Thursday, May 2, 2019

Daniel 3:21-29 Minggu, 2 Juni 2019 EXAUDI Penyertaan Allah Bagi Orang Yang Setia


Minggu, 2 Juni 2019 EXAUDI
Penyertaan Allah Bagi Orang Yang Setia
Daniel 3:21-29
Pendahuluan
Ketika kita membaca kisah Sadrak, Mesak dan Abednego (SMA) ini, sangat mungkin sekali yang muncul dalam benak kita adalah kisah heroik dari tiga hamba Tuhan yang mempertaruhkan nyawanya demi iman mereka kepada Tuhan. Ketika membaca dan merenungkuan kisah SMA ini penulis berfikir apakah masih ada orang yang seperti SMA ini hidup di zaman milenial ini? Tidak.. tidak banyak lagi orang yang memiliki iman seperti mereka, asumsi penulis berdasar pada berita pada media cetak dan online yang banyak memuat bahwa orang-orang dizaman ini banyak meninggalkan Tuhan nya beralih menyembah allah lain hanya karena keinginan daging, iming-iming harta, tahta/jabatan dan hal lain yang berpotensi untuk meninggalkan kepercayaan nya.
 Biasanya alasan clasik yang dapat kita dengar, semisal jika orang Kristen yang meninggal Yesus sebagai Tuhan nya ialah, “semua agama itu sama, semua mengajarkan kebaikan, atau walaupun di KTP saya beragama non-Kristen, tetapi kan di hati tetap Yesus”. Pada kesempatan kali ini, kita dapat pembelajaran yang sangat relevan untuk kita teladani dalam kehidupan Kristen di zaman ini, kisah tiga orang hebat yang rela mati demi iman nya kepada Tuhan, yang imannya tidak terbayar oleh keingin daging, harta, tahta dan jabatan. Bagaimana kisahnya? Marlah kita renungkan dalam point pembahasan.
Pembahasan
Kisah ini bermula ketika raja Nebukadnezar membuat putung emas untuk di sembah oleh sluruh staf kerajaan (ay. 3:1-2). Diantara staf kerajaan tersebut ada orang Yahudi yang bernama SMA yang tidak mau menyembah sujud pada patung yang dibuat oleh raja Nebukadnezar. Raja murka dan membuat titah barang siapa yang tidak mau menyembah patung tersebut akan di masukkan ke dalam perapian yang menyala-nyal (11). Ancaman yang sangat mengerikan itu tidak ditakuti oleh SMA, ketika raja bertanya dewa mana yang dapat melepaskan kamu dari tangan ku? Mereka menjawab, tidak ada gunanya kami memberi jawaban, jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, seandainyapun tidak, kami tidak akan memuja dewa dan tidak akan memuja patung emas yang raja dirikan. Pelayan yang Meresikokan Diri, Sadrakh, Mesakh dan Abednego sedang berada di dalam tekanan yang besar dari politik dan pemerintahan, tetapi mereka tetap berdiri. Mereka berdiri di sana dengan meresikokan diri untuk mati. Perapian yang telah dipersiapkan untuk memanggang/ membakar SMA sangatlah panas, bahkan orang yang mengangkat mereka dalam perapian itu mati terbakar. Tetapi iman mereka telah melepaskan mereka dari maut, Allah menyertai mereka, dan hal itu disaksikan oleh raja dan seluruh staf kerajaan, sehingga mereka disuru keluar dari perapian itu. Atas keteguhan iman mereka berbuah manis, sehingga raja mengeluarkan titah yang tidak dapat di duga sebelumnya, bahwa setiap orang, bangsa, suku atau bahasa manapun yang menghinan Allahnya Sadrak Mesak dan Abednego akan dipenggal dan rumahnya dirobohkan. Bahkan SMA pun dapat jabatan ataupun kedududkan yang tinggi di kerajaan Babel.
            Masalah sosial, psikologis dan fisik yang di alami oleh SMA ini sangat berat, dimana mereka harus siap menghadapi tekanan dari orang-orang sekitar yang memilih mau mnyembah patung, mereka juga harus siap kehilangan sanak saudara (keluarga), mereka akan kehilangan jabatan dalam kerajaan, dan harus mati menahan api yang menyalah-nyala. Tapi komitmen hebat dari mereka, yang berkata “seklipun Allah tidak menolong” mereka tidak akan menyembah patung tersebut.
Kesimpulan dan Renungan
Jika kita mau menjadi saksi iman,, mau menyaksikan iman kita, atau melalui kita Tuhan di permuliakan, tidak harus menunggu situasi seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego baru kita mau beriman, tetapi juga harus di mulai dari komitmen untuk tetap setia,, dalam ungkapan yang ekstrim Sadrakh, Mesakh dan Abednego menyatakan bahwa,, jika Tuhan tidak menolong (jika seandainya tidak), kita harus tetap hidup sesuai dengan kehendak Allah. Semisal jika hari ini kita tidak memiliki uang, dan seandanya Tuhan tidak memberikan berkatnya, janganlah klita mencuri, atau seandanya penyakit yang kita alami belum mengalami kesembuhan, janganlah kita mau meninggalkan Tuhan dengan cara datang ke praktek perdukunan dan meminta kesembuhan dari sana. Kita harus tetap pada pendirian bahwa hanya Tuhanlah yang harus kita sembah, dan hanya Tuhanlah yang harus kita muliakan. Harta, tahta dan keinginan daging hanyalah sementara jangan jadi hambatan kehidupan kekal kita bersama Tuhan. Amen..

No comments:

Post a Comment

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...