Sunday, March 26, 2017

Musik, Nyanyian, dan Tarian dalam Ibadah Israel



Nama              : Johannes Nababan
Mata Kuliah  : Teologi Perjanjian Lama I

Musik, Nyanyian, dan Tarian dalam Ibadah Israel
I.                   Pendahuluan
Ibadah merupakan salah satu respon rasa syukur kepada Allah, atas kebaikan Allah di dalam kehidupan kita. Dalam beribadah kita memerlukan alat atau media sebagai komunikasi kita kepada TUHAN. Demikian halnya dengan bangsa Israel, yang dalam setiap perkembangan ibadah mereka dalam memuji dan memuliakan TUHAN menggunakan Musik, tarian dan nyanyian dalam ibadah mereka. Pada kesempatan ini, kita akan melihat bagaimana peran dan makna musik, tarian dan nyanyian dalam ibadah bangsa Israel kepada TUHAN. Semoga paper ini dapat memberi pemahaman dan pengetahuan kepada kita bersama.
II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Ibadah
Dalam kamus bahasa Indonesia kata “ibadah” merupakan kebaktian kepada Tuhan atau perbuatan-perbuatan yang menyatakan bakti kepada Tuahn.[1]Secara umum ibadah adalah salah satu wadah dalam kehidupan umat beragama untuk menyatakan puji-pujian , ucapan syukur, permohonan, baik dalam bentuk perbuatan yang merupakan bakti kepada Allah. Dan ibadah juga diartikan sebagai penghormatan kepada Tuhan oleh manusia menurut kodratnya selaku mahluk dihadapan sang pencipta.[2] Menurut J.L Ch Abineno ibadah adalah merupakan suatu pertemuan yang berlangsung semacam dialog, ibadah adalah pertemuan antara Allah dengan manusia, Allah berfirman dan jemaat mendengar, Allah memberi dan jemaat menerima serta mengucap syukur, Allah mengampuni dan jemaat memuji nama-Nya.[3]

2.2.Pengertian Musik, Nyanyian dan Tarian Secara Umum
Kata musik berasal dari bahasa Yunani “mousike”, yang biasa dilatinkan menjadi musica. Kata benda Yunani “mousike” dan kata sifat “mousikos’ dibentuk dari akar kata “mousa” yakni nama dewi kesenian dan dewi ilmu pengetahuan dalam mitos Yunani.[4] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Musik adalah ilmu pengetahuan atau seni yang mengatur nada-nada atau bunyi secara teratur di dalam suatu kombinasi dan hubungan untuk menghasilkan suatu komposisi yang mempunyai kesatuan dan kelangsungan.”[5] Tarian adalah ungkapan emosi dan sikap seseorang, sering kali ungkapan sukacita yang meluap, jarang sebagai pernyataan kebendian dan pembalasan dendam.[6] Sedangkan nyanyian adalah syair yang dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi tertentu hingga membentuk harmoni.[7]
2.3.Penggunaan Musik, Nyanyian dan Tarian dalam Ibadah Israel
a.      Musik
Musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam acara keagamaan bangsa Israel. Musik juga sering disebut dalam kitab Mazmur, artinya ada peranan penting musik dalam ibadah bait suci.[8] Ada beberapa fungsi musik yang dapat dilihat dalam Perjanjian Lama, yaitu :[9]
1.      Membuat sukacita (Kej. 13;27; Hak. 11:34; Yes.5:12; Ams.5:23)
2.      Nyanyian Pekerja (Yes. 5:1; 16:10)
3.      Kegembiraan nasional (Bil. 27:17)
4.      Kemenangan dalam peperangan (Hak. 11:34).
Alat musik dalam PL dibagi dalam 3 golongan yaitu:[10]
1.      Alat musik bertali yaitu: kecapi (kinnor), gambus (nevel), rebab (sabbekha), serdam (suponya).
2.      Alat musik tiup yaitu: seruling (khalil), sangkakala (qeren), nafiri
3.      Alat musik pukul yaitu: giring-giring, ceracap dan rebana.
b.      Nyanyian
Dalam Perjanjian Lama, nyanyian digunakan dalam penyembahan terhadap Allah. Kata nyanyian dalam bahasa Ibrani “Sirah”       שׁ׃ירֶח)  ) , nyanyian ini merupakan puji-pujian umat kepada Allah, bisa juga berupa ibadah permohonan dan pengucapan syukur seperti yang tertulis dalam kebanyakan kitab Mazmur. Satu-satunya dasar dan alasan bangsa Israel melakukamn ibadah puji-pujian adalah panggilan Tuhan kepada umatNya untuk berkumpul dan berhari raya di hadapan wajahNya dan untuk memuliakan namaNya.[11]
Jenis nyanyian dalam kehidupan bangsa Israel, yaitu:[12]
1.      Nyanyian kemenangan: nyanyian ini merupakan ucapan syukur atas kemenangan yang di dapat. Seperti yang dinyanyikan Debora (Hak. 5:2-3).
2.      Nyanyian arak-arakan: merupakan nyanyian kerinduan dan harapan para peziarah serta penyembah pada waktu menghampiri rumah Allah.
3.      Nyanyian Sion: beberapa nyanyian dan berfokus pada kota Sion (Maz. 46, 48, 76), yang memuji Tuhan karena kehadiranNya yang agung.
4.      Nyanyian penobatan: merupakan nyanyian untuk seruan kepada bangsa-bangsa dan semua ciptaan untuk memuji Allah. Serta nyanyian atas penyelamatan, kekuatan, keadilan dan kemenangan dari Allah.
c.       Tarian
Ada beberapa jenis tarian (Makhol dan mekhola) dalam PL diantaranya adalah tarian meloncat, tarian berjingkat, tarian melompat dan tarian berputar. Tarian dalam ibadah Israel biasanya diikuti dalam nyanyian pujian atau Mazmur (Maz. 149:3).[13] Pesta-pesta religius dan sekuler merupakan peristiwa yang penuh kegembiraan yang dirayakan dengan musik dan tarian. Ketika Tabut Perjanjian diangkat ke kota kerajaan, Yerusalem, untuk diletakkan di dalam kemah suci. Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga. Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala (2 Sam 6:14-16).[14]

