputusan tetapi harus mencapai penilaian terhadap teks-teks Alkitab.[3]
Note:Jangan Di Copy Bulat2 Coy,
      Belajarlah dengan Giat, Saya masukkan ini sebagai referensi bagi yang Membutuhkan.


Metode penafsiran historis kritis sangat penting dalam penafsiran karena dapat menjangkau teks asli yang dapat dipercayai. Dengan mengadakan rekontruksi teks yang terjadi pada masa teks ditulis, yang diterima sebelum pengkanonan seluruh Alkitab. Dengan metode ini penafsir juga akan mempelajari teks yang ditafsir dan kemudian dimampukan untuk mengenal kesalahan-kesalahan yang akan dibenarkan, bagaimna ia melengkapi, menyisipkan, memelihara sampai pada penulisan-penulisan yang kurang atau berlebih.[4]
Kelemahan dan kelebihan historis kritis :
Kelemahan :
1.      Analisa sejarah bersifat dugaan
2.      Alkitab dipahami sebagai buku sejarah
3.      Dalam penafsiran yang digunakan tidak sama dengan kitab lain, sehingga banyak orang mengabaikan Alkitab secara totalitas.
4.      Bersifat ilmiah dan sering kehillangan makna teks sampai masa ini.
5.      Adanya perubahan-perubahan teks sehingga tidak terlihat kesinambungan dengan tekslainnya.
Kelebihan :
1.    Adanya pendekatan diakronis
2.    Membuka jalan pembaca modern tentang makna teks Alkitabiah
3.    Memahami makna teks secara mendalam tanpa mengeluarkan makna teks yang terkandung didalamnya.

2.2. Analisa Sejarah
2.2.1.      Latar Belakang Kitab
Kitab Samuel semula hanya merupakan satu kitab, namun kemudian dibagi menjadi dua jilid (pada awal tarikh Masehi). Pembagian tersebut pertama kali dilakukan dalam Septuaginta yang menganggap kitab samuel dan Raja-raja sebagai bagian dari satu karya utuh yang disebut kitab kerajaan.[5]
Secara bersama-sama kedua kitab ini meliputi periode peralihan dari hakim-hakim sampai pada pendirian monarki untuk memimpin mereka (Israel) dalam kepercayaan melawan bangsa Filistin. Mereka rupanya menyadari bahwa hanya dengan satu organisasi yang baik dan satu angkatan perang yang terlatih dan berdisiplin tinggi, musuh-musuh dapat dikalahkan. Namun, tidaklah mudah mengumpulkan para sukarelawan dari berbagai suku Israel dalam waktu yang singkat dalam suatu peperangan, sebagaimana yang dilakukan para hakim dahulu. Karena itu orang Israel memerlukan seorang pemimpin yang dapat membangun suatu angkatan perang yang kuat dan terlatih. Dan Samuel mempersiapkan peranannya untuk menjadi pemimpin seperti yang diharapkan bangsa Israel.[6] 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).[7]

2.2.2.      Penulis dan Waktu Penulisan
Menurut tradisi Yahudi (Talmud), kitab 1 dan 2 Samuel dituliskan oleh Samuel sendiri sebab dalam kitab ini dia mempunyai peranan yang dominan,[8] dan mungkin juga dibantu atau bersama dengan Natan dan Gad, sebagaimana tersirat dalam 1 Tawarikh 29:29.[9] Peristiwa-peristiwa dalam kitab ini terjadi antara akhir abad ke-11 dan bagian dari awal abad ke-10 SM, tetapi sulit untuk memastikan kapan peristiwa-peristiwa itu dicatat. Tidak ada alasan tertentu untuk menetapkan tanggal dari sumber-sumber yang digunakan oleh penyusun dari peristiwa-peristiwa tersebut.[10]

2.2.3.      Tujuan Penulisan
Tujuan kitab Samuel adalah memusatkan perhatian pada permulaan kerajaan Israel, dengan segala cita-cita dan kemampuannya.[11] 2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1-30:20).[12]


