Thursday, March 23, 2017

Tafsiran terhadap Yohanes 3: 1- 13 dengan Metode Historis Kritis Percakapan dengan Nikodemus



Nama              : Johannes Nababan
Mata Kuliah  : Hermeneutika Perjanjian Baru I

Tafsiran terhadap Yohanes 3: 1- 13 dengan Metode Historis Kritis
Percakapan dengan Nikodemus
I.                   Pembahasan
1.1. Pengertian Historis Kritis
Metode historis kritis adalah metode penafsiran yang menaruh perhatian pada sejarah, yakni sejarah dalam teks. Berdasarkan penyelidikan terhadap teks, maka kita akan mengetahui kondisi-kondisi keagamaan, sosial dan politik dari suatu atau sejumlah periode sejarah yang didalamnya teks itu sendiri, yaitu bagaimana teks itu muncul, mengapa, diamana, dan untuk siapa di tulis, disunting, disusun, dihasilkan dan dipelihara serta mengapa teks itu di tulis, apa  yang mempengaruhinya pemeliharaannya dan perluasannya. [1]
1.2. Analisa Sejarah
1.2.1.      Latar Belakang  Kitab
Injil Yohanes berbeda di antara keempat Injil kanonik. Letak perbedaannya terdapat dalam struktur maupun gayanya. Ia tidak memuat kisah perumpamaan dan hanya tujuh mukjizat, lima di antaranya tidak termuat dalam kitab-kitab Injil lainnya.[2] Dan Injil Yohanes harus ditangani dengan cara yang agak lain, karena mempunyai bentuk sendiri. Bukan hanya materinya yang berbeda dari injil sinoptis tapi pola pengajarannya juga berbeda, dalam Injil sinoptis terdapat pada akhir pelayanannya, sedangkan dalam injil Yohanes pada bagian permulaan (Yohanes 2:13-22).[3] Namun kini dalam pasal 21:24 kita menemukan alasan mengapa Yohanes memberi perhatian tertentu kepada murid yang khusus ini. Yohanes menceritakan kepada kita bahwa murid yang dikasihi Yesus itu yang bertanggung jawab untuk cerita ini  dan bahka mungkin yang menuliskannya (Lih. Yoh. 21:20-24).[4]
1.2.2.      Penulis, Waktu dan Tempat Penulisan Injil Yohanes
Identitas mengenai penulis Injil Yohanes berpusat pada ungkapan “murid yang dikasihi Yesus”.[5] Hanya ada satu sumber sebagai pegangan dalam menentukan siapa penulis Injil ini, yaitu pasal 21:20, 24. Murid yang di kasihi, duduk dekat Yesus sewaktu makan bersama, yaitu Yohanes anak Zebedeus. Dan Yohanes anak Zebedeus tidak pernah disebut dengan jelas dalam injil ini. Dengan rendah hati ia menyembunyikan diri. Dengan demukian ia adalah salah seorang yang sejak mula-mula mengikuti Yesus (Yoh. 1:35-41).[6]
Injil Yohanes ditulis di Asia kecil, di Efesus, menjelang akhir abad pertama, ketika pertumbuhan gereja sudah mencapai kematangannya, dan ketika sudah timbul kebutuhan akan ajaran yang lebih lanjut tentang iman. Dan ditulis dalam kalangan umat bukan Yahudi, karena perayaan serta adat istiadat orang Yahudi diterangkan bagi mereka yang tidak mengenalnya (Yohanes 2:13; 4:9; 19:31).[7]
1.2.3.      Tujuan Penulisan Kitab
Tujuan utama Yohanes jelas diberikan dalam Yoh. 20:30-31. Yaitu menghantar pembacanya kepada kepercayaan bahwa Yesus ialah mesias dan Anak Allah, dan dengan demikian membawa mereka ke pengalaman hidup yang kekal.[8] Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia, untuk membangkitkan kepercayaan, supaya mereka yang percaya kepadaNya memperoleh kehidupan yang kekal: hidup dalam persekutuan abadi dengan Bapa dan Anak (Yoh. 14:23).[9] Tujuan Injil Yohanes tidak hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk orang bukan Yahudi dan juga untuk semua orang percaya dapat ditolong melaluli Injil Yohanes.[10]

1.3.Struktur Kitab[11]
a.      Penyataan diri Yesus kepada dunia (1:1-12:50)
                                              i.            Kata Pendahuluan (1:1-18)