2.4.Arti dan Makna Musik, Nyanyian dan Tarian dalam Ibadah Israel.
Pada mulanya penggunaan musik terbatas pada kehidupan ibadah kepada Allah. Musik sering diperdengarkan dalam keadaan bergembira dan biasanya dibarengi tarian. Ada nyanyian-nyanyian sorak-sorai kemenangan sesudah berjaya dalam pertempuran (Keluaran 15:1). Miryam dan kaum perempuan memukul rebana serta menari-nari merayakan kehancuran Firaun dan tentara berkudanya (Keluaran 15: 20-21), dan saat kembali dalam kemenangan Yerusalem dengan gambus, kecapi dan nafiri (2 Tawarikh 20:28).[15] Musik, tarian dan nyanyian berkaitan erat dengan ibadah Israel. Hampir seluruh kegiatan keagamaan Israel dilakukan dengan iringan musik dan nyanyian. Segala lapisan masyarakat Yahudi hidup dengan musik, tarian dan nyanyian. Indikator penting musik dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam acara ibadah Israel, H.H. Rowley menjelaskan bahwa hal itu nampak pada “penetapan Allah akan orang Lewi sebagai pelayan dalam ibadah, sebagai penyanyi profesional pada hari-hari raya, yang diiringi lagu-lagu girang yang mengagungkan kebesaran Yahweh, kuasa dan anugerahNya, nyanyian lainnya di dalam perkembangannya juga diciptakan oleh perorangan yang dinyanyikan pada saat pembebasan seseorang dari penyakit, dari bahaya atau malapetaka. Mazmur-mazmur ratapan perorangan dipakai oleh penyembah perorangan sebagai iringan atas korban perdamaian yang di sajikan berkenaan dengan sengsara pribadi.[16] Penyanyi dan pemusik Lewi diberi perhatian khusus dan fasilitas penunjang agar dapat berkonsentrasi, mempersiapkan diri tampil maksimal dalam pelayanan pujian (1 Tawarikh 9:33).
Musik, tarian dan nyanyian-nyanyian ini kemudian hari diajarkan secara turun temurun, terutama untuk mengungkapkan keagungan Allah  yang maha dahsyat yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (exodus). Dengan kata lain, musik, tarian dan nyanyian adalah sebagai ungkapan iman orang percaya kepada ke maha Kuasaan Allah. Artinya, musik, pujian dan lain sebagainya juga  merupakan proklamasi kemenangan Allah atas segala unsur-unsur  alam terhadap roh jahat, bahwa dunia ini sudah ditaklukkan dibawah kekuasanNya.[17] Musik, nyanyian dan tarian adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari di zaman kuno, seperti sekarang ini. Semua itu sangat erat kaitannya dengan agama, masyarakat, dan budaya Israel, khususnya dengan pemujaan di Bait Suci, peperangan, perayaan dari segala perayaan.[18]
III.             Refleksi Teologi
Ibadah Israel merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk meresponi kehadiran Allah di dalam kehidupan kita. Suatu ucapan syukur atas segala kebaikan yang telah Allah lakukan. Melalui ibadah orang Israel memuji Tuhan melalui ucapan syukur dengan segenap hati dan hidup mereka, dengan tulus dan ikhlas demi kemuliaan Allah. Demikian halnya dalam penggunaan musik nyanyian dan tarian dalam ibadah Israel mempunyai peran penting bagi kehidupan keagamaan orang Israel dan fungsinya adalah untuk mengagungkan Allah dan berkomunikasi baik dengan Allah maupun dengan sesama manusia.
Demikian juga hendaknya dalam ibadah kita kepada Tuhan pada masa sekarang ini, kita menggunakan musik nyanyian dan tarian sebagai alat komunikasi dan kedekatan kita kepada Tuhan, dan tentunya kita juga tetap mengucap syukur kepada Allah dan tetap mengajak orang-orang disekeliling kita untuk tetap beribadah dan memuji Tuhan. Musik tarian dan nyanyian juga sangat penting dalam kehidupan beribadah kita kepada Tuhan. Karena dalam Mazmur 100: 2 firman Tuhan berkata “beribadalah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah kehadapanNya dengan sorak sorai”. Dan musik mendapat perhatian yang khusus dalam pelayanan ibadah kepada TUHAN.
IV.             Kesimpulan
Musik tarian dan nyanyian dengan ibadah tidak dapat dipisahkan. Musik sebagai sarana penting untuk menunjang keberhasilan dalam beribadah. Untuk mencapai hasil prima dalam ibadah haruslah ada perpaduan. Musik tarian dan nyanyian juga sebagai alat komunikasi kepada TUHAN maupun kepada manusia. Dengan kata lain, sebagai ungkapan iman orang percaya kepada ke maha kuasaan Allah. Begitu juga dalam kehidupan peribadahan bangsa Israel, musik nyanyian dan tarian tidak dapat terlepas dari kehidupan bangsa Israel. Musik nyanyian dan tarian sudah menjadi hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan bangsa Israel, baik dalam sosial mauapun keagamaannya