2.2.4.      Kedudukan Kitab dalam Kanon
Para pengarang Septuanginta (LXX) menganggap Samuel dan Raja-raja selaku suatu hikayat Kerajaan Israel yang lengkap. Sejak abad 16 kebanyakan terbitan PL dalam bahasa Ibrani mengikuti susunan yang membagikan kitab Samuel yang asli menjadi 2 bagian serta menyebutnya 1 Samuel dan 2 Samuel.[13]

2.2.5.      Ciri-ciri Khas Kitab 2 Samuel[14]
1.      2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun.
2.      Titik pusat kitab ini (pasal. 11) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria.
3.      Menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah:
4.      Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
5.      Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinahan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.

2.3.Struktur Kitab[15]
1 Samuel
1:1-7 : 14        Masa muda Samuel
                        1:1-3:21           Samuel dan Eli
                        4:1-7:14           Perang dengan bangsa Filistin
7:15-15:35      Samuel dan Saul
                        7:15-12:25       Saul menjadi raja
                        13:1-14:52       Perang dengan bangsa Filistin
                        15:1-35            Kekalahan bangsa Amalek
16:1-31:13      Saul dan Daud
                        16:1-17:58       Daud memasuki istana raja
                        18:1-20:42       Daud dan Yonatan
                        21:1-26:25       Masa Daud dalam pengejaran
                        27:1-30:31       Daud di daerah Filistin
                        31:1-13            Kekalahan dan kematian Saul dan Yonatan
 2 Samuel
1:1-8:18          Permulaan pemerintahan Daud
                        1:1-27              Sikap Daud terhadap berita kematian Saul
                        2:1-4:12           Daud dan Isyboset
                        5:1-25              Daud mengalahkan bangsa Filistin
                        6:1-7:29           Daud, tabut perjanjian dan rumah Allah
                        8:1-18              Kemenangan-kemenangan Daud selanjutnya
9:1-20:26        Raja Daud dan penghuni istananya
                        9:1-13              Daud dan Mefiboset
                        10:1-12:31       Perang melawan bangsa Amon dengan segala akibatnya
                        13:1-18:33       Daud dengan para puteranya
                        19:1-20:26       Masa kembalinya Daud, pemberontakan Seba
21:1-24:25      Pemerintahan Daud : persoalan dan harapan
                        21:1-22            Kelaparan dan peperangan
                        22:1-23:7         Dua mazmur karangan Daud
                        23:8-39            Pahlawan-pahlawan Daud
                        24:1-25            Sensus dan bala sampar
2.4. Analisa Bentuk Sastra
2.4.1.      Analisa Bentuk
Dalam II Samuel memiliki bentuk teks sebuah sejarah kerajaan. Sejarah yang berisikan bagaimana Daud memimpin bangsa Israel dan hal pewarisan kerajaan.[16] 
2.4.2.      Analisa Sastra
Adannya bentuk puisi dan nasehat yang diberikan oleh Daud agar di dalam memimpin manusia hendaklah dengan takut akan Allah sehingga apapun yang dilakukan tetap sesuai dengan kehendak Allah.
2.4.3.      Analisa Redaksi
Dalam kritik redaksi ini salah satu bukti penjelasannya ialah bahwa ada dua dokumen yang mencerminkan sikap yang berbeda-beda terhadap jabatan raja dan keduanya telah dijalin menjadi satu. Seperti analisis Kennedy (1905) mengatakan bahwa sumber mendukung kerajaan yang disebut M lebih tua dan meliputi sebagian besar II Samuel. Sumber yang menentang kerajaan disebutnya D (Deuteronomik) dan sumber ini menggambarkan pemerintahan atas bangsa Israel.[17]
2.4.4.      Analisa Sumber
Dalam kritik sumber kitab II Samuel ini memilki pengaruh dengan sumber E dan J dimana kitab II Samuel ini cenderung menekankan latar belakang dan asal usul berbagai bagian kitab misalnya berpendapat bahwa  cerita-cerita kuno telah digabungkan menjadi rangkaian cerita, masing-masing dengan tujuan sendiri. Dimana kisah ini menceritakan tentang tabut Tuhan (2 Sam. 6) dan pemerintahan Daud (2 Sam 9-20). Kerangka dalam penyuntingan kitab II Samuel hampir tidak dapat dilihat; sebagian besar berupa cerita yang lugas dan hanya sebagian kecill saja berupa tafsiran, nasihat atau himbauan.[18]
2.5. Sitz Im Leben  
2.5.1.      Konteks sosial[19]
Para suku-suku yang dulu tidak begitu erat ikatannya, kini disatupadukan oleh satu kerajaan yang kuat yang menjadi model selama hampir empat abad. Masa ini benar-benar zaman keemasan Israel.
2.5.2.      Konteks Agama[20]
Bangsa Israel tidak dapat benar-benar dipersatukan kecuali jika pemimpin dalam bidang politik adalah juga pemimpin dalam bidang agama. Tabut Tuhan yang sudah lama diabaikan oleh saul, dipindahkan Daud ke Yerusalem dan ditempatkannya dalam sebuah kemah. Dengan demikian, Daud membuat kotanya menjadi ibu kota dalam bidang agama maupun politik.