                                            ii.            Penyataan diri Yesus (1:19-2:11)
                                          iii.            Kabar baru (2:12-4:54)
                                          iv.            Yesus, Anak Allah (5:1-47)
                                            v.            Yesus, Roti Kehidupan (6:1-71)
                                          vi.            Sengketa dengan orang Yahudi (7:1-8:59)
                                        vii.            Yesus, Terang Dunia (9:1-41)
                                      viii.            Yesus, Gembala Yang Baik (10:1-42)
                                          ix.            Kebangkitan dan Hidup Yang Kekal (11:1-57)
                                            x.            Bayangan Salib (12:1-36a)
                                          xi.            Kata Penutup (12:36b-50)

b.      Penyataan diri Yesus kepada murid-murid-Nya (13:1-17:26)
                                              i.            Perjamuan Terakhir (13:1-30)
                                            ii.            Ucapan-ucapan perpisahan (13:31-16:33)
                                          iii.            Doa Yesus untuk murid-murid-Nya (17:1-26)
c.       Yesus dipermuliakan (18:1-21:25)
                                              i.            Penderitaan Tuhan Yesus (18:1-19:42)
                                            ii.            Kebangkitan Tuhan Yesus (20:1-31)
                                          iii.            Pemberian Tugas kepada murid-murid (21:1-25)

1.4.Analisa Sastra dan Bentuk
Bagian dari injil ini memuat banyak kata Aram, khususnya perkataan-perkataan Yesus.[12] Injil ini juga merupakan suatu terjemahan asli Aram. Dengan demikian pengarangnya adalah seorang Yahudi dan dia seorang dari kalangan pengiring-pengiring Yesus, yang mneyaksikan sendiri hal-hal yang ditulisnya.[13]
1.5.Analisa Peredaksian[14]
Ada dua hipotesa yang menarik, yakni bahwa kitab Injil ini telah melalui dua edisi. Kita sudah melihat atau mengetahui kecuali kata pengantarnya, kitab ini sangat bersifat Yahudi, tetapi kata pengantarnya mempunyai penampilan yang lebih cocok bagi dunia Yunani. Karena itu kemungkinan kata pengantar ditambah setelah selesainya karya aslinya, supaya kitab Injil ini menarik bagi pembaca.
1.6.Analisa Sumber[15]
Kitab Injil Yohanes sepertinya bukan terjemahan langsung dari sebuah naskah dalam bahasa Aram, walaupun ada yang mengemukakan demikian. Pengaruh tata bahasa Aram dalam sebuah tulisan bahasa Yunani dapat disebabkan oleh karena bahasa Ibu penulis adalah bahasa Aram. Selain itu, ditemukan juga sumber bahwa kitab Yohanes ini juga mungkin saja dari sumber Q (Qumran), karena berisi tentang Yesus dan menceritakan mengenai kepercayaan akan Tuhan Yesus ditengah-tengah orang yang menyaksikannya.
1.7.Sitz Im Leben
1.7.1.      Konteks Politik[16]
Semasa hidup Yesus, kita melihat bagaimana Bangsa Israel takluk kepada kerajaan romawi. Dan Mesias yang diharapkan orang-orang Yahudi bukanlah Yesus. setelah romawi memerintah israel, orang Yahudi berulangkali mencoba mematahkan Kuk penjajahan yang berat itu. Terutama di Galilea sering menjadi pusat gerakan pemberontakan. Gerakan-gerakan ini muncul ketika Herodes agung menjadi raja di seluruh negeri itu, dan orang-orang Yahudi mencoba membebaskan diri dari kekuasaan Herodes untuk selama-lamanya. Terjadi pemberontakan tetapi tidak berhasil karena tidak bersatu. Maka mereka bersembunyi di dalam gua, dan mereka hidup dari hasil perampasan dan perampokan.