V.                Daftar Pustaka
Sumber Buku :
...., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM, 1996
Abineno, J.L. Ch., Gereja dan Ibadah, Jakarta : BPK-GM, 1986
Barth, C., Theologia Perjanjian Lama 2,Jakarta: BPK-GM, 2010
Heuken ,A. , SJ, Ensiklopedia Gereja Jilid II, Jakarta : Yayasan Cipta Loka Cakara, 1992
Hibbertviv,Mike, Pelayanan Musik, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1988 
King,Philip J. & Stager,Lawrence E., Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, Jakarta: BPK-GM, 2010
Lasor,W. S., Pengantar Perjanjian Lama II, Jakarta: BPK-GM, 2007
Muanley,Yonas, Musik Gereja, Jakarta: STT Injili Arastamar, 2005
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986
Rowley, H. H.,  Ibadah Israel Kuno, Jakarta: BPK-GM, 2006

Sumber Internet :
http://wol.jw.org/id.wol/d/r25/ip-in, diakses pada 23 April 2016 
https://id.m.wikipedia.org/wiki/nyanyian, diakses pada 23 April 2016.




[1] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), 364
[2] A. Heuken , SJ, Ensiklopedia Gereja Jilid II, (Jakarta : Yayasan Cipta Loka Cakara, 1992), 59
[3] J.L Ch Abineno, Gereja dan Ibadah, (Jakarta : BPK-GM, 1986), 3
[4] Yonas Muanley, Musik Gereja, (Jakarta: STT Injili Arastamar, 2005), 35. 
[5] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 346. 
[6] http://wol.jw.org/id.wol/d/r25/ip-in, diakses pada 23 April 2016 
[7] https://id.m.wikipedia.org/wiki/nyanyian, diakses pada 23 April 2016. 
[8] H. H. Rowley,  Ibadah Israel Kuno, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 156. 
[9] H. H. Rowley,  Ibadah Israel Kuno, 165
[10] ...., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM, 1996), 111-112.  
[11] C. Barth, Theologia Perjanjian Lama 2, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 59.
[12] W. S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama II, (Jakarta: BPK-GM, 2007), 44-47. 
[13] H. H. Rowley,  Ibadah Israel Kuno, 341-342. 
[14] Philip J. King & Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 342.
[15] ...., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, 109.  
[16] H. H. Rowley,  Ibadah Israel Kuno, 150-159.
[17] Mike hibbertviv, Pelayanan Musik, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1988), 3.  
[18] Philip J. King & Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 325.

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...