2.5.3.      Konteks Politik-ekonomi[21]
Yehuda dan Israel menjadi kesatuan militer yang mampu menguasai wilayah sekitarnya, sekaligus menjadi pusat perdagangan yang membawa kekayaan dan kejayaan yang belum pernah dialami sebelumnya.
2.6. Analisa Teks
2.6.1.      Perbandingan Bahasa
Penafsir akan membandingkan tiga versi terjemahan yaitu NIV(New Internasional Version), PSB (Pustaka Si Badia), LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), yang diperhadapkan dengan TM (Teks Masora).
Ayat  1
Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 2
LAI                 :  berkata melalui aku
PSB                 : ngerana arah aku (berbicara melalui aku)  
NIV                 :  Spoke through me (berbicara melalui saya)
TM                  :                  דִּבֶּר־בִּי        (speaks by me/berbicara dengan saya)
Keputusan       : tidak ada yang mendekati TM   
Ayat  3
LAI                 : Allah Israel berfirman
PSB                 : Dibata nu Israel enggo ngerana (Allah orang Israel telah berbicara)
NIV                 :  The God of Israel spoke (Allah Israel berbicara )
TM                  :      אָמַר     (Has spoken/telah berbicara /Allah israel)
Keputusan       : yang mendekati TM adalah PSB dan NIV
Ayat 4
LAI                 : bersinar seperti fajar di waktu pagi.
PSB                 : bali ras sinalsal matawari si la lit embunna (seperti matahari yang tidak berembun)
NIV                : like the light of morning at sunrise (seperti cahaya pagi saat matahari terbit)
TM                  :                         זּכְאזֹרבֹּקֵר            (and as the light of the morning/dan seperti cahaya pagi hari)
Keputusan       : yang mendekati TM adalah LAI dan NIV
Ayat 5
Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 6
Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 7
LAI                 : dengan api
PSB                 : meseng me kerina kalak si ngelawan Dibata (terbakarlah semua orang-orang yang melawan Tuhan)
NIV                 : they are burned up where they lie (mereka terbakar dimana mereka berbohong)
TM                  :               זּבָאֵשֺ                  (and with fire/ dengan api)
Keputusan       : yang mendekati TM adalah LAI

