Sunday, March 26, 2017

EKKLESIOLOGI (Tiga Aspek Gereja : Persekutuan, Lembaga, Umat Allah)



Nama                          Johannes Nababan
Mata Kuliah              : Dogmatika II

EKKLESIOLOGI
(Tiga Aspek Gereja : Persekutuan, Lembaga, Umat Allah)
I.                   Pendahuluan
Pentingnya Gereja tidak dapat diragukan lagi, karena sudah ditebus Allah dengan darah AnakNya (Kis. 20:28). Gereja dikasihi, dirawat dan dirawat oleh Kristus. Gereja adalah persekutuan orang-orang kudus. Dan pada kesmpatan ini kita akan membahas mengenai tiga aspek Gereja: Persekutuan, Lembaga dan umat Allah. Semoga sajian ini dapat membuka pemahaman kita mengenai tiga aspek gereja yang saling berkaitan satu dnegan yang lain.

II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Ekklesiologi
Ekklesiologi adalah cabang teologi yang secara sistematis mempelajari asal-usul, hakikat, ciri-ciri khusus, dan perutusan gereja.[1] Istilah ini dipakai pertama kali untuk ilmu pengetahuan tentang gedung-gedung Gereja yang kini mulai dipakai untuk istilah teologi tentang-beluk gereja.[2]
Kata Gereja berasal dari bahasa Portugis igreya yang artinya milik Tuhan.[3] Dalam Perjanjian Lama, kata gereja  terdiri dari dua istilah yaitu Qahal yang artinya “memanggil” dan Edhah yang artinya “memilih” atau “menunjuk” atau “bertemu bersama-sama disuatu tempat yang telah ditunjuk”. Kata edhah lebih menunjuk kepada arti berkumpul karena sudah ada perjanjian. Hal ini menunjuk kepada bangsa Israel yang telah dibentuk oleh anak-anak Israel. Sedangkan kata Qahal menunjukkan arti dari pertemuan bersama suatu umat.[4]
Di dalam Perjanjian Baru, kata yang dipakai untuk menyebutkan persekutuan para orang beriman adalah ekklesia, yang artinya rapat atau kumpulan yang terdiri dari orang-orang beriman yang dipanggil untuk berkumpul.[5] Secara umum, kata Ekklesia dalam Perjanjian Baru menunjuk pada gereja dan menunjuk pada pertemuan secara umum (Kis 19:32). Di dalam Alkitab pemakaian kata ekklesia menunjuk pada gereja terdiri dari orang-orang yang dipanggil keluar dari masyarakat (kegelapan). Yesus memakai kata ini untuk menunjuk kepada murid-murid yang bersama-sama dengan Dia (Mat 16:18).[6]

