Wednesday, December 6, 2017

Sistem Pemerintahan dalam Perjanjian Lama (Israel dan Bangsa Sekitar)

NAMA                       : Johannes Nababan
Sistem Pemerintahan  dalam Perjanjian Lama
(Israel dan Bangsa Sekitar)
I.                   Pendahuluan
Untuk menjaga kedaulatan sebuah bangsa atau negara, maka perlu sistem pemerintahan sebagai upaya mengkelolah, menata dan mengatur negara tersebut. Pada kesempat kali saya akan mencoba memaparkan bagaimana sistem pemerintahan  bangsa Israel dalam kitab Perjanjian Lama serta bagaimana bangsa tersebut berpolitik praktis sebagaimana pada umumnya sebuah instansi negara melakukannya. semoga dalam sajian ini dapat menambah wawasan kita bersama.
II.                Pembahsan
2.1.Sitem pemerintahan Israel
2.1.1.      Sistem pemerintahan  Teokrasi, Nabi dan kepala Suku (Hakim).
            Teokrasi merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani, theokratis, artinya “Pemerintahan Tuhan”. Suatu bangsa dibawah pemerintahan Allah, seperti Israel.[1]  Ketika bangsa Israel  di gunung Sinai Allah memberikan sepuluh perintah sebagai hukum Tuhan untuk dipatuhi oleh bangsa Israel. Hukum-hukum itu memisahkan bangsa Israel dari bangsa sekitarnya. Dengan demikian bangsa Israel menganut sistem pemerintahan teokrasi, artinya: suatu bangsa yang langsung dipimpin oleh Allah. Tuhan sendiri sebenarnya yang memegang inti-kekuasaan di Israel. Tuhan sendiri yang mempunyai kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan membuat undang-undang di Israel. [2]
Perjanjian Sianai (Kel 24), juga merupakan proklamasi politik bagi konfiderasi Israel. Perjanjian itu menjadi simbol dan pengakuan dasar Israel sebagai suatu kesatuan agama dan bangsa. Di sana Yahwe diakui sebagai Tuhan, Raja dan Penguasa dan Israel menjadi Umat-Nya yang dipilih dan di tetapkan Yahwe sendiri. Pelarangan untuk membuat dan menyembah patung berhala atau bentuk-bentuk simbolisme lain yang di’tuhan’kan atau disakralkan menjadi ketetapan mutlak. Tidak ada lagi yang sakral dan patut  disembah selain Yahwe. Kebudayaan dan politik teokrasi menjadi jelas dan sangat tegas dengan segala konsekuensi yang harus diterima dan dijalani bangsa Israel. [3]
Dalam Perjanjian Lama nabi memiliki peranan paling penting dalam kehidupan umat Israel. Nabi merupakan suatu jabatan kepada seseorang yang mengambil tempat utama dan menyolok dalam kehidupan bangsa Israel. Dalam Perjanjian Lama nabi memiliki dua ciri khas yang khusus yaitu:
Suatu panggilan dari Allah. Setiap nabi yang dipanggil Allah dan diberi tugas untuk bernubuat (Yes 6:1-8). Pemanggilan menjadi seorang nabi tidak berdasarkan keturunan ataupun dilantik kepada jabatan tertentu melinkan ketentuan langsung dari Tuhan. Sebagai penyampai firman Tuhan kepada manusia lain. Berita atau firman yang disampaikan bukan suatu karangan manusia melainkan sesuatu yang diterima dari Allah (bnd. Yer 23:18).[4] Para nabi tidak bertugas sebagi alat yang pasif, namun sebaliknya mereka digerakkan secara aktif. Peranan panggilan para nabi juga sebagai pejuang yang memanggil umat Israel kembali pada prinsip-prinsip yang menjadi landasan mereka yaitu hukum Allah. Dalam tugas mereka menguraikan makna perjanjian dan makna iman etis serta menerapkan pada situasi zaman mereka. Dengan demikian sumbangan mereka kepada perkembangan iman Israel merupakan sumbangan yang penting sekali.[5] Karena jumlah umat Israel begitu banyak, tidak memunglinkan seorang nabi bisa memimpin mereka, maka untuk itu orang Israel membutuhkan hakim. Seorang hakim adalah pepimpin dari satu suku pada masa perang melawan bangsa sekitar.[6] Tugas hakim adalah memberikan keputusan yang adil atau jujur dan tidak berat sebelah (Ul. 1:16; 6:18; 16:18), dan biasanya keputusan yang diminta kepada seorang hakim harus dalam perkara yang penting (Ul. 17:8-13).