1.7.2.      Konteks Ekonomi[17]
Orang Kristen pada abad ini bekerja untuk menunjang kehidupnnya. Dan sama seperti masa sekarang ini, perkembangan dan pelaksanaan ibadah mereka dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang berlaku pada waktu itu. Pertanian, perindustrian, keuangan, semuanya berpengaruh terhadap penyebaran Injil.
1.7.3.      Konteks Keagamaan[18]
Pada waktu kitab Injl Yohanes ditulis ialah munculnya bidat. Ajaran bidat bidat muncul jika ada penekanan yang berlebihan terhadap salah satu bagian dari kebenaran. Dan ada dua ajaran bidat yang ditentang oleh penulis kitab Injil Yohanes. Ada sekelompok orang kristen (khususnya orang Yahudi), yang memberikan tempat yang tinggi kepada yohanes pemabtis. Bagi mereka Yohanes pembaptis adalah penerus para nabi dan berbicara dengan suara kenabian. Penulis Injil Yohanes menolak siapapun yang menempatkan Yohanes pembaptis pada tempat yang harus hanya menjadi milik dan tempat Yesus. Dan juga, ada suatu bentuk bidat lain yang disebut Gnostisime.[19] Mereka berpendapat bahwa Allah tidak dapat menyentuh benda sehingga karena itu Allah tidak menciptakan benda. Yang dilakukan Allah adalah mengeluarkan serangkaian pancaran dari diriNya sendiri yang semakin menjauh sehingga bisa menyentuh benda. Dan pancaran terjauh inilah yang menciptakan dunia.
1.7.4.      Konteks Sosial Budaya[20]
Gereja tidak lagi tersebar hanya dalam kalangan ke-Yahudian. Namun seudah menjadi sangat non-Yahudi. Kebanyakan warganya tidak lagi berasal dari kalangan Yahudi, tetapi Hellenis (non-Yahudi). Yang menyebabkan perlunya ada penjelasan ulang tentang kekristenan itu sendiri. Kekristenan harus dinyatakan dalam suasana Hellenis.
1.8.Analisa Teks
1.8.1.      Perbandingan Bahasa
Dalam perbandingan bahasa, kami penafsir menggunakan NTG (Novum Testament Greek) sebagai acuan dalam perbandingan bahasa, LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), PSB (Pustaka si Badia), NIV (New Internasional Version).
Ayat 2
LAI     : Tanda-tanda yang engkau adakan itu
PSB     : Tanda-tanda Sengget
NIV     : Miracalous sigus (tanda ajaib)
NTG    :   τά σημει̑α ποιει̑ν α̏  σύ ποιε̑ις (                
Ayat 3
LAI     : Tidak dapat melihat kerajaan Allah
PSB     : Ise pe langasup Dibata Rajana (siapapun tidak merasakan bahwa Allah Rajanya)
NIV     : No one can see the Kingdom of God (tiada satupun yang melihat Kerajaan Allah)
NTG    : ού  δύναται ίδεαι̑ν  τήν  βασιλείαν  του̑  θεο͡υ (
Ayat 6
LAI     : Dilahirkan dari daging
PSB     : Tubuh ibas orang tuana (lahir dari orang tuanya)
NIV     :Flesh gives birth (dilahirkan dari daging)
NTG    : έκ  τ͡ης  σαρκὸς  σάρξ ὲστιν (
Ayat 9
LAI     : Nikodemus menjawab
PSB     : Nungkun Nikodemus (Nikodemus bertanya)
NIV     : Nicodemus asked (Nikodemus menanyakan)
NTG    : ὰπεκρίθη  Νικ́οδημος (
Ayat 14     
LAI     : Ular
PSB     : Nipe tembaga (ular tembaga)
NIV     :Snake (ular)
NTG    : φιδι (
Ayat 20
LAI     : Barang siapa berbuat jahat
PSB     : kalak jahat (orang jahat)
NIV     : Everyone who does evil (setiap orang berbuat jahat)
NTG    : π͡ας γὰρ ό ϕα͡υλα πρὰσσων (
1.8.2.      Kritik Aparatus
1.8.3.      Terjemahan Akhir
Ayat 1 : seorang pemimpin Yahudi bernama Nikodemus dari kalangan Farisi
Ayat 2 : ia datang pada waktu malam ke pada Yesus “ Rabi Engkau datang sebagai yg diutus Allah karena tidak seorangpun dapat mengadakan tanda-tanda seperti Engkau perbuat jika Allah tidak berkehendak.