2.2.Tiga Aspek Gereja
2.2.1.      Lembaga
Menurut KBBI,  Lembaga adalah  asal mula atau badan (organisasi) yang bermaksud melakuk an sesuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan sesuatu usaha.[7]  Yang di dalam kehidupan sehari-hari kita dihadapkan dengan Gereja sebagai lembaga atau organisasi dengan segala kesibukannya, yaitu : kebaktian hari minggu, katekisasi, penyelidikan Alkitab, komisi sekolah minggu, remaja, pemuda sad dewan gereja, baik yang setempat, maupun yang sewilayah ataupun yang bersifat nasional atau internasional. Kesibukan ini semakin hari tidak berkurang, namun semakain bertambah.[8]
2.2.1.1.Diaken
Istilah ini berasal dari istilah Yunani Diakonos (Filipi 1:1; 1 Tim 3:8), yang artinya seorang pelayan (Mark 10:43; Yoh 2:5; 12:26).[9] Diakon merupakan jabatan gereja yang berada di bawah presbiter dan uskup, yang bertugas memberikan pelayanan kepada orang-orang gereja. Dalam Gereja Protestan, diakon memegang jabatan dalam pelayanan sebagai pembantu pendeta jemaat.[10] Jabatan pelayanan tidak diciptakan oleh manusia, namun dilembagakan oleh Allah sendiri. Ini merupakan kehendak Allah kepada anak-anakNya untuk memberitakan Firman Allah bersama-sama dengan jemaat. Karena orang Kristen tidakboleh menjadi menjauhkan diri dari yang lain, namun harus tetap mempertahankan persekutuan (Kis. 2:42).[11]
Fungsi diaken secara khusus tidak di uraikan (1 Tim 3:8-12) karena umumnya telah dikenal. Sebagaimana penatua, yang harus memiliki kemampuan untuk memerintah dengan baik dan mencurahkan perhatian.[12] Namun di dalam Roma 12:8 dikatakan bahwa kewajiban diaken adalah menunjukkan kemurahan, atau melayani. Dan 1 Kor 12:28 mengatakan jabatan diaken adalah karunia, yang perlu bagi jalannya pelayanan dandapat diatur dan ditentukan. Artinya, gereja harus dapat diatur dan dipimpin, dengan karunia dan segala kekuatan dalam pembangunan Gereja.[13]
2.2.1.2.Penatua
Kisah Para Rasul mengatakan bahwa Paulus menetapkan para penatua yang didirikannya (Kis. 14:23), yang kemudian meluas ke gereja-gereja Helenistik (Kis. 11:30). Tugas dan tanggung jawab para penatua dikemukakan dalam 1 Timotius 5:17-22, mereka harus menjalankan tiga fungsi, yaitu: mengatur, berkhotbah, dan mengajar.[14] Dengan kata lain, penatua harus dapat memberi bimbingan di dalam mengatur jemaat, secara jasmani dan rohani, dapat membela dan menganjurkan ajaran Kristen.
Pada awalnya jabatan yang tetap hanya dua, yaitu penatua dan diaken. Yang kemudian jabatan penatua dibagi menjadi dua, penatua yang memerintah dan penatua yang mengajar, yaitu pendeta.[15]
2.2.2.      Persekutuan
Di dalam KBBI, arti kata persekutuan adalah suatu persatuan antara orang-orang yang sama kepentingannya.[16] Gereja tidak dipandang dari jumlah, tapi secara organisme. Tidak ada perbedaan antara Gereja lokal dan Universal, semuanya itu mewakili keseluruhan masyarakat Gereja. Dengan kata lain, kuasa Kristus tetap dapat diperoleh oleh setiap jemaat sehingga berfungsi dalam perkumpulan sebagaimana gereja Universal berfungsi dalam dunia secara keseluruhan, dan berada dalam kebersamaan dengan gereja secara keseluruhan.[17]
Persekutuan adalah salah satu tanda penting bagi gereja (Kis. 2:42). Hal ini bukan hanya sekedar persekutuan atau berkumpul, namun ini adalah ciptaan yang eskatologis dari Roh Kudus. Dimana hubungan ini tercipta karena orang-orangnya telah turut ambil bagian dalam hubungan bersama dengan Kristus (1 Kor 1:9). Gereja adalah persekutuan orang-orang yang terpilih (Ef 1:4; 1 Tes 1:4), tanpa melihat status sosial, pendidikan, kekayaan maupun warna kulit (1 Kor 1:27). Hal ini menegaskan bahwa gereja bukanlah lembaga buatan manusia atas perbuatan-perbuatan baik, melainkan merupakan ciptaan Allah yang didasarkan atas maksud kasih karunia-Nya (Rm. 9:11; 11:5-6).[18]
Dalam persekutuan ini, mereka mendapat bagian di dalam keselamatan (syalom) yang diberikan oleh Tuhan Allah dalam AnakNya Yesus Kristus kepada jemaat yang harus dibagi-bagikan dan diteruskan untuk seluruh umat manusia.[19] Dengan demikian dapat dikatakan gereja sebagai persekutuan yang terpanggil bukan untuk diri sendiri tapi untuk demi kemuliaan Allah dan kehendakNya kepada dunia,yaitu menyelamatkan. Gereja harus sadar akan tugasnya di dunia sebagai alat yang di pakai Tuhan sebagai alatNya menyelamatkan dunia ini.
Yang termasuk kedalam persekutuan adalah manusia yang sudah berdosa namun diperdamaikan dengan Allah, oleh pekerjaan Yesus Kristus.[20]
2.2.3.      Umat Allah  
Israel sebagai umat pilihan Allah, yang berbeda dari bangsa-bangsa lain dan diperhatikan oleh Allah secara khusus melalui ikatan perjanjian (Kel 5:1; 19:6; Ul:4:20). Dan di dalam PB, umat Allah adalah orang-orang yang percaya kepada Kristus (Rm 9:25-26; 1Ptr 2:9-10; Why 21:3).[21]
Gereja adalah umat Allah yang baru, dalam arti mereka yang berada dalam hubungan khusus dengan Allah. Israel adalah umat Allah yang menolak terhadap Mesiasnya. Gereja sebagai umat Allah yang baru berdasarkan kutipan-kutipan dari Hosea yang diperintahkan untuk menyebut Israel “bukan umat” karena murtad dan bukan lagi umat Allah dan Ia bukan lagi Allah mereka (Hos 1:10). Tetapi Paulus mengatakan bahwa Israel tetap sebagai umat Allah yang digabung dengan umat lainnya, dengan kata lain umat Yahudi masih tetap sebagai umat yang “kudus” (Rm 11:16), umat yang menjadi milik Allah.[22]
Jadi dapat dikatan bahwa umat Allah adalah perhimpunan orang-orang yang telah ditebus, dan tidak lagi terhalangi dalam hubungan mereka dengan Allah. Dengan kata lain, mereka (manusia) pada kenyataannya adalah umat yang diperdamaikan dengan Allah: menjadi Israel yang sejati[23] melalui pekerjaan Yesus Kristus.