Jangan dikopy bulat2 yah, saya masukkan ini hanya sebagai referensi bagi yang membutuhkannya, semoga tersenya membaca ini :)

Pada masa hakim-hakim terjadi kekacauan dan kekalahan setelah kematian Yosua, sehingga Allah membangkitkan hakim-hakim yang fungsinya adalah untuk memimpin, sebagai penyelamat atau sebagai penglima dalam medan pertempuran.[7]
2.1.2.      Sitem Pemerintahan Kerajaan Israel Raya
Orang-rang Israel pada akhirya memilih untuk menjadi subuah negara kerajaan. Pada kisah awalnya mereka memilih raja untuk melawan bangsa Falistin. Mereka memerlukan sebuah organisasi kerajaan untuk membentuk meliter yang kuat, terlati dan berdisplin. Hal itu dikarenakan tidak muda mengumpulkan para suka relawan dari berbagai suku dalam waktu yang singkat sebelum berperang, sebagaimana yang dilakukan para Hakim dahulu. Karena itu Israel memerlukan seorang raja yang dapat memimpin dan membangun suatu angkatan perang yang tetap, kuat dan yang terlatih untuk berperang. Orang pertama yang dipilih menjadi Israel ialah Saul. Kisah tentang pemilihan dan pengangkatannya menjadi raja dilaporkan dalam I Samuel 8:12,. Samuel mengurapi Saul menjadi seorang raja. Kebiasaan mengurapi seseorang menjadi pejabat kerajaan sudah lebih dahulu dikenal oleh orang-orang Mesir, terutama dalam pengangkatan seorang pejabat kerajaan di Mesir maupun Palistina yang bertanggung jawab secara langsung kepada Firaun. Rupanya Samuel mencontoh kebiasaan tersebut dalam hal mengangkat seorang pemimpin di Israel yang harus bertanggungjawab langsung kepada Allah.[8]
2.2.Hubungan Politik bangsa Israel dengan Bangsa Asing
Mulai abad ke-13 SM dan seterusnya banyak hubungan dagang dan politik terjadi antara Israel dengan bangsa-bangsa lainnya. Karenanya sejak saat itu, ketergantungan Israel dalam kebudayaan, sastra, termasuk dalam bahan pendidikan yang dipergunakan kepada bangsa-bangsa lain tersebut semakin kuat. Dalam perdagangan internasional, Israel berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan Mesir dan Mesopotamia. Hal ini disebabkan oleh posisi geografis Palestina, yang terletak diantara Mesir dan Mesopotamia, sangatlah strategis. Sejarah mencatat bahwa rute perdagangan internasional yang terutama di Timur Tengah Kuno, dimulai daei delta Nil, terus menjelajahi padang gurun Sinai, berlanjut ke daerah pentai Palestina, lalu melewati megido dan padang gurun Israel, menyebrangi sungai Yordan , kemudian tiba di wilayah Mesopotamia, akhirnya sampai ke daerah penduduk subur milik Asyur dan Babel. Posisi geografis ini juga membuat Israel selalu menjadi wilayah lintas bila terjadi ketegangan politik bahan peperangan di antara Mesir dan Mesopotamia. Kusunya  dalam hal politik, Israel berhubungn terutama dengan 6 bangsa, Yaitu bangsa Mesir, Kanaan, Babel, Persia, dan Yunani.