Ayat 3 : Yesus menjawab: sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat kerajaan Allah.
Ayat 4 : Nikodemus bertannya: bagaimana mungkin orang yang sudah tua dilahirkan kembali? Dapatkah ia kembali ke rahim ibunya?
Ayat 5 : Yesus menjawab : jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk kedalam Sorga.
Ayat 6 : Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh
Ayat 7 : Janganlah engkau heran, karena kamu harus dilahirkan kembali.
Ayat 8 : Angin bertiup kesegala arah dan engakau mendenngar bunyinya, tetapi tidak tahu dari mana datang dan perginya.
Ayat 9 : Nikodemus bertanya: bagaimana mungkin itu terjadi?
Ayat 10 : Yesus menjawab dengan memberi pertanyaan : engkau adalah pengajar Israel dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Ayat 11 : Yesus menjawab : sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan bersaksi tentang apa yang kamu lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
Ayat 12 : kamu tidak percaya tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya,kalau Aku berkata-kata kepadamu tentang Sorgawi?
Ayat 13 : Tidak ada seorang pun yang naik ke Sorga selain Dia anak manusia yang kembali dari sana.
Ayat 14 : sama Seperti Musa yang meningikan ular di Padang gurun, demikian Dia harus ditinggikan
Ayat 15 : supaya setiap oarang yang percaya beroleh hidup kekal.
Ayat 16 : karena begitu besar kasih Allah akan Dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal supaya orang yang percaya beroleh hidup kekal.
Ayat 17 : Allah mengutus anakNya ke dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan menyelamatkan dunia
Ayat 18 : barang siapa yang percaya, dia tidak akan dihukum tetapi barang siapa yang tidak percaya dia akan mendapat hukuman oleh Dia.
Ayat 19 : inilah hukuman itu: terang telah datang ke dunnia tetapi manusia masih tetap menyukai yang jahat
Ayat 20 : orang yang berbuat jahat membenci terang supaya perbuatab jahatnya tidak nampak.
Ayat 21 : Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan dilakukan dalam Allah.
1.8.4.      Tafsiran
Ayat 1: Seorang Farisi. Banyak yang dikatakan Yohanes tentang orang-orang Farisi dalam Injil ini, umumnya dalam arti yang tidak baik. Tapi disini ia menuliskan mengenai seorang Farisi yang sungguh mencari Yesus. dia adalah orang penting. Dan inilah yang menyebabkan keengganannya mendekati Yesus secara terbuka.[21] Ia datang sebagai seorang Farisi, seorang pemimpin, bahkan dijuluki “pengajar Israel” dalam ayat 10. Yang membuat seakan-akan bangsa Israel tidak memiliki orang yang lebih hebat daripada Nikodemus.[22]
Ayat 2 : Secara jujur Nikodemus mengungkapkan keterbukaannya untuk dilayani Yesus. dengan menganggapNya sebagai guru yang di utus Allah.[23] Tidak semua guru Yahudi dapat memperlihatkan bukti tentang penugasan ilahi, karen awibawa mereka diperoleh daro tradisi sekolah-sekolah Yahudi. Nikodemus mengenali materai Allah pada Yesus melalui corak dari tanda-tanda. Tanda-tanda inilah sesungguhnya yang menandakan kesejatianNya.[24]
Ayat 3: Dengan satu kalimat, Tuhan Yesus menyangkal dasar pengertian mengenai Kerajaan Allah yang dimiliki Nikodemus. Sejak kecil, Nikodemus diajar bahwa di hadapan Allah, ia tidak seperti orang byukan Yahusi, karena ia lahir sebagai orang Yahudi. Mereka berpikir pasti akan masuk Kerajaan Allah kecuali mereka murtad dan melakukan kejahatan yang luar biasa. Disini, Tuhan Yesus menolak pikiran itu. Nikodemus yang beradab, agamawi, harus diperanakkan kembali atau lahir baru. Tuhan Yesus mengajarnya bahwa segala jabatan, kebaikan dan ketaatan tidak memungkinkan orang dapat melihat kerajaan Allah. Tetapi Tuhan Yesus mau menegaskan bahwa setiap orang termasuk Nikodemus, perlu seorang Juruselamat. Orang-orang yang diperanakkan bukan berarti dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.[25]