2.6.2.      Kritik Aparatus
Ayat 1
a.       Kata  וּנְאֻ֤ם yang terdapat dalam TM, yang artinya terdapat dalam kodeks tulisan tangan yang dikutip dari kitab para Rabi dan sastra Yahudi dalam Teks Yunani LXX hasil penelitian ulang Lukianos dari Antiokhia (fidelisa אמן) terjemahan Siria נ֙.
b.      Kata  עׇ֔ל֯הֻ֣קַ֯םyang terdapat dalam TM, yang artinya terdapat dalam buku-buku tulisan tangan berbahasa Ibrani yang baru-baru ini ditemukan didekat Khibar Qumran dan catatan dipinggir halaman suatu Incunabel.
Keputusan : penafsir menolak usulan aparatus, karena memperkabur makna teks
Ayat 3
a.       Kata יׅשְֺרָאֵ֔ל  yang terdapat dalam TM, yang artinya Israel terdapat dalam teks Yunani LXX “Ιακωβ” (Yakub), bandingkan dengan catatan dalam replica (tiruan) kodeks Legionesis dan catatan dipinggir halaman sebuah Inkunabel.
Keputusan: penafsir menerima usulan apparatus, karena memperjelas makna teks
b.      Kata  לׅי֥  dalam TM, yang artinya     tidak terdapat dalam minuskul-minuskul; terjemahan Siria yang mendahului kata sambung; terdapat dalam teks Yunani LXX “έν έμοί”, bandingkan dengan Replika (tiruan) kodeks Legionensis dan catatan-catatan di pinggir-pinggir halaman Inkunabilis.
c.       Banyak kodeks-kodeks seperti  בְּי֙  bandingkan dengan teks Yunani, Replika (tiruan) dan catatan di pinggir-pinggir halaman Inkunabilis, terjemahan Siria, Targum, dan vulgate
Keputusan : penafsir menolak usulan kritik aparatus, karena memperkabur makna teks
Ayat 4
a.       Kata  וּכְא֥וֹר  dalam TM, yang artinya terdapat dalam teks Yunani LXX, teks terjemahan Siria, mereka menghilangkannya.
b.      Kata מִמָּטָ֥ר banyak naskah minuskul terjemahan Siria וּמ֙ , bandingkan Teks Yunani terkecuali terjemahan Yunani hasil penelitian ulang Lukionos dari Antiokhia dengan kata “καί ώς έζ̇̇ ύετοϋ”, teks terjemahan Yunani LXX terjemahan ulang Lukianos “ώς ύετός (ώς β.), Replika (tiruan) dan catatan-catatan di pinggir kecuali pluvial, vulgata dan demikian pluvis.
Keputusan : penafsir menolak usulan kritik aparatus, karena memperkabur makna teks
Ayat 5
a.       Kata  לִ֗י dalam TM, yang artinya      sedikit jumlahnya dalam minuskul-minuskul dengan kata לו
b.      Kata  כִּֽי  dalam TM, tidak terdapat dalam sedikit minuskul terjemahan Siria dan targum; sedikit jumlah minuskul yang menggunakan kata בּי
c.       Kata ל֥א֗ yang artinya            dalam TM, tidak terdapat dalam kodeks terjemahan Yunani LXX hasil penelitian ulang Lukianos dari Antiokhia dalam terjemahan Siria.
Keputusan : penafsir menolak usulan kritik aparatus, karena memperkabur makna teks


Ayat 7
a.       Kata יִמָּלֵ֥֯א  dalam TM yang artinya , dalam teks terjemahan Yunani PL dibuat dengan kata “έάν μή” maupun replika (tiruan) kodeks Legionensis dan catatan-catatan di pinggir-pinggir halaman dalam Inkunabilis
Keputusan : penafsir menolak usulan kritik aparatus, karena memperkabur makna teks
2.6.3.      Terjemahan Akhir
Ayat 1 : Inilah perkataan Daud yang terakhir: “Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang disenangi Israel:
Ayat 2 : Roh TUHAN berbicara dengan saya, firman-Nya ada di lidahku;
Ayat 3 : Allah Israel telah berbicara, gunung batu Israel berkata kepadaku: Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan takut akan Allah,
Ayat 4: Ia seperti cahaya pagi hari, pagi yang tidak berawan, yang sesudah hujan membuat berkilauan rumput muda di tanah.
Ayat 5: Bukankah seperti itu keluargaku di hadapan Allah? Sebab Ia menegakkan bagiku suatu perjanjian kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala keselamatanku dan kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya?
Ayat 6: Tetapi orang-orang yang dursila mereka semuanya seperti duri yang dihamburkan; sesungguhnya, mereka tidak terpegang oleh tangan:
Ayat 7:  tidak ada orang yang dapat mengusik mereka, kecuali dengan sebatang besi atau gagang tombak, dan dengan api mereka dibakar habis!’