2.2.1.      Politik pada Zaman Raja Saul
Diperkirakan pada tahun 1020 SM maka Samuel mengurapi Saul menjadi raja Israel yang pertama. Pada awal pemerintahan raja Saul mula-mula kerajaan Isral berjalan dengan baik, Saul dengan tentaranya berhasi mengalahkan Falistin, akan tetapi kemenangan raja Saul tidak begitu lengkap, ia hanya memenangkan perang lokal saja, oleh sebab itu pada pemerintahan raja Saul banyak terjadi peperangan ataupun pemberontakan dari orang Falistin untuk membebaskan diri dari kuasa raja Saul (1 Sam. 14:52). Dan pada akhirnya Saul kalah dan orang Falistin menguasai Israel (1 Sam 31).  Mengenai perkembangan poltik pada zaman raja Saul ini tidak begitu berkembang,, tidak ada keterangan mengenai usaha-usaha di bidang administrasi. Hal ini memberikan kesan bahwa pada pemerintaha raja Saul rupanya begetu penuh dengan peperangan sehingga raja tidak sempat mengadakan konsilidasi serta pengorganisasian yang baik dalam tubuh bangsa Israel.[9]
2.2.2.      Politik pada Zama Raja Daud[10]
Peralihan kekuasaan dari raja Saul kepada raja Daud  memiliki kisah yang rumit. Diawali dari ketidak taatan Saul kepad Allah dan ia tidak lagi mendengarkan nasehat dari Samuel. Saul ingin berdiri sendiri dan bebas bertindak seturut dengan apa yang ia inginkan. Menurut 1 Sam. 20:31 Saul mulai menganggap kedudukannya itu sebagai turun temurun. Tetapi usaha Saul itu ternyata membawa akibat fatal bagi dirinya sendiri. Mental saul sangat menurun (1 San 16:14), sehingga ia tidak bisa memjalankan kepemimpinannya sebagaimana seharunya. Keadaan negatif tersebut memberikan peluang baik bagi Daud. Kecakapan Daud dalam memimpin militer segera menaikkan kepopulerannya (1 Sam 18:6-9), dan sekaligus membuat Saul curiga kepadanya. Kemudian terjadilah pertentangan antara Saul dan Daud. Daud melarikan diri ke Gat dan meminta perlindungan kepada orang Falistin.
Menurut penulis ini menjadi hubungan politik antara Daud dengan orang Falistin, pasalnya diketika itu sebagai seorang buronan Daud dapat membentuk kekuatan militer pribandinya sendiri (1 Sam 22:2; 23:13), bahkan Daud dapat memiliki sebagian wilayah Yehuda dengan perkawinan yang aneh (1 Sam 25). Kesempatan bai bagi Daud ketika bangsa Falistin berhasi engalahkan Israel dalam peperrangan di gunung Gebora, dimana Sal dan Yonatan mati (1 Sam). Daud memamfaatkan kesempatan tersebut dengan baik. Oleh karena kematian Saul maka Israel tidak memiliki raja lagi, Penguasa Falistin mentetujui tindakan Daud untuk memerenagi sisa-sisa kekuasaan Saul. Setelah Daud memngalahkan Abner yang menjadi kepala staf angkatan perang Saul maka Daud resmi menguasa kembali Israel. Setelah kemenangan itu, Daud menerima tawaran dari para tetua untuk menjadikan Daud sebagai raja Israel utara dan timur (2 Sam. 5:1-3).
Dengan demikan semua pemimpin suku bangsa Israel kembalu bersatu untuk membangun kembali kerajaan Israel. Hal ini mengejutkan penguasa Falistin, maka ornag Falistin  mulai menyususn kekuatan untuk melawan Daud, akan tetapi orang Falisti tidak dapat mengalahkan Daud (2 Sam 5:17-25), sebaliknya kekuasaan dan kekuatan Falistin direbut kembali oleh Daud. Pada masa pemerintahan Daud sebagai raja, bangsa sekitar takjup melihat kelihaiannya sebagai pemimpin, karena ia banyak merebut kekuasaan dalam memperluas kerajaanyan,  sehingga bangsa sekatar takut bermusuhan dengan Daud. Sistem organisasi yang dibanung oleh daud jelas berbeda dari sistem yang dianut oleh raja Saul sebelumnya. Sebagia negara yangkuat secara politis, maka Israel secara cepat memperkembangkan lembaga-lembaga yang diperlukan. Daud melatih baik orang Israel dan orang kanaan untuk menduduki jabatan yang ada. Ia juga mempekerjakan ahli administrasi dari luar negeri yang lebih berpengalaman, khususnya dari Mesir.