Ayat 4 : Nikodemus berusaha untuk mengerti hal yang dikatakan Tuha Yesus, tetapi ia masih terikat dengan latar belakang, pendidikan, dan pengalaman agama Yahudi. Ia bingung, karena guru yang ia hargai berkata ia harus dilahirkan kembali.[26]
            Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi ? itu ucapan Yesus yang sangat mengherankan dalam pemikiran seorang pemimpin Yahudi, yang pasti bukan tidak tahu sama sekali mengenai gagasan kelahiran ulang secara rohani. Mungkin disini ia memang benar-benar bingung, karena perobahan orang yang telah mencapau usia kematangan tak dapat dibayangkan lahir kembali melalui cara-cara wajar. Satu-satunya yang dapat terpikiur oleh Nikodemus adalah permulaan yang sama sekali baru, yang memang merupakan kemustahilan.[27]
Ayat 5 : Yesus mungkin sekali menunjuk kepada karya penyucian oleh Roh Kudus dalam kelahiran baru.[28] Air menghunjuk kepada baptisan dan Roh kepada kelahiran baru secara rohani. Hal ini dihubungan dalam pemikiran Nikodemus dengan baptisan pertobatan seperti yang dilaksanakan oleh Yohanes Pembaptis. Kalau mereka yang telah menyerahkan diri kepada baptisan Yohanes memandang diri mereka sebagai orang yang telah lahir kembali, maka perlu bagi mereka menyadari bahwa upacara lahiriah tidaklah memadai tanpa kelahiran baru secara rohani.[29]
Ayat 6 : Tuhan mengatakan bahwa Nikodemus (dan setiap orang) harus diperanakkan oleh manusia dan juga dari Roh Allah. Lalu Dia menegaskan kebenaran itu dengan berkata bahwa daging hanya dapat memperanakkan daging, dan kebenaran Rohani hanya dapat diperanakkan oleh Roh Allah. Jika seseorang mau terlibat dalam kehidupan Allah atau Kerajaan Allah, ia harus diciptakan ulang sebagai ciptaan Rohani.[30] Tuhan Yesus menunjukkan bahwatabiat dari mereka yang dilahirkan ditentukan oleh sumber yang melahirkan mereka.[31]
Ayat 7 : Kamu harus dilahirkan kembali. Ulangan akan kebutuhan untuk kelahiran baru yang rohani ini dirobah menjadi keharusan . tidak boleh memilih; kelahiran baru yang rohani adalah wajib.[32] Dilahirkan kembali adalah dirubah sedemikian rupa, sehingga keadaan yang baru itu hanya bisa dilukiskan sebagai keadaan lahir kedua kali atau dicipakan kedua kali. Perubahan itu terjadi kalau kita mengasihi Yesus dan membuka diiri kita bagiaNya untuk masuk kedalanm hati kita. Dengan begitu kita benar-benar dapat menerima kehendak Allah. Lau kita menjadi warga kerajaan sorga; menjadi anak-anak Allah, masuk kedalam kehidupan kekal, yaitu kehidupan Allah sendiri.[33]
Ayat 8 : Angin adalah sama dengan perkataan untuk Roh. Artinya Roh bertiup kemana dia mau.  Angin menggambarkan kegiatan-kegiatan Roh. Mujizat kelahiran baru tak dapat diatur oleh kecerdikan manusia.[34] Roh sama dengan angin, sekalipun tidak nampak, namun diketahui karena aktivitas dan desirannya, demikian pula Roh Kudus diketahui melalui kegiatan dan efeknya atas mereka yang dilahirkan kembali.[35] Kita mungkin tidak tahu cara kerja Roh itu, tetapi dari karya roh pada hidup manusia bisa dilihat oleh siapapun.[36]