2.7. Tafsiran
Ayat 1.
Pemazmur yang disenangi di Israel. Daud dikenang untuk banyak hal. Dia bukan saja perintis sinagoge dan musik paduan suara gereja, namun juga merupakan pengubah lahu yang paling disenangi di Israel. Mereka sangat menyenangi musik-musik yang keluar dari kedalaman hatinya. Kata-kata Daud yang terakhir adalah dalam bentuk puisi yang mengungkapkan kemuliaan Allah di dalam pemerintahan-Nya selaku raja yang adil.[22] Namun, beberapa ahli menolak bahwa mazmur ini adalah tulisan Daud, dengan alasan yang tidak meyakinkan, yaitu tak mungkin Daud menonjolkan dirinya dengan kata-kata seperti yyang tertera dalam ayat ini. Ada kemungkinan bahwa pemazmur yang sebenarnya dimulai pada ayat 3.[23]
Ayat 2
Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku. Dalam ayat ini dijelaskan dimana Daud telah terpilih dan telah diurapi Allah. Melalui lidahnya Roh Tuhan datang dan berbicara kepadanya sehingga dia diberi kekuasaan dalam menyampaikan firman Allah.[24] Daud dipilih oleh Tuhan dalam menyampaikan kebenaran firman Tuhan sehingga apa yang disampaikannya memberikan inspirasi Ilahi.
Ayat 3
Ayat ini menunjukan bahwa Allah ingin supaya setiap pemimpin di muka bumi ini untuk bersikap adil dan Daud rupanya berpesan bagi para penerusnya untuk memerintah dengan bijaksana dan menjaga kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. Karena jika kita melihat konteks pada zaman ini, banyak para pemimpin yang tidak berlaku adil, yang hanya tau mengambil keuntungan belaka atau menindas yang lemah tanpa memiliki rasa keadilan di dalam dirinya.
Ayat 4.
Seperti fajar. Daud melihat di dalam raja yang baik itu tanggapan bangsa itu kepada kepemimpinan  yang benar. Kepemimpinan yang benar akan disambut gembira bagaikan matahari pagi dan menyegarkan bagaikan hujan.[25]
Hal memperbandingkan keadilan yang terdapat pada seorang raja dengan kesuburan Hujan dan bersinar menunjukkan kepandaian pengarang yang mengesankan.[26]
Ayat 5.
Perjanjian kekal. Tuhan adalah Allah yang mengadakan perjanjian. Perjanjian-perjanjian di dalam Alkitab mencakup perjanjian yang dibuat dengan perseorangan maupun dengan bangsa. Di dalam setiap perjanjian tersirat adanya kewajiban untuk setia kepada apa yang telah dijanjikan. Sekalipun Israel gagal melaksanakan kewajibanya dari perjanjian itu, Israel harus mengetahui bahwa Allah senantiasa setia.[27]
Ayat 6
Ayat ini menekankan bahwa orang-orang dursila atau orang yang berbahaya harus diperlakukan dengan sangat hati-hati, tapi walaupun demikian ada jalan untuk menghadapi mereka dan Allah sendiri juga akan menepati janji-Nya ketika tiba saatnya penghakiman.[28] Orang seperti ini adalah orang yang licik.
Ayat 7
            Di dalam ayat ini terdapat suatu perumpamaan yaitu, orang jahat dan berbahaya kalau didekati akan seperti duri yang sudah ditentukan dan harus dibakar agar tidak menyakiti yang lainnya setiap tindakan akan ada balasannya begitu juga dengan kejahatan. Allah tidak akan tinggal diam, karena setiap karya dan janji-Nya akan ditetapi-Nya.[29]

