Nama : Johannes Nababan
STT. Abdi Sabda Medan
LGBT Ditinjau
Dari
Perjanjian Lama
Jangan di Copy bulat-bulat yah?
ini tulisan saya dan asli, sesekali cantumkan nama saya sebagai sumbernya..
heheheheheh
Jangan di Copy bulat-bulat yah?
ini tulisan saya dan asli, sesekali cantumkan nama saya sebagai sumbernya..
heheheheheh
I.
Pendahuluan
Masalah
isu LGBT bukanlah hal yang baru kita dengar. Sekarang ini kita banyak melihat
dan mendengar tentang masalah-masalah LGBT.
Kita dapat melihat dan mendapati berbagai macam buku-buku majalah maupun
koran-koran yang membahas tentang LGBT, dan kita juga dapat mendengar
pembahasan tentang masalah homoseksual melalui seminar-seminar dan panel
diskusi yang diadakan di mana-mana oleh para ahli sesuai bidangnya
masing-masing. Pada kesempatan kali ini saya sebagai penyaji akan mencoa
membahas pandangan LGBT dari sudut Perjanjian Lama. Semoga pembahasan kali ini
bisa menambah wawasan kita bersama. Syalom, Tuhan Yesus
Memberkati
II.
Pembahasan
2.1. Pengertian LGBT
LGBT merupakan sebuah
singkatan dari Lesbian, Gay, Bisex dan Transgender. Lesbian adalah orientasi seksual seorang perempuan yang hanya
mempunyai hasrat sesama perempuan.BisexSebuah
orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis baik Pria/Wanita.
Transgender Sebuah Orientasi
seksual seorang Pria/Wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai
Pria/Wanita (Misal:Waria). [1]
Gay adalah istilah
yang berarti: lucu, riang, dan merupakan kata ganti untuk menyebutkan perilaku
homoseksual. Di Indonesia kaum gay biasa
menggunakan suatu istilah yang keren yaitu “Gaya Nusantara”, yang menerbitkan
buku-buku dan majalah-majalah, juga mendirikan beberapa tempat seperti bar-bar
sebagai tempat untuk berdansa dan melakukan hubungan seks.[2]
2.2. Sekilas Mengenai LGBT
Persoalan
penyimpangan seksual telah menjadi objek perdebatan yang cukup lama dalam
peradaban umat manusia. Norma masyarakat yang mengutuk berbagai macam penyimpangan
seksual mendapatkan tantangan dari kelompok yang merasa dirugikan atas
norma-norma tersebut. Perdebatan semacam ini menjadi semakin terlihat
setelah muncul kampanye yang dilakukan oleh gerakan LGBT (lesbian, gay,
biseksual dan transgender). Gerakan LGBT bermula di dalam masyarakat Barat.
Cikal bakal lahirnya gerakan ini adalah pembentukan Gay Liberation Front
(GLF) di London tahun 1970.[3]
Gerakan ini terinspirasi dari gerakan pembebasan sebelumnya di Amerika Serikat
tahun 1969 yang terjadi di Stonewall.[4]‘Homo’
berasal dari istilah latin yang berarti sama.
Homoseksualitas adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu orientasi seksual
kepada sejenis. Homoseksual yang dilakukan oleh sesama pria dalam istilah
umumnya disebut gay. Sedangkan, yang
dilakukan oleh sesama wanita disebut lesbi. Kedua perilaku seksual tersebut,
baik dalam ranah agama maupun sosial disebut bentuk seks abnormal. Sebagai
perilaku abnormal, keduanya ditolak. Jadi, perilaku dan pelaku homoseksual
dapat mengalami sanksi, seperti sanksi dosa dan dilecehkan.[5]
2.3.Pandangan Alkitab
Tentang Sikap LGBT
Sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian
Baru alkitab berkata tegas bahwa homoseksual adalah dosa.[6]Pandangan
alkitab mengenai homoseksual merupakan sebagai perbuatan terlarang. Pandangan
itu tidak hanya terpancar dari kisah negri Sodom dan Gumora. Dalam kitab Imamat
18:22 homoseksual dengan tegas disebut sebagai perbuatan keji, dan juga dalam
Imamat 20:13. Sedangkan dalam surat Paulus yang pertama kepda jemaat di
Korintus pasal 6:9-10, mengatakan bahwa para homoseksual dinyatakan tidak akan
menjadi akhliwaris kerajaan Allah.[7]Penafsiran
yang lain terhadap Imamat 18:22, yang dengan tegas melaranghubungan seksual
antar sesama laki-laki melalui anus sebab itu merupakan kekejian dan kelakuan
seksual yang tidak etis dan tindakan yang tidak menjaga kekudusan.[8]
2.4.LGBT di Tinjau Dari
Perjanjial Lama
2.4.1.
