Monday, March 6, 2017

LGBT Ditinjau Dari Perjanjian Lama



Nama              : Johannes Nababan
STT. Abdi Sabda Medan
LGBT Ditinjau Dari Perjanjian Lama
Jangan di Copy bulat-bulat yah?
ini tulisan saya dan asli, sesekali cantumkan nama saya sebagai sumbernya..
heheheheheh
I.                   Pendahuluan
Masalah isu LGBT bukanlah hal yang baru kita dengar. Sekarang ini kita banyak melihat dan mendengar tentang masalah-masalah LGBT.  Kita dapat melihat dan mendapati berbagai macam buku-buku majalah maupun koran-koran yang membahas tentang LGBT, dan kita juga dapat mendengar pembahasan tentang masalah homoseksual melalui seminar-seminar dan panel diskusi yang diadakan di mana-mana oleh para ahli sesuai bidangnya masing-masing. Pada kesempatan kali ini saya sebagai penyaji akan mencoa membahas pandangan LGBT dari sudut Perjanjian Lama. Semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan kita bersama. Syalom, Tuhan Yesus Memberkati
II.                Pembahasan
2.1. Pengertian LGBT
LGBT merupakan sebuah singkatan dari Lesbian, Gay, Bisex dan Transgender. Lesbian adalah orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat sesama perempuan.BisexSebuah orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis baik Pria/Wanita. Transgender Sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria). [1]
Gay adalah istilah yang berarti: lucu, riang, dan merupakan kata ganti untuk menyebutkan perilaku homoseksual.  Di Indonesia kaum gay biasa menggunakan suatu istilah yang keren yaitu “Gaya Nusantara”, yang menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah, juga mendirikan beberapa tempat seperti bar-bar sebagai tempat untuk berdansa dan melakukan hubungan seks.[2]
2.2. Sekilas Mengenai LGBT
Persoalan penyimpangan seksual telah menjadi objek perdebatan yang cukup lama dalam peradaban umat manusia. Norma masyarakat yang  mengutuk berbagai macam penyimpangan seksual mendapatkan tantangan dari kelompok yang merasa dirugikan atas norma-norma tersebut. Perdebatan semacam ini menjadi semakin terlihat  setelah muncul kampanye yang dilakukan oleh gerakan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender). Gerakan LGBT bermula di dalam masyarakat Barat. Cikal bakal lahirnya gerakan ini adalah pembentukan Gay Liberation Front (GLF) di London tahun 1970.[3] Gerakan ini terinspirasi dari gerakan pembebasan sebelumnya di Amerika Serikat tahun 1969 yang terjadi di Stonewall.[4]‘Homo’ berasal dari istilah latin yang berarti sama. Homoseksualitas adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu orientasi seksual kepada sejenis. Homoseksual yang dilakukan oleh sesama pria dalam istilah umumnya disebut gay. Sedangkan, yang dilakukan oleh sesama wanita disebut lesbi. Kedua perilaku seksual tersebut, baik dalam ranah agama maupun sosial disebut bentuk seks abnormal. Sebagai perilaku abnormal, keduanya ditolak. Jadi, perilaku dan pelaku homoseksual dapat mengalami sanksi, seperti sanksi dosa dan dilecehkan.[5]
2.3.Pandangan Alkitab Tentang Sikap LGBT
Sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru alkitab berkata tegas bahwa homoseksual adalah dosa.[6]Pandangan alkitab mengenai homoseksual merupakan sebagai perbuatan terlarang. Pandangan itu tidak hanya terpancar dari kisah negri Sodom dan Gumora. Dalam kitab Imamat 18:22 homoseksual dengan tegas disebut sebagai perbuatan keji, dan juga dalam Imamat 20:13. Sedangkan dalam surat Paulus yang pertama kepda jemaat di Korintus pasal 6:9-10, mengatakan bahwa para homoseksual dinyatakan tidak akan menjadi akhliwaris kerajaan Allah.[7]Penafsiran yang lain terhadap Imamat 18:22, yang dengan tegas melaranghubungan seksual antar sesama laki-laki melalui anus sebab itu merupakan kekejian dan kelakuan seksual yang tidak etis dan tindakan yang tidak menjaga kekudusan.[8]
2.4.LGBT di Tinjau Dari Perjanjial Lama
2.4.1.      Peristiwa Sodom (Kejadian 19:1-24)
Diawali ketika Allah mengutus 2 malaikat untuk memerikasa kota Sodom (Kej 18:22). Setibahnya kedua malaikat itu di kota Sodom Lot mengundang mereka untuk singgah kerumahnya, kedua malaikat itu menolak undangan Lot (ayat 2). Tetapi Lot mendesak sampai mereka menerimanya, dan kedua malaikat itupun mau dan Lot menjamu mereka dengan hidangan makanan. Waktu belum larut malam ketika orang-orang dari kota itu datang kerumah Lot dan menuntut agar kedua tamu itu diserahkan kepada mereka (ayat 4-5) hal ini menggambarkan cara hidup orang Sodom dalam kebobrokan moral, mereka hanya ingin memuasakan nafsu mereka yang tidak wajar. Di dalam Perjanjian Lama kata kerja “know” (kjv), yang dierjemahkan pakai di ayat ini, banyak kali menunjukan kepada aktivitas seksual (bgd. Kej 4:1).[9] Itulah dosa masyarakat Sodom yang sudah lama di pahamkan sebagai dosa liwa (semburit, kehomoseksualan). Persetubuan sekelamin itu dinyatakan oleh taurat Israel sebagai kekejian (Im 18:22).[10]
Di ayat 8 Lot menawarkan kedua putrinya yang masih perawan sebagai ganti kedua tamunya itu. Tetapi orang-orang senegrinya yang jahat itu menolaknya, oleh karena keberdosaan  mereka itu akhirnya Tuhan memusnakan kota itu (ayat 24).[11]
2.5.Allah menganjurkan heteroseksual, bukan homoseksual
Di dalam Alkitab (di dalam Kej 2:21-24) jelas disebutkan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Dan ayat-ayat tersebut mengindikasikan bahwa seks diberikan Allah dalam konteks keluarga sejak dari mulanya. Allah menetapkan seks untuk digunakan di antara seorang pria dan wanita di dalam ikatan pernikahan heteroseksual (suami-istri). Allah menganugerahkan manusia dengan dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia sepasang, yaitu Adam dan Hawa. Keduanya kemudian membentuk keluarga dan menghasilkan keturunan (Kejadian 1:27-28; 2:20-25). Hasrat seksual yang sejati seperti digambarkan dalam Kejadian 4:1 adalah heteroseksual (laki laki menyukai wanita dan sebaliknya). Allah sejak awal menetapkan hubungan heteroseksual ketika Dia menciptakan “laki-laki dan perempuan”.[12]
2.6. Pandangan Perjanjian Lama Tentang Seksualitas
Alkitab memberi penjelasan bahwa Allah menciptakan tubuh manusia itu baik. Allah menciptakan adam dari tanah kemudian dari tulang rusuk Adam diciptakan-Nyalah Hawa (Kej2:7). Allah peduli pada tubuh manusia dengan ciptaan alam semesta yang baik dan lingkungan yang cukup bagi manusia. Jelas dari penjelasan ayat tersebut mengatakan bahwa tubuh yang baik adalah tubuh yang diciptakan Allah untuk kemuliaan-Nya. Manusia dalam pandangan Allah sugguh amat baik, manusia dianggap sebagai ciptaan mulia dari ciptaan yang lain. “Tuhan mempunyai rencana ketika Ia menciptakan organ tubuh tersebut. Dengan demikian Tuhan mempunyai Tujuan ketika Ia menjadikan seks bagi manusia”.[13]