Ayat 9 : Walaupun percakapan antara Nikodemus dengan Yesus dibuka dengan kata-kata yang mengandung bibit-bibit iman (“Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datag sebagai guru yang diutus Allah ....”), kata-kata Nikodemus yang terakhir dalam percakapan ini adalah kata-kata ketidakpercayaan.[37]
Ayat 10 : Setelah hal-hal ini diuraikan kepada Nikodemus, ia seharusnya menangkap semuanya, apalagi mengigat ia menjabat sebagai guru Israel, ungkapan yang merujuk pada suatu jabatan, sebagai guru Israel yang sudah mempelajari Firman Tuhan, ia seharusnya menjadi “buah matang yang siap dipetik”, seharusnya ia mengerti bahwa status dan usaha tidak dapat membawa manusia kedalam Kerajaan Allah.[38]  Pengajar Israel. Karena dalam bahasa Yunani dipakai kata sandang, maka ‘pengajar’ berarti bahwa seluruh kelompok mereka yang menganggap diri sebagai pengajar Israel diwakili oleh Nikodemus, yang seyogiyanya harus mengerti tapi gagal.[39]
Ayat 11 : Tuhan Yesus berbicara bukan hanya mengenai Nikodemus, tapi mengenai tanggapan seluruh umat Israel. Nikodemus datang kepada Tuhan Yesus karena Dia mengadakan tanda-tanda, sehingga Nikodemus terbuka untuk diajar oleh seorang “guru yang diutus Allah”. Tetapi ia gagal karena tidak rela menerima kesaksian Tuhan Yesus. ia gagal. Ditegur, karena ia tidak rela percaya.[40]  Kata ‘kami’ tidak begitu jelas dijelaskan dalam ayat ini. Mungkin Ia memasukkan murid-muridNya ataupun kesaksian dari nabi-nabi.[41]
Ayat 12 : Kamu (kamu dan orang lain sepertimu) tidak menerima kesaksian. Hal-hal duniawi adalah hal-hal yang sudah dibahas seperti sifat kerajaan dan kelahiran spritual dan kehidupan. Dan hal-hal Sorgawi adalah hal-hal yang anak manusia denganNya turun dari surga yang harus mengungkapkan sesuatu yang baru dan khas.[42] Dan juga kebenaran-kebenaran yang tak dapat sepenuhnya dinyatakan di dunia ini.[43]
Ayat 13 : Tidak ada orang yang telah menyaksikan hal0hal surgawi, lalu turun ke bumi untuk bersaksi, kecuali Tuhan Yesus sendiri. Dia telah turun dari surga untuk mrnguraikan hal-hal surgawi dan menyediakan cara supaya manusia dapat diperanakkan dari atas.[44]
Ayat 14 : Istilah ditinggikan di sini mengandung arti kematian-Nya di kayu salib, dan kemuliaanNya di surga, tetapi istilah ini belum jelas bagi Nikodemus. Dan konsep perlawanan yang akan menyerang Dia belum muncul secara terang-terangan.[45]
Ayat 15 : Percaya kepada Yesus. Ungkapan  ini memiliki tiga makna. (1) Ungkapan yang berarti kita harus percaya dengan segenap hati bahwa Allah adalah seperti yang diberitakan oleh Yesus. bagi orang Yahudi sangat sulit untukmempercayai hal seperti itu. Mereka melihat Allah sebagai tokoh yang memaksakan hukumNya kepada umatNya serta menghukum mereka kalau mereka melanggar hukum. (2) Kita harus percqaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa pikiran Allah ada didalam Yesus, bahwa Yesus benar-benar mengenal Allah dengan baik, dekat dengan Allah, stau dengan Allah, dan Ia dapat mengungkapkan kebenaran yang mutlak kepada kita dari Allah. (3) kita harus percaya bahwa apa yang dikatakan Yesus tentang Allah adalah benar.[46]