Peristiwa
Sodom (Kejadian 19:1-24)
Diawali ketika
Allah mengutus 2 malaikat untuk memerikasa kota Sodom (Kej 18:22). Setibahnya
kedua malaikat itu di kota Sodom Lot mengundang mereka untuk singgah kerumahnya,
kedua malaikat itu menolak undangan Lot (ayat 2). Tetapi Lot mendesak sampai
mereka menerimanya, dan kedua malaikat itupun mau dan Lot menjamu mereka dengan
hidangan makanan. Waktu belum larut malam ketika orang-orang dari kota itu
datang kerumah Lot dan menuntut agar kedua tamu itu diserahkan kepada mereka
(ayat 4-5) hal ini menggambarkan cara hidup orang Sodom dalam kebobrokan moral,
mereka hanya ingin memuasakan nafsu mereka yang tidak wajar. Di dalam
Perjanjian Lama kata kerja “know”
(kjv), yang dierjemahkan pakai di
ayat ini, banyak kali menunjukan kepada aktivitas seksual (bgd. Kej 4:1).[9]
Itulah dosa masyarakat Sodom yang sudah lama di pahamkan sebagai dosa liwa
(semburit, kehomoseksualan). Persetubuan sekelamin itu dinyatakan oleh taurat
Israel sebagai kekejian (Im 18:22).[10]
Di ayat 8 Lot
menawarkan kedua putrinya yang masih perawan sebagai ganti kedua tamunya itu.
Tetapi orang-orang senegrinya yang jahat itu menolaknya, oleh karena
keberdosaan mereka itu akhirnya Tuhan
memusnakan kota itu (ayat 24).[11]
2.5.Allah
menganjurkan heteroseksual, bukan homoseksual
Di dalam Alkitab (di
dalam Kej 2:21-24) jelas disebutkan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan
ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging. Dan ayat-ayat tersebut mengindikasikan bahwa seks diberikan Allah dalam
konteks keluarga sejak dari mulanya. Allah menetapkan seks untuk digunakan di
antara seorang pria dan wanita di dalam ikatan pernikahan heteroseksual
(suami-istri). Allah menganugerahkan manusia dengan dua jenis
kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa
Allah menciptakan manusia sepasang, yaitu Adam dan Hawa. Keduanya kemudian
membentuk keluarga dan menghasilkan keturunan (Kejadian 1:27-28; 2:20-25).
Hasrat seksual yang sejati seperti digambarkan dalam Kejadian 4:1 adalah
heteroseksual (laki laki menyukai wanita dan sebaliknya). Allah sejak awal
menetapkan hubungan heteroseksual ketika Dia menciptakan “laki-laki dan
perempuan”.[12]
2.6. Pandangan Perjanjian Lama Tentang
Seksualitas
Alkitab
memberi penjelasan bahwa Allah menciptakan tubuh manusia itu baik. Allah
menciptakan adam dari tanah kemudian dari tulang rusuk Adam diciptakan-Nyalah
Hawa (Kej2:7). Allah peduli pada tubuh manusia dengan ciptaan alam semesta yang
baik dan lingkungan yang cukup bagi manusia. Jelas dari penjelasan ayat
tersebut mengatakan bahwa tubuh yang baik adalah tubuh yang diciptakan Allah
untuk kemuliaan-Nya. Manusia dalam pandangan Allah sugguh amat baik, manusia
dianggap sebagai ciptaan mulia dari ciptaan yang lain. “Tuhan mempunyai rencana
ketika Ia menciptakan organ tubuh tersebut. Dengan demikian Tuhan mempunyai
Tujuan ketika Ia menjadikan seks bagi manusia”.[13]
Seks itu
baik karena seks itu merupakan bagian integral dari seluruh ciptaan yang
dinyatakan sungguh amat baik (Kejadian 1:31) segala ciptaan amat baik, tak
terkecuali seksualitas. Narasi
penciptaan menekankan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk seksual. Manusia diciptakan sebagai laki-laki dan
perempuan dan dalam perbedaan seks itu mereka mencerminkan Allah: “Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; lakilaki dan perempuan diciptakan-Ny mereka” Kejadian 1:27). Itu berarti
seksualitas tidak hanya sesuatu yang baik, tetapi sekaligus mencitrakan
kesucian dan kekudusan Allah.[14]
Dalam hal
ini “Alkitab memang bukan buku pedoman tentang seks, tetapi Alkitab memberikan
suatu pengertian yang benar tentang seks.
