Nama : Johannes Nababan
M. Kuliah : Missiologi I
Sejarah Misi GKPI
Dalu-Dalu, Riau[1]
I.
Pendahuluan
Gereja di segala abad dan tempat
menghadapi berbagai tantangan dan pertanyaan, baik yang bersifat klasik maupun
yang baru sejalan dengan perkembangan zaman dan konteksnya. Terhadap semua itu
gereja harus memberi jawab, jawaban itu harus bersumber dari dan didasarkan
pada Firman Tuhan di dalam Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran dan norma
yang benar.
Demikian juga Gereja Kristen
Protestan Indonesia (GKPI). GKPI adalah bagian dari Tubuh Kristus yang esa,
kudus, am dan rasuli di muka bumi ini. GKPI adalah juga suatu persekutuan yang
secara khas hadir di negara Republik Indonesia ini. Sejak berdirinya tanggal 30
Agustus 1964. GKPI ditantang untuk memberi jawab atas berbagai pertanyaan dan
masalah yang menyangkut banyak hal mendasar yang diimaninya, dalam rangka
menyatakan ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan Yesus Kristus, Raja
Gereja dan Juruselamat dunia.
II.
Pembahasan
2.1.Sejarah GKPI
GKPI lahir sebagai hasil reformasi
dari gereja yang besar (Huria Na Boloni), HKBP. Ketika itu dalam tubuh
organisasi HKBP telah terjadi banyak penyimpangan, baik administrasi,
organisasi, kepemimpinan, juga teologia. Hidup gereja sudah lebih mengarah
kepada keduniawian, mengejar prestasi dunia, dengan mengesampingkan
ajaran-ajaran Kristus. Beberapa tokoh dan warga jemaat sepakat untuk mendirikan
gereja baru sebagai "pembayar hutang" akan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh gereja yang sebelumnya. Akhirnya, secara resmi tanggal 30
Agustus 1964, GKPI didirikan sebagai salah satu tubuh Kristus di dunia untuk
menyebarkan kabar sukacita, Injil kerajaan Allah, walau dengan banyak
pergumulan dari masa ke masa dan tahun ke tahun. GKPI adalah gereja nasional
walau kebanyakan anggota jemaatnya berasal dari beberapa suku, tetapi GKPI
bukan gereja suku. Walau dari awalnya sangat sulit, tetapi dari tahun-tahun
pertumbuhan GKPI semakin pesat, di mana gereja dan anggota jemaatnya sudah
menyebar ke berbagai pelosok nusantara, seperti : Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Riau Kepulauan, Nias, dll. Anggota jemaat 75 % adalah para petani yang hidup di
daerah pedesaan, atau daerah yang masih berkembang (daerah transisi).
Sebahagian lagi, pegawai pemerintah, militer, pengusaha-pengusaha kecil
(pedagang), supir (bus-becak), dll. Oleh karena iu kebanyakan anggota jemaat
masih mempunyai income (pendapatan) yang kecil, dengan keahlian yang minim
untuk menaikkan income mereka.
Untuk mendukung kehidupan
persekutuan yang am di antara seluruh gereja di dunia, GKPI telah memasuki
badan-badan organisasi dunia, regional, nasional dan lokal, seperti : PGI
Indonesia, Dewan Gereja Asia dan Dunia, LWF, UEM, dll (lihat folder Mitra-mitra
GKPI). Dalam berbagai hal dan kegiatan, GKPI mencoba mengikuti semua program
badan-badan/lembaga tersebut, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.
Dalam kehidupannya di dunia ini,
GKPI mempunyai Visi yang diringkas sbb : Beriman dan Berbaharu, dengan motto
pelayanan Melayani bukan Dilayani. Dalam menjalankan visinya GKPI
mempunyai/melakoni fungsi gerejani seperti : Pastorat, Apostolat, Diakonat.
Untuk mengejawantahkan/mewujudkan visi dan program pelayanan di atas, GKPI
mempunyai Biro-biro, Urusan-urusan, Badan-badan, dan organisasi-organisasi
pendukung serta unit-unit usaha yang semuanya bertujuan iman, pembaharuan
menuju hidup kekal dalam Kerajaan Allah.
2.2.Sejarah Misi GKPI
Dalu-Dalu, Riau
Sebelum
membahas bagaimana sejarah Misi ke GKPI Dalu-dalu, terlebih dahulu saya akan
memaparkan informasi mengenai keadaan di Dalu-dalu, Riau. Riau identik dengan
suku Melayu dan masyarakat mayoritas memeluk agama Islam yang sangat “fanatik”.
Sehingga hal ini sangat menyulitkan orang Kristen yang berada di sana untuk
mengembangkan Imannya. Orang Kristen selalu dihalangi dan dilarang untuk
membangun rumah ibadah. Pada awalnya juga orang Kristen yang hendak pergi ke
gereja pada hari minggu, tidak di perbolehkan untuk naik angkot, terlebih
apabila mereka melihat orang Kristen membawa Alkitab. Namun, pada masa sekarang
ini, keadaan itu sudah mulai membaik. Mereka mulai dapat menerima keberadaan
agama Kristen.
Awal
berdirinya Gereja GKPI Dalu-dalu, dimulai dari kerinduan sekelompok masyarakat yang
merantau di daerah ini untuk membentuk sebuah Gereja dan persekutuan. Karena
mereka merasa terlalu jauh untuk pergi ke Gereja, karena masih susah membangun
Gereja. Yang kemudian orang-orang itu berkumpul dan membicarakan hal ini, dan
mereka sampai pada kesepakatan untuk menentukan Gereja apa yang akan mereka
ikuti. Dengan segala pertimbangan, pada awalnya mereka ingin membuat HKBP,
namun pada saat itu terjadi konflik di dalam tubuh HKBP sehingga mereka merasa
tidak cocok unt membuat gereja HKBP, yang kemudian mereka memutuskan untuk
membuat Gereja GKPI.
Pada
Minggu, 11 Februari 1996, mereka melakukan ibadah pertama kali dengan nama
GKPI. Mula-mula mereka beribadah di dalam rumah salah seorang tokoh pendiri
Gereja di tempat ini karena belum ada lahan untuk membangun gereja, yaitu di
rumah OP. Senny Si Rait. Dengan jemaat pertama sekitar 10 kepala keluarga. Dan
kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1996, kebaktian di pindah kerumah Bapak St.
B. Situmorang sampai pada tanggal 22 Juni 1997. Dan anggota jemaat mulai
bertambah yaitu menjadi sekitar 16 kepala keluarga.
Setelah
melalui banyak pergumulan, persekutuan ini dapat membeli lahan dari salah
seorang penatua, dan mulai beribadah di gereja pada Minggu, 29 Juni 1997. Yang
kemudian dilanjutkan dengan berbagai tahap pembangunan dan perkembangan jemaat
hingga saat ini. dan hingga saat ini jemaat gereja GKPI Dalu-dalu Riau sebanyak
34 kepala keluarga dengan 202 jiwa.
III.
Kesimpulan
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, gerakan Misi yang dilakukan di GKPI Dalu-dalu
adalah dengan metode sentri pugal, yaitu bermisi di dalam, dan atas dasar
kerinduan untuk beribadah kepada Tuhan.
[1] Wawancara dengan Bapak St. L. Panjaitan, selaku orang yang ikut serta
sebagai pendiri GKPi di Dalu-dalu.
No comments:
Post a Comment