Nama :
Johannes
Nababan
Mata Kuliah :
Teologi Perjanjian Lama I
Musik, Nyanyian, dan
Tarian dalam Ibadah Israel
I.
Pendahuluan
Ibadah
merupakan salah satu respon rasa syukur kepada Allah, atas kebaikan Allah di
dalam kehidupan kita. Dalam beribadah kita memerlukan alat atau media sebagai
komunikasi kita kepada TUHAN. Demikian halnya dengan bangsa Israel, yang dalam
setiap perkembangan ibadah mereka dalam memuji dan memuliakan TUHAN menggunakan
Musik, tarian dan nyanyian dalam ibadah mereka. Pada kesempatan ini, kita akan
melihat bagaimana peran dan makna musik, tarian dan nyanyian dalam ibadah
bangsa Israel kepada TUHAN. Semoga paper ini dapat memberi pemahaman dan
pengetahuan kepada kita bersama.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian Ibadah
Dalam
kamus bahasa Indonesia kata “ibadah” merupakan kebaktian kepada Tuhan atau
perbuatan-perbuatan yang menyatakan bakti kepada Tuahn.[1]Secara
umum ibadah adalah salah satu wadah dalam kehidupan umat beragama untuk
menyatakan puji-pujian , ucapan syukur, permohonan, baik dalam bentuk perbuatan
yang merupakan bakti kepada Allah. Dan ibadah juga diartikan sebagai
penghormatan kepada Tuhan oleh manusia menurut kodratnya selaku mahluk dihadapan
sang pencipta.[2]
Menurut J.L Ch Abineno ibadah adalah merupakan suatu pertemuan yang berlangsung
semacam dialog, ibadah adalah pertemuan antara Allah dengan manusia, Allah
berfirman dan jemaat mendengar, Allah memberi dan jemaat menerima serta
mengucap syukur, Allah mengampuni dan jemaat memuji nama-Nya.[3]
2.2.Pengertian Musik,
Nyanyian dan Tarian Secara Umum
Kata
musik berasal dari bahasa Yunani “mousike”,
yang biasa dilatinkan menjadi musica.
Kata benda Yunani “mousike” dan
kata sifat “mousikos’ dibentuk dari
akar kata “mousa” yakni nama dewi
kesenian dan dewi ilmu pengetahuan dalam mitos Yunani.[4]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Musik adalah ilmu pengetahuan atau seni
yang mengatur nada-nada atau bunyi secara teratur di dalam suatu kombinasi dan
hubungan untuk menghasilkan suatu komposisi yang mempunyai kesatuan dan
kelangsungan.”[5]
Tarian adalah ungkapan emosi dan sikap seseorang, sering kali ungkapan sukacita
yang meluap, jarang sebagai pernyataan kebendian dan pembalasan dendam.[6]
Sedangkan nyanyian adalah syair yang dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan
melodi tertentu hingga membentuk harmoni.[7]
2.3.Penggunaan Musik,
Nyanyian dan Tarian dalam Ibadah Israel
a.
Musik
Musik
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam acara keagamaan bangsa Israel.
Musik juga sering disebut dalam kitab Mazmur, artinya ada peranan penting musik
dalam ibadah bait suci.[8]
Ada beberapa fungsi musik yang dapat dilihat dalam Perjanjian Lama, yaitu :[9]
1. Membuat
sukacita (Kej. 13;27; Hak. 11:34; Yes.5:12; Ams.5:23)
2. Nyanyian
Pekerja (Yes. 5:1; 16:10)
3. Kegembiraan
nasional (Bil. 27:17)
4. Kemenangan
dalam peperangan (Hak. 11:34).
Alat
musik dalam PL dibagi dalam 3 golongan yaitu:[10]
1. Alat
musik bertali yaitu: kecapi (kinnor), gambus (nevel), rebab (sabbekha), serdam
(suponya).
2. Alat
musik tiup yaitu: seruling (khalil), sangkakala (qeren), nafiri
3. Alat
musik pukul yaitu: giring-giring, ceracap dan rebana.
b.
Nyanyian
Dalam
Perjanjian Lama, nyanyian digunakan dalam penyembahan terhadap Allah. Kata
nyanyian dalam bahasa Ibrani “Sirah” שׁ׃ירֶח) ) , nyanyian ini merupakan puji-pujian umat kepada Allah, bisa juga
berupa ibadah permohonan dan pengucapan syukur seperti yang tertulis dalam
kebanyakan kitab Mazmur. Satu-satunya dasar dan alasan bangsa Israel melakukamn
ibadah puji-pujian adalah panggilan Tuhan kepada umatNya untuk berkumpul dan
berhari raya di hadapan wajahNya dan untuk memuliakan namaNya.[11]
Jenis
nyanyian dalam kehidupan bangsa Israel, yaitu:[12]
1. Nyanyian
kemenangan: nyanyian ini merupakan ucapan syukur atas kemenangan yang di dapat.
