Thursday, March 23, 2017

Sejarah Misi GKPI Dalu-Dalu, Riau



Nama              : Johannes Nababan
M. Kuliah       : Missiologi I
Sejarah Misi GKPI Dalu-Dalu, Riau[1]
I.                   Pendahuluan
Gereja di segala abad dan tempat menghadapi berbagai tantangan dan pertanyaan, baik yang bersifat klasik maupun yang baru sejalan dengan perkembangan zaman dan konteksnya. Terhadap semua itu gereja harus memberi jawab, jawaban itu harus bersumber dari dan didasarkan pada Firman Tuhan di dalam Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran dan norma yang benar.
Demikian juga Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI). GKPI adalah bagian dari Tubuh Kristus yang esa, kudus, am dan rasuli di muka bumi ini. GKPI adalah juga suatu persekutuan yang secara khas hadir di negara Republik Indonesia ini. Sejak berdirinya tanggal 30 Agustus 1964. GKPI ditantang untuk memberi jawab atas berbagai pertanyaan dan masalah yang menyangkut banyak hal mendasar yang diimaninya, dalam rangka menyatakan ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan Yesus Kristus,  Raja Gereja dan Juruselamat dunia.
II.                Pembahasan
2.1.Sejarah GKPI
GKPI lahir sebagai hasil reformasi dari gereja yang besar (Huria Na Boloni), HKBP. Ketika itu dalam tubuh organisasi HKBP telah terjadi banyak penyimpangan, baik administrasi, organisasi, kepemimpinan, juga teologia. Hidup gereja sudah lebih mengarah kepada keduniawian, mengejar prestasi dunia, dengan mengesampingkan ajaran-ajaran Kristus. Beberapa tokoh dan warga jemaat sepakat untuk mendirikan gereja baru sebagai "pembayar hutang" akan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh gereja yang sebelumnya. Akhirnya, secara resmi tanggal 30 Agustus 1964, GKPI didirikan sebagai salah satu tubuh Kristus di dunia untuk menyebarkan kabar sukacita, Injil kerajaan Allah, walau dengan banyak pergumulan dari masa ke masa dan tahun ke tahun. GKPI adalah gereja nasional walau kebanyakan anggota jemaatnya berasal dari beberapa suku, tetapi GKPI bukan gereja suku. Walau dari awalnya sangat sulit, tetapi dari tahun-tahun pertumbuhan GKPI semakin pesat, di mana gereja dan anggota jemaatnya sudah menyebar ke berbagai pelosok nusantara, seperti : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Riau Kepulauan, Nias, dll. Anggota jemaat 75 % adalah para petani yang hidup di daerah pedesaan, atau daerah yang masih berkembang (daerah transisi). Sebahagian lagi, pegawai pemerintah, militer, pengusaha-pengusaha kecil (pedagang), supir (bus-becak), dll. Oleh karena iu kebanyakan anggota jemaat masih mempunyai income (pendapatan) yang kecil, dengan keahlian yang minim untuk menaikkan income mereka.
Untuk mendukung kehidupan persekutuan yang am di antara seluruh gereja di dunia, GKPI telah memasuki badan-badan organisasi dunia, regional, nasional dan lokal, seperti : PGI Indonesia, Dewan Gereja Asia dan Dunia, LWF, UEM, dll (lihat folder Mitra-mitra GKPI). Dalam berbagai hal dan kegiatan, GKPI mencoba mengikuti semua program badan-badan/lembaga tersebut, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.
Dalam kehidupannya di dunia ini, GKPI mempunyai Visi yang diringkas sbb : Beriman dan Berbaharu, dengan motto pelayanan Melayani bukan Dilayani. Dalam menjalankan visinya GKPI mempunyai/melakoni fungsi gerejani seperti : Pastorat, Apostolat, Diakonat. Untuk mengejawantahkan/mewujudkan visi dan program pelayanan di atas, GKPI mempunyai Biro-biro, Urusan-urusan, Badan-badan, dan organisasi-organisasi pendukung serta unit-unit usaha yang semuanya bertujuan iman, pembaharuan menuju hidup kekal dalam Kerajaan Allah.
2.2.Sejarah Misi GKPI Dalu-Dalu, Riau
Sebelum membahas bagaimana sejarah Misi ke GKPI Dalu-dalu, terlebih dahulu saya akan memaparkan informasi mengenai keadaan di Dalu-dalu, Riau. Riau identik dengan suku Melayu dan masyarakat mayoritas memeluk agama Islam yang sangat “fanatik”. Sehingga hal ini sangat menyulitkan orang Kristen yang berada di sana untuk mengembangkan Imannya. Orang Kristen selalu dihalangi dan dilarang untuk membangun rumah ibadah. Pada awalnya juga orang Kristen yang hendak pergi ke gereja pada hari minggu, tidak di perbolehkan untuk naik angkot, terlebih apabila mereka melihat orang Kristen membawa Alkitab. Namun, pada masa sekarang ini, keadaan itu sudah mulai membaik. Mereka mulai dapat menerima keberadaan agama Kristen.
Awal berdirinya Gereja GKPI Dalu-dalu, dimulai dari kerinduan sekelompok masyarakat yang merantau di daerah ini untuk membentuk sebuah Gereja dan persekutuan. Karena mereka merasa terlalu jauh untuk pergi ke Gereja, karena masih susah membangun Gereja. Yang kemudian orang-orang itu berkumpul dan membicarakan hal ini, dan mereka sampai pada kesepakatan untuk menentukan Gereja apa yang akan mereka ikuti. Dengan segala pertimbangan, pada awalnya mereka ingin membuat HKBP, namun pada saat itu terjadi konflik di dalam tubuh HKBP sehingga mereka merasa tidak cocok unt membuat gereja HKBP, yang kemudian mereka memutuskan untuk membuat Gereja GKPI.
Pada Minggu, 11 Februari 1996, mereka melakukan ibadah pertama kali dengan nama GKPI. Mula-mula mereka beribadah di dalam rumah salah seorang tokoh pendiri Gereja di tempat ini karena belum ada lahan untuk membangun gereja, yaitu di rumah OP. Senny Si Rait. Dengan jemaat pertama sekitar 10 kepala keluarga. Dan kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1996, kebaktian di pindah kerumah Bapak St. B. Situmorang sampai pada tanggal 22 Juni 1997. Dan anggota jemaat mulai bertambah yaitu menjadi sekitar 16 kepala keluarga.
Setelah melalui banyak pergumulan, persekutuan ini dapat membeli lahan dari salah seorang penatua, dan mulai beribadah di gereja pada Minggu, 29 Juni 1997. Yang kemudian dilanjutkan dengan berbagai tahap pembangunan dan perkembangan jemaat hingga saat ini. dan hingga saat ini jemaat gereja GKPI Dalu-dalu Riau sebanyak 34 kepala keluarga dengan 202 jiwa.  
III.             Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, gerakan Misi yang dilakukan di GKPI Dalu-dalu adalah dengan metode sentri pugal, yaitu bermisi di dalam, dan atas dasar kerinduan untuk beribadah kepada Tuhan.


[1] Wawancara dengan Bapak St. L. Panjaitan, selaku orang yang ikut serta sebagai pendiri GKPi di Dalu-dalu. 

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...