2.8.Skopus
Pemerintah yang adil dan takut akan Allah

III.             Refleksi Teologis
Pada masa atau zaman sekarang ini, kita dapat melihat bagaimana para pemimpin-pemimpin negeri ini yang mulai banyak berlaku tidak adil terhadap rakyatnya. Kita juga bisa melihat bagaimana hukum di negeri ini “tumpul keatas, tapi tajam ke bawah”, yang artinya hukum hanya berlaku pada orang-orang tertentu. Pemerintah sudah mulai menjauh dari Tuhan, mereka tidak lagi mengutamakan keadilan dan takut akan Allah, tetapi mereka lebih mementingkan urusan sendiri dan bagaikan seperti duri yang dihamburkan yang tidak bisa dipegang dengan tangan kosong seperti yang tersirat dalam 2 Samuel 23:6. Jadi hendakla kita sebagai calon-calon hamba Tuhan yang kelak akan menjadi pemimpin di jemaat, menjadi pemimpin yang adil dan takut akan Tuhan. Karena Allah akan membawa segala perbuatan kita ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi (Pengkhotbah 12:13-14).

IV.             Kesimpulan
Kitab 2 Samuel ini adalah bertujuan untuk  memusatkan perhatian pada permulaan kerajaan Israel, dengan segala cita-cita dan kemampuannya. Serta melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1-30:20).

V.                Daftar Pustaka
...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang:Gandum Mas & LAI, 1974 
...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 1,  Jakarta; Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005 
Bergant Dianne, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogjakarta: Kanisius, 2002 
Douglas J. D., Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007 
Evans Mary J., The Message of Samuel, England: International Bible Society, 2004
Halson David F., Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2001
Hill Andrew E. & Walton John H.,  Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2008
Laney Carl., First & Second Samuel, Amerika: The Moody Bible Institute, 1977  
Lasor W. S., Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, Jakarta : BPK-GM, 2012  
Ludji Barnabas, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 1, Bandung: Bina Media Informasi, 2009
Lumintang Stweri I., Theologia Abu-abu Pluralisme Agama, Malang:Gandum Mas, 2004 
Pfeiffer Charles F., Tafsiran Alkitab Wycliffe,Malang:Gandum Mas, 2004
Saragih Agus Jetron, Eksegese Naratif,  Medan: P3M, 2006 
Sitompul, A.A. & Beyer Ulrich, Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta:BPK-GM, 2004 
Wahono S. Wismoadey, Disini Kutemukan,  Jakarta: BPK-GM, 2000 


[1] A.A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM, 2004), 31
[2] Stweri I. Lumintang, Theologia Abu-abu Pluralisme Agama, (Malang:Gandum Mas, 2004), 170-174
[3] Agus Jetron Saragih, Eksegese Naratif, (Medan: P3M, 2006), 29
[4]  A.A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, 36-37
[5] W. S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, (Jakarta : BPK-GM, 2012), 325
[6] David F. Halson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2001), 114
[7] ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang:Gandum Mas & LAI, 1974), 465
[8] S. Wismoadey Wahono, Disini Kutemukan, (Jakarta: BPK-GM, 2000), 320
[9] J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), 353
[10]  Andrew E. Hill & John H. Walton,  Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008), 299
[11] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, (Jakarta; Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005), 439
[12] Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 1, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 156
[13]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, 438
[14]  ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, 465-466
[15] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, 441-442
[16] Andrew E,Will, Survei Perjanjian Lama, 300
[17] W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1, 335
                 [18] W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, 326-327
[19]  W. S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, 348
[20] W. S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, 351-352
[21] W. S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah,  348
[22]  Charles F. Pfeiffer, Tafsiran Alkitab Wycliffe, (Malang:Gandum Mas, 2004), 820-821
[23]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, 498
[24]Mary J.Evans, The Message of Samuel, (England: International Bible Society, 2004), 272
[25]  Charles F. Pfeiffer, Tafsiran Alkitab Wycliffe, 821
[26]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, 498
[27]  Charles F. Pfeiffer, Tafsiran Alkitab Wycliffe, 821
[28] J.Carl.Laney, First & Second Samuel, (Amerika: The Moody Bible Institute, 1977), 127
[29]Dianne Bergant, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogjakarta: Kanisius, 2002), 308

1 comment:

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...