Selain itu Alkitab memberikan informasi tentang siapakah kita
sebenarnya, apa arti seksualitas, dan mengapa Tuhan menciptakan laki-laki dan
perempuan.”[15]
2.7.Tujuan Allah
Menciptakan Laki-Laki dan Perempuan
Perkawinan
ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri degan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan adalah tahap kehidupan
yang dalamnya laki-laki dan perempuan boleh hidup bersama-sama dan menikmati
seksual secara sah. Berita penciptaan Hawa (Kej 2;18-24) menunjukkan hubungan
yang unik antara suami dan isteri juga menyajikan hubungan antara Allah dengan
umat-Nya (Yer 3; Yeh 16; Hos 1-3).[16]
Di dalam PL perkawinan lebih mengarah kepada hubungan dua orang yang disebut
pengantin. Dalam PL dikatakan bahwa perkawinan merupakan bagian dari maksud
Allah menciptakan manusia. Perkawinan merupakan peraturan yang merupakan
ditetapkan oleh Allah sebagai tata tertib suci untuk mengatur hubungan
laki-laki dan perempuan.[17]
Perkawinan merupakan suatu perjanjian kudus yang diberkati oleh Allah dan
merupakan persatuan yang terhormat antara pria dan wanita untuk tujuan
persekutuan dan membangun kehidupan berkeluarga (Kej 2:24; Yeh 16:8; Hos 2:19).[18]
Dalam
konsep PL, ditinjau dari Kej 2:24 kata yang lebih tepat dengan perkawinan
adalah kata Yada yang berarti bersatu.
Laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya, bersatu dengan isterinya menjadi satu
daging. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan serta memberkatinya sehingga
pernikahan mereka suci. Satu daging berarti ada hubungan seksual, dengan kata
lain hubungan seksual menghasilkan kesatuan
(manusia secara lahiriah) yang baru..[19]
2.8.Perkawinan adalah
inisiatif Allah
Pada
awal penciptaan manusia, Allah sudah mempunyai rencana agar Laki-laki/Peremupan
dapat bersatu untuk saling melengkapi dan beranak cucu memenuhi bumi (Kej 2:18;
1:28).Perkawinann adalah sesuatu yang kudus dimata Allah, itulah sebabnya Allah
menganggap dosa bagi mereka yang mencerminkan ikatan pernikahan dengan
melakukan perzinahan (Im 18, 19, 20), penulis Ibrani juga kembali menegaskan
bahwa perkawinan itu adalah sesuatu yang kudus dan tidak boleh dicemarkan.
Didalam kitab Maleakhi dijelaskan bahwa maksud Allah dengan menjadikan manusia
adalah untuk menghasilkan keturunan yang
ilahi (Mal 2:15; Ibr 13:14).[20]
III.
Refleksi
Teologis
Sebagai
umat Allah kita haruslah tetap menjaga dan merawat tubuh kita supaya tetap
kudus sebab Allah adalah Kudus. Demikianlah pesan Allah kepada uamat-Nya Israel
melalui Musa agar mereka hidup dalam Kekudusan “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah
kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, Kudus(Im 19:2)”. Menyangkut mengenai isu
LGBT yang akhir-akhir ini di bahas diberbagai media sosia, kita hendaklah
jangan terpengaruh untuk menjadi serupa dengan mereka, karena Allah membenci
hal yang demikian. Marilah kita jaga tubuh kita untuk tetap Kudus karena Allah
yang menginginkannya, sehingga kita tidak dihukum seperti orang-orang di Sodom.
IV.
Kesimpulan
Pandangan
Perjanjian Lama mengenai isu LGBT
merupakan sebagai perbuatan terlarang. Pandangan itu tidak hanya terpancar dari
kisah negri Sodom dan Gumora yang dimana kota itu Allah musnakan karena
penyimpangan seks yang tidak sewajarnya. Dalam kitab Imamat 18:22; 20:13hal
seperti itu dengan tegas disebut sebagai perbuatan keji.