Seperti yang dinyanyikan Debora (Hak. 5:2-3).
2. Nyanyian
arak-arakan: merupakan nyanyian kerinduan dan harapan para peziarah serta
penyembah pada waktu menghampiri rumah Allah.
3. Nyanyian
Sion: beberapa nyanyian dan berfokus pada kota Sion (Maz. 46, 48, 76), yang
memuji Tuhan karena kehadiranNya yang agung.
4. Nyanyian
penobatan: merupakan nyanyian untuk seruan kepada bangsa-bangsa dan semua
ciptaan untuk memuji Allah. Serta nyanyian atas penyelamatan, kekuatan,
keadilan dan kemenangan dari Allah.
c.
Tarian
Ada
beberapa jenis tarian (Makhol dan
mekhola) dalam PL diantaranya adalah tarian meloncat, tarian berjingkat,
tarian melompat dan tarian berputar. Tarian dalam ibadah Israel biasanya
diikuti dalam nyanyian pujian atau Mazmur (Maz. 149:3).[13]
Pesta-pesta religius dan sekuler merupakan peristiwa yang penuh kegembiraan
yang dirayakan dengan musik dan tarian. Ketika Tabut Perjanjian diangkat ke
kota kerajaan, Yerusalem, untuk diletakkan di dalam kemah suci. Daud
menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga. Daud dan seluruh orang
Israel mengangkut tabut dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala (2 Sam
6:14-16).[14]
2.4.Arti dan Makna Musik,
Nyanyian dan Tarian dalam Ibadah Israel.
Pada
mulanya penggunaan musik terbatas pada kehidupan ibadah kepada Allah. Musik
sering diperdengarkan dalam keadaan bergembira dan biasanya dibarengi tarian.
Ada nyanyian-nyanyian sorak-sorai kemenangan sesudah berjaya dalam pertempuran
(Keluaran 15:1). Miryam dan kaum perempuan memukul rebana serta menari-nari
merayakan kehancuran Firaun dan tentara berkudanya (Keluaran 15: 20-21), dan
saat kembali dalam kemenangan Yerusalem dengan gambus, kecapi dan nafiri (2
Tawarikh 20:28).[15]
Musik, tarian dan nyanyian berkaitan erat dengan ibadah Israel. Hampir seluruh
kegiatan keagamaan Israel dilakukan dengan iringan musik dan nyanyian. Segala
lapisan masyarakat Yahudi hidup dengan musik, tarian dan nyanyian. Indikator
penting musik dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam acara ibadah Israel, H.H.
Rowley menjelaskan bahwa hal itu nampak pada “penetapan Allah akan orang Lewi
sebagai pelayan dalam ibadah, sebagai penyanyi profesional pada hari-hari raya,
yang diiringi lagu-lagu girang yang mengagungkan kebesaran Yahweh, kuasa dan
anugerahNya, nyanyian lainnya di dalam perkembangannya juga diciptakan oleh
perorangan yang dinyanyikan pada saat pembebasan seseorang dari penyakit, dari
bahaya atau malapetaka. Mazmur-mazmur ratapan perorangan dipakai oleh penyembah
perorangan sebagai iringan atas korban perdamaian yang di sajikan berkenaan
dengan sengsara pribadi.[16]
Penyanyi dan pemusik Lewi diberi perhatian khusus dan fasilitas penunjang agar
dapat berkonsentrasi, mempersiapkan diri tampil maksimal dalam pelayanan pujian
(1 Tawarikh 9:33).
Musik,
tarian dan nyanyian-nyanyian ini kemudian hari diajarkan secara turun temurun,
terutama untuk mengungkapkan keagungan Allah
yang maha dahsyat yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir (exodus). Dengan kata lain, musik, tarian dan nyanyian adalah sebagai
ungkapan iman orang percaya kepada ke maha Kuasaan Allah. Artinya, musik,
pujian dan lain sebagainya juga
merupakan proklamasi kemenangan Allah atas segala unsur-unsur alam terhadap roh jahat, bahwa dunia ini
sudah ditaklukkan dibawah kekuasanNya.[17]
Musik, nyanyian dan tarian adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari di
zaman kuno, seperti sekarang ini. Semua itu sangat erat kaitannya dengan agama,
masyarakat, dan budaya Israel, khususnya dengan pemujaan di Bait Suci,
peperangan, perayaan dari segala perayaan.[18]
III.