Seks itu baik karena seks itu merupakan bagian integral dari seluruh ciptaan yang dinyatakan sungguh amat baik (Kejadian 1:31) segala ciptaan amat baik, tak terkecuali seksualitas.  Narasi penciptaan menekankan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk seksual.  Manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan dan dalam perbedaan seks itu mereka mencerminkan Allah: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; lakilaki dan perempuan diciptakan-Ny mereka” Kejadian 1:27). Itu berarti seksualitas tidak hanya sesuatu yang baik, tetapi sekaligus mencitrakan kesucian dan kekudusan Allah.[14]
Dalam hal ini “Alkitab memang bukan buku pedoman tentang seks, tetapi Alkitab memberikan suatu pengertian yang benar tentang seks.  Selain itu Alkitab memberikan informasi tentang siapakah kita sebenarnya, apa arti seksualitas, dan mengapa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan.”[15]
2.7.Tujuan Allah Menciptakan Laki-Laki dan Perempuan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri degan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan adalah tahap kehidupan yang dalamnya laki-laki dan perempuan boleh hidup bersama-sama dan menikmati seksual secara sah. Berita penciptaan Hawa (Kej 2;18-24) menunjukkan hubungan yang unik antara suami dan isteri juga menyajikan hubungan antara Allah dengan umat-Nya (Yer 3; Yeh 16; Hos 1-3).[16] Di dalam PL perkawinan lebih mengarah kepada hubungan dua orang yang disebut pengantin. Dalam PL dikatakan bahwa perkawinan merupakan bagian dari maksud Allah menciptakan manusia. Perkawinan merupakan peraturan yang merupakan ditetapkan oleh Allah sebagai tata tertib suci untuk mengatur hubungan laki-laki dan perempuan.[17] Perkawinan merupakan suatu perjanjian kudus yang diberkati oleh Allah dan merupakan persatuan yang terhormat antara pria dan wanita untuk tujuan persekutuan dan membangun kehidupan berkeluarga (Kej 2:24; Yeh 16:8; Hos 2:19).[18]
Dalam konsep PL, ditinjau dari Kej 2:24 kata yang lebih tepat dengan perkawinan adalah kata Yada yang berarti bersatu. Laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya, bersatu dengan isterinya menjadi satu daging. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan serta memberkatinya sehingga pernikahan mereka suci. Satu daging berarti ada hubungan seksual, dengan kata lain hubungan seksual menghasilkan kesatuan  (manusia secara lahiriah) yang baru..[19]
2.8.Perkawinan adalah inisiatif Allah
Pada awal penciptaan manusia, Allah sudah mempunyai rencana agar Laki-laki/Peremupan dapat bersatu untuk saling melengkapi dan beranak cucu memenuhi bumi (Kej 2:18; 1:28).Perkawinann adalah sesuatu yang kudus dimata Allah, itulah sebabnya Allah menganggap dosa bagi mereka yang mencerminkan ikatan pernikahan dengan melakukan perzinahan (Im 18, 19, 20), penulis Ibrani juga kembali menegaskan bahwa perkawinan itu adalah sesuatu yang kudus dan tidak boleh dicemarkan. Didalam kitab Maleakhi dijelaskan bahwa maksud Allah dengan menjadikan manusia adalah untuk menghasilkan keturunan yang ilahi (Mal 2:15; Ibr 13:14).[20]