V.
Daftar
Pustaka
Budiman
Amen, Lelaki Perindu Lelaki, Semarang:
Tanjung Sari, 1979
E. Hill Andrew & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum
Mas, 2004
Harris
Himawan Anang, Bukan Salah Tuhan Mengajab,
Solo: Tiga Serangkai, 2007
http://ahbirrulwalidain.blogspot.co.id/2016/03/makalah-lgbt.html
diakses 8 Setember 2016
Instone Brewer David, Divorce And Murriage, Michigan:
Cambarago, 1989
J.
Davis Jhon, Suatu Telaah dalam Kitab
Kejadian, Malang: Gandum Mas, 2007
J.Wiseman. D., Dalam Buku Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z,
Jakarta: YKBK, 2007
L.
Geisler. Norman, Etika Kristen Pilihan dan Isu, Malang: Literatur SAAT,
2003.
Lempp
Walter, Tafsiran Alkitab: Kitab Kejadian
12:4-25:18, jakarta: BPK-GM, 2010
M.
Paterson Robert, Tafsiran Alkitab Kitab Imamat, Jakarta: BPK-GM, 1994
Myers
Joanne, Historical Dictionary of the Lesbian Liberation Movement Still the
Rage, USA: Scarecrow Press, 2003
Richards Larry, berpacaran Sampai Di Mana Batasnya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986
Sirait
Bagiman, Jawaban Inspiratif, Volume1,
YAPAMA,2015
Soekahar H., Homoseksual
Tinjauan Singkat Berdasarkan Iman Kristen Jakarta: ANDI, 1987
Spencer
Colin, Sejarah Homoseksualitas dari Zaman Kuno hingga Sekarang, cet ke-2
Bantul: Kreasi Wacana, 2011
Tu’u Tulus, Etika dan Pendidikan Seksual, Bandung: Kalam Hidup, 2007
Unarto
Erich, Hidup Dalam Etika Kristen,
Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2007
Verkuly J., Etika Bagian Seksuil, Jakarta: BPK-GM, 1998
[1]http://ahbirrulwalidain.blogspot.co.id/2016/03/makalah-lgbt.html
diakses 8 Setember 2016 pukul 16:35 Wib
[2] H. Soekahar, Homoseksual Tinjauan Singkat Berdasarkan
Iman Kristen (Jakarta: ANDI, 1987), 68
[3]Colin Spencer, Sejarah
Homoseksualitas dari Zaman Kuno hingga Sekarang, cet ke-2 (Bantul:
Kreasi Wacana, 2011),, 447.
[4]Joanne Myers, Historical
Dictionary of the Lesbian Liberation Movement Still the Rage, (USA:
Scarecrow Press, 2003) , 1
[5]Anang Harris Himawan, Bukan Salah Tuhan
Mengajab, (Solo: Tiga Serangkai, 2007), 68
[6]Bagiman Sirait, Jawaban
Inspiratif, Volume1(YAPAMA)119
[7]Amen Budiman, Lelaki Perindu
Lelaki, (Semarang: Tanjung Sari, 1979), 16
[9] Jhon J. Davis, Suatu Telaah
dalam Kitab Kejadian, (Malang: Gandum Mas, 2007), 215
[10] Walter Lempp, Tafsiran Alkitab:
Kitab Kejadian 12:4-25:18, (jakarta: BPK-GM, 2010), 235
[11] hon J. Davis, Suatu Telaah dalam
Kitab Kejadian, 216
[12]Norman L. Geisler, Etika Kristen Pilihan dan Isu, (Malang:
Literatur SAAT, 2003), 342
[13]J. Verkuly, Etika Bagian Seksuil,
(Jakarta: BPK-GM, 1998),11
[14] Tulus Tu’u, Etika dan Pendidikan
Seksual (Bandung: Kalam Hidup, 2007), 13
[15]Larry Richards, berpacaran Sampai
Di Mana Batasnya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 60.
[16]D.J. Wiseman, Dalam Buku Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z,(Jakarta: YKBK,2007) 157
[17]J. Verkuly, Etika Bagian Seksuil,
54
[18]Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004), 707
[19]David Instone Brewer, Divorce And
Murriage, (Michigan: Cambarago, 1989), 2
[20]Erich Unarto, Hidup Dalam Etika
Kristen, (Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2007), 36-37
No comments:
Post a Comment