III.             Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Ekklesiologi adalah cabang teologi yang secara sistematis mempelajari asal-usul, hakikat, ciri-ciri khusus, dan perutusan gereja. Dan gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang yang dari Allah. Di dalam bentuk organisasinya gereja tidak terlepas dari tiga aspek yang tidak dapat dipisahkan. Dengan sederhana dapat dijelaskan, karena gereja adalah sebuah lembaga atau organisasi dari persekutuan atau perkumpulan orang-orang yang di panggil Allah sebagai umat Allah.



IV.             Daftar Pustaka
..., Kamus Besar Bahasa Indoneisa, Jakarta: Balai Pustaka, 1988
Abineno, J. L. Ch., Jemaat : Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan dan Pelayannya, Jakarta: BPK-GM
Bekhof, Louis, Teologi Sistematika Volume 5, Surabaya: Momentum, 1997
Guthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 3, Jakarta: BPK-GM, 2012
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2010
Koehler, Edward W.A., Intisari Ajaran Kristen, Pematang Siantar: Kolportase Pusat GKPI, 2010
Ladd, George Eldon, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, Bandung: Kalam hidup, 2002
Niftrik, G. C. Van & Boland, B. J., Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 2008
O’Collins, Gerald  & Farrugia, Edward G., Kamus Teologi, Yogyakarta: Kanisius, 1996
Thiessen, Henry C., Teologi Sistematika, Malang: Gandum Mas, 1979
Wellem, F.D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2011






[1] Gerald O’Collins & Edward G. Farrugia, Kamus Teologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 64
[2] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 91
[3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 362
[4] Louis Bekhof, Teologi Sistematika Volume 5, (Surabaya: Momentum, 1997), 6
[5] Harun Hadiwijono, Iman Kristen,362
[6]  Louis Bekhof, Teologi Sistematika Volume 5, 5-7
[7] ...., KBBI, 582
[8]  Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 390
[9] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang: Gandum Mas, 1979), 492
[10]  F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja,72-74
[11] Edward W.A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (Pematang Siantar: Kolportase Pusat GKPI, 2010), 290-291
[12] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, (Bandung: Kalam hidup, 2002), 321
[13]  Harun Hadiwijono, Iman Kristen,394
[14]  George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, 320-321
[15] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 394-395
[16]  ...., KBBI,891
[17] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, 326
[18] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, 334-335
[19] J. L. Ch. Abineno, Jemaat : Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan dan Pelayannya, (Jakarta: BPK-GM,), 32
[20] G. C. Van Niftrik & B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 2008), 380
[21]  Gerald O’Collins & Edward G. Farrugia, Kamus Teologi,344
[22] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, 327
[23] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK-GM, 2012), 78

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...