            Hidup yang kekal. Ungkapan ini dapat disamakan dengan ubgkapan “melihat kerajaan Allah” ataupun “masuk kedalam kerajaan Allah”.[47] Hidup yang kekal memberikan kita damai dengan Allah. Kita merasa aman dan tentram bersama Bapa kita. Hidup yang kekal juga memberi kita damai dengan sesama manusia. Jika kita telah diampuni maka kita pun harus mengampuni.[48] Manusia harus menjadikan Yesus sebagai penopang hidup dan menyerahkan seluruh kepercayaan hanya kepada Dia yang maha pengasih dan percaya maka kehidupan dan keselamatan akan diproleh oleh setiap orang yang percaya.[49]
Ayat 16 : Ayat ini mengungkapkan isi hati dan tujuan Allah. (1). Kasih Allah cukup luas untuk menjangkau semua orang, yaitu dunia ini. (2). Allah mengaruniakan AnakNya sebagai korban penghapus dosa di atas kayu salib. Pendamaian mengalir dari hati Allah sendiri yang penuh kasih. (3). Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan satu—satunya Juruselamat umat manusia yang hilang. (4). Binasa. Kata ini tidak menunjukkan kepada kematian jasmani, tetapi hukuman kekal yang begitu mengerikan (lih. Matius 10:28). (5). “Hidup Kekal”. Karunia yang dianugerahkan Allah kepada kita pada saat kita dilahirkan kembali. “Kekal” bukan hanya mengacu kepada keabadian tetapi juga kepada kualitas kehidupan ini.[50]
Ayat 17 -18 : Tujuan misi Anakk bukanlah untuk menghukum melainkan untuk menyelamatkan. Tetapi keselamatan itu hanya dapat diperoleh oleh mereka yang percaya.[51] Tuhan Yesus tidak menyebabkan keadaan mereka di bawah hukuman. Mereka sendiri yang menyebabkannya. Pemakaian sebutan Anak Tunggal Allah menekankan beratnya kesalahan mereka yang tidak percaya. Mereka perlu diselamatkan, tetapi mereka meningkatkan kesalahan mereka karena mereka menolak Dia yang layak dipercayai.[52]
Ayat 19-20 : Melalui kiasan Terang, Yohanes menjelaskan kepada kita mengenai proses penghakiman.[53] Perbuatan-perbuatan jahat dihubungkan dengan kegelapan, dan hukuman menyusul selaku manusia yang lebih menyukai kegelapan daripada terang.[54] Dan salah satu ciri dasar dari orang fasik adalah mereka mengasihi kegelapan, yaitu mereka menikmati dosa dan imoralitas (Rm. 1:18-32; Flp. 3:19). Dengan demikian ada perbedaan antara Allah yang mengasihi dunia (ayat 16) dan manusia yang mengasihi kegelapan.[55]
Ayat 21 : Barang siapa melakukan yang benar. Kata-kata seperti ini juga terdapat dalam tulisan-tulisan rabiniah: maksudnya mencakup tindakan-tindakan moral yang berharga.[56] Orang yang melakukan yang benar tidak menjauhi terang. Mereka datang kepada terang. Hal yang ingin dikatakan dalam ayat ini sesuai dengan ajaran Rasul Paulus dalam Efesus 2:8-10, yang menegaskan bahwa keselamatan itu “bukan  hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu”, kiuta ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.[57]


1.8.5.      Skopus
          Untuk dapat melihat Kerajaan Allah, harus dilahirkan kembali dari Roh Allah dan meninggalkan hal-hal yang bersifat Duniawi
1.9.Refleksi Teologis
          Dari pemaparan diatas kami dapat merefleksikan bahwa untuk dapat melihat ataupun masuk kedalam Kerajaan Allah harus dilahirkan kembali melalui Roh Allah dan meninggalkan segala sifat-sifat Duniawi. Untuk masuk kedalam Kerajaan Allah, harus menghadapi banyak tantangan dan rintangan tetapi Kasih setia Tuhan tidak akan pernah pudar dan akan kekal untuk selama-lamanya. Seperti ada tertulis dalam Yohanes 3: 16 berkat “ karena begitu besar kasih Allah akan Dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” nats ini sangat memotivasi bagi setiap orang yang percaya dan yang belum percaya. Agar selalu setia dalam menghadapi kehidupan tetap bersyukur dan berserah kepada Tuhan Yesus Kristus.