2.2.3.      Politik Pada Zaman Raja Salomo
Pada abad 10 SM, raja Salomo membina hubungan dagang dengan Mesir dengan demikian rangkaian kerja sama politik berjalan dengan baik.[11]
Posisi kerejaan Israel yang strategis membuat jalan terbuka bagi Israel untuk memperluas kerajaan. Pengaruh raja Salomo secara tidak langsung membuka hubungan politik dengan bangsa sekitar mencapai daerah Sungai Efrat timur laut (1 Raj. 4:24) dan “Sungai Mesir” di barat laut (8:65). Hubungan internasional dengan penguasa-penguasa kecil di negara sekitar juga dilakukan. Salomo adalah seorang kaya (I Raj. 4:20-28; 10:14-29). Dia membuat armada kapal-kapal untuk armada perdagangan di ujung selatan kerajaannya, di Ezion-Geber di laut terberau, baguan timur dari laut merah (Raj: 26-28). Dia mendatangkan barang-barang seperti emas dan perak, pakaian, rempah-rempah dan kuda (10:25). Karena terpesona dengan hikmatnya, Ratu Syeba darih daerah yang jauhnya ratusan kilometer dari barat daya Jazariah Arab datang mengunjungi dia (10:1-13).[12]
2.2.4.      Hubungan Politik dengan Bangsa Mesir[13]
Hubungan antara bangsa Israel dengan Mesir terbilang sedikt. Mesikpun begitu dapat kita lihat, bahwa Salomo mengawini beberapa puteri raja asing untuk membentuk aliansi atau sekutu, antara lain dengan putri Firaun raja Mesir (1 Raj. 3:1; 11:1-3). Raja Mesir merebut dareah Gezer dari orang Kanaan, dan memberikannya kepada Salomo sebagai mas kawin (1 Raj. 9:16). Beberapa kontak lainnya dengan Mesir desebuktan dalam kitab I dan II Raja-raja, pada pemerintahan Rahbema, Firaun Sisak menerbu Yehuda dan merampas perbendaharaan Bait Suci (I Raj. 14:25-26). Ada juga pernah Raja Israel berusaha mencari bantuan kepada raja Isral yang ketika itu Firaun So, yang bijaksana (II Raj. 17:4).
2.2.5.      Hubungan Politik dengan Bangsa Fenisia
Fenesia adalah bangsa yang hudup disepanjang pantai timur laut tengah. Ornag Finesia terkenal karena perniagaanya, dan juga kegemarannya melakukan perjalanan. Dari situ mereka berkembang menadi pelaut yang ahli serta membangun koloni perdagangan. Dalam kitab I dan II Raja-raja, hubungan dengan Feneia dibagi menjadi dua periode: pada zaman Daud dan Salomo. Daud Maupun Salomo menjalin hubungan baik dengan bangsa ini. Ketika masa pemerintahan raja Salomo raja Hiram membantu Salomo dalam pembangunan Bait Suci. Sebagai balas budi Salomo”menyerahkan” dua puluh desa di Galelea Utara kepada Hiram, tampaknya sebagai pertukaran 120 tlenta emas.[14]
2.2.5.1. Ketegangan Politik pada Kerajaan Israel
Sejarah politik Israel pada tahun 922-587 S.M. Merupakan sejarah kemunduran yang pesat. Periode ini dimulai dengan perpecahan di mana suku-suku Israel Utara memisahkan diri dari suku-suku Isrrael selatan, sehingga muncul dua kerajaan bersaudara. Pada tahun 922-915 S.M. raja Rahabeam memerintah kerajaan Israel, menggantikan Salomo. Suku-suku Israel Utara tidak mau dipimpin oleh orang suku Yehuda, sehinga mereka memproklamirkan kemerdekaan mereka sendiri. Untuk memimpin Israel Utara mereka memilih Yerobeam tokoh yang baru kembali dari pengasingan di Mesir, menjadi raja mereka yang pertama (1 Raja 12:1-20). Mereka menyebut diri dengan nama kerajaan Israel. Nama itu semula adalah nama untuk seluruh kerajaan Israel Raya. Sedangkan suku-suku Israel selatan masih setia dengan dinasti Daud. Mereka kemudia dikenal dengan nama kerajaan Yehuda. Dengan perpecahan itu tamatlah riwayat kerajaan Israel raya. Kerajaan Israel ternyata lebih luas dan lebih makmur ketimbang kerajaan Yehuda. Kerajaan Israel meliputi kota-kota Kanaan yang utama, jalan darat utama yang menghubungkan Mesir, mesopotamia dan Asia kecil, serta daerah subur kiri kanan sungai Yordan. Sedangkan kerajaan Yehuda meliputi wilayah yang kecil, terletak di daerah pegunungan, jauh dari jalan darat utama dan dari sumber kekayaan ekonomi. Lokasi yang demikian ternyata membawa untung rugi bagi Yehuda. Tidak menguntungkan karena terungguli oleh kerajaan Israel. Menguntungkan karena sebagai kerajaan yang miskin Yehuda kurang menarik minat kuasa-kusa lain untuk di invasi, dan karena itu ia sanggup bertahan hampir dua abad lebih lama ketimbang kerajaan Israel. Sistem pemerintahan yang dipakai kerajaan Israel pun berbeda dari sistem yeng dipakai di kerajaan Yehuda. Yehuda tetap seti kepada dinasti Daud, dan selalu diperintah oleh keturunan Daud.