Refleksi
Teologi
Ibadah
Israel merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk meresponi kehadiran Allah
di dalam kehidupan kita. Suatu ucapan syukur atas segala kebaikan yang telah
Allah lakukan. Melalui ibadah orang Israel memuji Tuhan melalui ucapan syukur
dengan segenap hati dan hidup mereka, dengan tulus dan ikhlas demi kemuliaan
Allah. Demikian halnya dalam penggunaan musik nyanyian dan tarian dalam ibadah
Israel mempunyai peran penting bagi kehidupan keagamaan orang Israel dan
fungsinya adalah untuk mengagungkan Allah dan berkomunikasi baik dengan Allah
maupun dengan sesama manusia.
Demikian
juga hendaknya dalam ibadah kita kepada Tuhan pada masa sekarang ini, kita
menggunakan musik nyanyian dan tarian sebagai alat komunikasi dan kedekatan
kita kepada Tuhan, dan tentunya kita juga tetap mengucap syukur kepada Allah
dan tetap mengajak orang-orang disekeliling kita untuk tetap beribadah dan memuji
Tuhan. Musik tarian dan nyanyian juga sangat penting dalam kehidupan beribadah
kita kepada Tuhan. Karena dalam Mazmur 100: 2 firman Tuhan berkata “beribadalah kepada TUHAN dengan sukacita,
datanglah kehadapanNya dengan sorak sorai”. Dan musik mendapat perhatian
yang khusus dalam pelayanan ibadah kepada TUHAN.
IV.
Kesimpulan
Musik
tarian dan nyanyian dengan ibadah tidak dapat dipisahkan. Musik sebagai sarana
penting untuk menunjang keberhasilan dalam beribadah. Untuk mencapai hasil
prima dalam ibadah haruslah ada perpaduan. Musik tarian dan nyanyian juga
sebagai alat komunikasi kepada TUHAN maupun kepada manusia. Dengan kata lain,
sebagai ungkapan iman orang percaya kepada ke maha kuasaan Allah. Begitu juga
dalam kehidupan peribadahan bangsa Israel, musik nyanyian dan tarian tidak
dapat terlepas dari kehidupan bangsa Israel. Musik nyanyian dan tarian sudah
menjadi hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan bangsa
Israel, baik dalam sosial mauapun keagamaannya
V.
Daftar
Pustaka
Sumber
Buku :
...., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OFM, 1996
Abineno, J.L. Ch., Gereja dan Ibadah, Jakarta : BPK-GM,
1986
Barth, C., Theologia Perjanjian Lama 2,Jakarta: BPK-GM, 2010
Heuken ,A. , SJ, Ensiklopedia Gereja Jilid II, Jakarta :
Yayasan Cipta Loka Cakara, 1992
Hibbertviv,Mike, Pelayanan Musik, Yogyakarta: Yayasan
Andi, 1988
King,Philip J. &
Stager,Lawrence E., Kehidupan Orang
Israel Alkitabiah, Jakarta: BPK-GM, 2010
Lasor,W. S., Pengantar Perjanjian Lama II, Jakarta: BPK-GM, 2007
Muanley,Yonas, Musik Gereja, Jakarta: STT Injili Arastamar, 2005
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1986
Rowley, H. H., Ibadah
Israel Kuno, Jakarta: BPK-GM, 2006
Sumber
Internet :
http://wol.jw.org/id.wol/d/r25/ip-in,
diakses pada 23 April 2016
https://id.m.wikipedia.org/wiki/nyanyian,
diakses pada 23 April 2016.
[1] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), 364
[2] A. Heuken , SJ, Ensiklopedia
Gereja Jilid II, (Jakarta : Yayasan Cipta Loka Cakara, 1992), 59
[3] J.L Ch Abineno, Gereja dan
Ibadah, (Jakarta : BPK-GM, 1986), 3
[4] Yonas Muanley, Musik Gereja, (Jakarta:
STT Injili Arastamar, 2005), 35.
[5] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 346.
[6] http://wol.jw.org/id.wol/d/r25/ip-in, diakses pada 23
April 2016
[7] https://id.m.wikipedia.org/wiki/nyanyian,
diakses pada 23 April 2016.
[8] H. H. Rowley, Ibadah Israel Kuno, (Jakarta: BPK-GM,
2006), 156.
[9] H. H. Rowley, Ibadah Israel Kuno, 165
[10] ...., Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini Jilid II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM, 1996),
111-112.
[11] C. Barth, Theologia Perjanjian
Lama 2, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 59.
[12] W. S. Lasor, Pengantar
Perjanjian Lama II, (Jakarta: BPK-GM, 2007), 44-47.
[13] H. H. Rowley, Ibadah Israel Kuno, 341-342.
[14] Philip J. King & Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 342.
[15] ...., Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini Jilid II, 109.
[16] H. H. Rowley, Ibadah Israel Kuno, 150-159.
[17] Mike hibbertviv, Pelayanan
Musik, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1988), 3.
[18] Philip J. King & Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 325.
No comments:
Post a Comment