III.             Refleksi Teologis
Sebagai umat Allah kita haruslah tetap menjaga dan merawat tubuh kita supaya tetap kudus sebab Allah adalah Kudus. Demikianlah pesan Allah kepada uamat-Nya Israel melalui Musa agar mereka hidup dalam Kekudusan “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, Kudus(Im 19:2)”. Menyangkut mengenai isu LGBT yang akhir-akhir ini di bahas diberbagai media sosia, kita hendaklah jangan terpengaruh untuk menjadi serupa dengan mereka, karena Allah membenci hal yang demikian. Marilah kita jaga tubuh kita untuk tetap Kudus karena Allah yang menginginkannya, sehingga kita tidak dihukum seperti orang-orang di Sodom.

IV.             Kesimpulan
Pandangan Perjanjian Lama  mengenai isu LGBT merupakan sebagai perbuatan terlarang. Pandangan itu tidak hanya terpancar dari kisah negri Sodom dan Gumora yang dimana kota itu Allah musnakan karena penyimpangan seks yang tidak sewajarnya. Dalam kitab Imamat 18:22; 20:13hal seperti itu dengan tegas disebut sebagai perbuatan keji.

V.                Daftar Pustaka
Budiman Amen, Lelaki Perindu Lelaki, Semarang: Tanjung Sari, 1979
E. Hill Andrew & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2004
Harris Himawan Anang, Bukan Salah Tuhan Mengajab, Solo: Tiga Serangkai, 2007
Instone Brewer David, Divorce And Murriage, Michigan: Cambarago, 1989
J. Davis Jhon, Suatu Telaah dalam Kitab Kejadian, Malang: Gandum Mas, 2007
J.Wiseman. D., Dalam Buku Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, Jakarta: YKBK, 2007
L. Geisler. Norman, Etika Kristen Pilihan dan Isu, Malang: Literatur SAAT, 2003.
Lempp Walter, Tafsiran Alkitab: Kitab Kejadian 12:4-25:18, jakarta: BPK-GM, 2010
M. Paterson Robert, Tafsiran Alkitab Kitab Imamat, Jakarta: BPK-GM, 1994
Myers Joanne, Historical Dictionary of the Lesbian Liberation Movement Still the Rage, USA:  Scarecrow Press, 2003
Richards Larry, berpacaran Sampai Di Mana Batasnya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986
Sirait Bagiman, Jawaban Inspiratif, Volume1, YAPAMA,2015
Soekahar  H., Homoseksual Tinjauan Singkat Berdasarkan Iman Kristen Jakarta: ANDI, 1987
Spencer Colin, Sejarah Homoseksualitas dari Zaman Kuno hingga Sekarang, cet ke-2 Bantul:  Kreasi Wacana, 2011
Tu’u Tulus, Etika dan Pendidikan Seksual, Bandung: Kalam Hidup, 2007
Unarto Erich, Hidup Dalam Etika Kristen, Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2007
Verkuly J., Etika Bagian Seksuil, Jakarta: BPK-GM, 1998


[2]  H. Soekahar, Homoseksual Tinjauan Singkat Berdasarkan Iman Kristen (Jakarta: ANDI, 1987), 68
[3]Colin Spencer, Sejarah Homoseksualitas dari Zaman Kuno hingga Sekarang, cet ke-2 (Bantul:  Kreasi Wacana, 2011),, 447.
[4]Joanne Myers, Historical Dictionary of the Lesbian Liberation Movement Still the Rage, (USA:  Scarecrow Press, 2003) , 1
[5]Anang Harris Himawan, Bukan Salah Tuhan Mengajab, (Solo: Tiga Serangkai, 2007), 68
[6]Bagiman Sirait, Jawaban Inspiratif, Volume1(YAPAMA)119
[7]Amen Budiman, Lelaki Perindu Lelaki, (Semarang: Tanjung Sari, 1979), 16
[8]Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Imamat, (Jakarta: BPK-GM, 1994),  251-255
[9] Jhon J. Davis, Suatu Telaah dalam Kitab Kejadian, (Malang: Gandum Mas, 2007), 215
[10] Walter Lempp, Tafsiran Alkitab: Kitab Kejadian 12:4-25:18, (jakarta: BPK-GM, 2010), 235
[11] hon J. Davis, Suatu Telaah dalam Kitab Kejadian, 216
[12]Norman L. Geisler, Etika Kristen Pilihan dan Isu, (Malang: Literatur SAAT, 2003), 342
[13]J. Verkuly, Etika Bagian Seksuil, (Jakarta: BPK-GM, 1998),11
[14] Tulus Tu’u, Etika dan Pendidikan Seksual (Bandung: Kalam Hidup, 2007), 13
[15]Larry Richards, berpacaran Sampai Di Mana Batasnya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 60. 
[16]D.J. Wiseman, Dalam Buku Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z,(Jakarta: YKBK,2007) 157
[17]J. Verkuly, Etika Bagian Seksuil, 54
[18]Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004), 707
[19]David Instone Brewer, Divorce And Murriage, (Michigan: Cambarago, 1989), 2
[20]Erich Unarto, Hidup Dalam Etika Kristen, (Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2007), 36-37

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...