[15] Akibat dari keteganagn politik tersebut, mengakibatkan bangsa sekitar yang ingin menjajah Israel menjadi gampang.  Kehancuran kerajaan Israel diperkirakan sekitar tahun 587 SM, bangsa Babel mengalahkan Yerusalem serta menghancurkan bait Allah. Akibatnya para pemimpin politik, agama, dan tokoh-tokoh intelektual Israel dibuang ke Babel. Bangkitnya raja Koresy dari Persialah yang memungkinkan orang Israel pulang. Tepatnya pada Tahun 550 SM, raja ini menyatukan Media dan Persia, kemudian mengalahkan bangsa Babel di tahun 539 sM. Kebijakan raja Koresy yang memberikan kesempatan kepada bangsa jajahn untuk mengatur diri sendiri, melatarbelakangi keluarnya surat keputusan yang berisih perintah bagi umat Israel untuk kembali ke kampung halaman di Israel. Dalam periode berikutnya, hubungan politik antara Israel dan Yunani, diawali oleh bangkitnya Aleksaner, raja Yunani. [16]
III.             Kesimpulan
Sistem pemerintahan dalam bangsa Israel mengalami pembaharuan dari jaman kejaman. Diawali dari sistem Teokrasi sampai pada “demokrasi”. Dalam instansi pemerintahan, politik kerja dipraktekkan dalam masi ini, baik dalam mentertibkan rakyat, membangun lapangan kerja, ekonomi lokal maupun internasional (kerja politik dengan negara lain) dan politik memperluas kerajaan. Sebagaimana pada umumnya yang terjadi dalam dunia perpolitikan, ada saja orang yang menyalah-gunakan politik untuk kepentingan pribadi maupun kelompok yang dapat merugikan banyak pihak, hal tersebut juga terjadi dalam perpolitikan bangsa Israel pada jaman dahulu. Saul misalnya, ketika pada masa pemerintahannya ia ingin membuat aturan supaya yang menjadi penerus pemimpin kerajaan adalah keturunannya sendiri, padahal yang memilih raja diketika itu adalah Allah melalui nabi-Nya.
IV.             Daftar Pustaka
Blomendal J., Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971
F. Hinson David, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
L. Baker David, Roh dan Kerohanian, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007
Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2006
M. Howard jr David,  Kitab-kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2002
Manton M. E. B.A., B.D., A.L.B.C.,Dip.Ed. Kamus Istilah Teologi, Malang: Gandum Mas, 1995
Rowley H.H., Ibadat Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
Sinulinga Risnawati, Kitab Asal 1-9 , Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007
Sirat Saut, Politik Kristen di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006
Verkuly.  J, Aku Percaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Wahono  S. Wismoady, Disini Kutemukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009





                [1] M. E Manton B.A., B.D., A.L.B.C.,Dip.Ed. Kamus Istilah Teologi, (Gandum Mas, Malang 1995), 14
                [2] J. Verkuly, Aku Percaya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 113
[3] Saut Sirat, Politik Kristen di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 89-99
                [4] David L. Baker, Roh dan Kerohanian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007), 20
                [5] H.H. Rowley, Ibadat Israel Kuno,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 19
[6] J. Blomendal, Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1971), 71
[7] Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 251
[8] David F. Hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 114
[9]  S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 130
[10] S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan,132-135
[11] Risnawati Sinulinga, Kitab Asal 1-9 , (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 6
[12] David M. Howard jr,  Kitab-kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2002), 254-255
[13] David M. Howard jr,  Kitab-kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama, 260
[14]David M. Howard jr,  Kitab-kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama, 253-254
[15]  S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan,  141-142
[16] Risnawati Sinulinga, Kitab Asal 1-9 , (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 6-8

2 comments:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete
  2. Kalo di perjanjian baru gimana ka?

    ReplyDelete

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...