[1] Jhon H. Hayes & Carl R. Hollyday, Pedoman Penafsiran Alkitab, (Jakarta : BPK-GM, 2006), 52
[2] Merrill C. Tenney,  Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2009), 231
[3] Bruce Chilton, Studi Perjanjian Baru Bagi Pemula, (Jakarta: BPK-GM, 2000), 44
[4] Robert Kysar, Injil Yohanes Sebagai Cerita, (Jakarta: BPK-GM, 1995), 98
[5] Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009), 2
[6] M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1975), 64-65
[7] Merrill C. Tenney,  Survei Perjanjian Baru, 236
[8] ...., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), 608
[9]  M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, 64
[10]  Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5, 11
[11]  ...., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, 608
[12]  V. C. Pfitzner, The Gospel According To John, (Adelaide, South Australia: Lutheran Publising House, 1988), 18
[13]  M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, 65
[14] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, ( Jakarta: BPK-GM, 2011), 226
[15]  John Drane, Memahami Perjanjian Baru, 224
[16]  John Drane, Memahami Perjanjian Baru,223
[17]  Merrill C. Tenney,  Survei Perjanjian Baru,72 
[18] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Yohanes Pasal 1-7, (Jakarta: BPK-GM, 1988), 19-21
[19] Ajarannya adalah bahwa benda pada dasarnya adalah jahat dan bahwa roh pada dasarnya adalah baik. 
[20]  William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Yohanes Pasal 1-7, 11
[21] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988), 284
[22] Dave Hagelberg,  Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5, 103
[23]  Dave Hagelberg,  Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5,104
[24]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 284-285
[25]  Dave Hagelberg,  Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5, 104-105
[26] Dave Hagelberg,  Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5, 105-106
[27]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 285
[28] ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Jakarta: LAI & Gandum Mas, 2000), 1701
[29]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 285
[30] Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5, 107-108
[31]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 286
[32] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 286
[33]  William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Yohanes Pasal 1-7, 221
[34]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 286
[35]  ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, 1704
[36]  William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Yohanes Pasal 1-7, 224-225
[37]  Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5, 109
[38] Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5, 109
[39]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 286
[40]  Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5,110

[42] Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, The Wyclife Bible Commentary, ( Chicago: The Moody Bible Institute, 1963), 1078
[43]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 286
[44]  Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal 1-5, 111
[45] Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5, 113
[46]  William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Yohanes Pasal 1-7, 229-230
[47]  Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5,114
[48]  Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, The Wyclife Bible Commentary, 1079
[49] William Barclay, The Gospel Of John Volume 1, (Edinburgh: McCorquodale, 1960) 124-125
[50]  ...., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, 1704
[51]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 287
[52]  William Barclay, The Gospel Of John Volume 1, 128
[53]  Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5, 118
[54]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 287
[55]  Robert Kysar, Commentary On The New Testament Of John, (Augusburg Publishing House, 1986), 56
[56]  ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, 287
[57]  Dave Hangelberg, Tafsiran Injil Yohanes pasal1-5, 119-121

1 comment:

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...