Thursday, May 24, 2018

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT SOSIAL


KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT SOSIAL
Jangan Copy Bulat-Bulat Ya dek
I.                   Pendahuluan
Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kehidupannya sehari-hari. Manusia sebagai masyarakat sosial juga tidak dapat terlepas dari kebudayaan yang ada. Pada sajian ini akan dibahas lebih dalam lagi tentang kebudayaan dan masyarakat sosial. Kiranya sajian yang akan membahas tentang kebudayaan dan masyarakat sosial ini dapat menambah dan memperdalam wawasan kita bersama.
II.                Pembahasan
2.1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta “buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Koentjaraningrat memberikan pengertian kebudayaan sebagai keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu atau dengan kata lain bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia dari pemikiran dan karyanya.[1]
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin colere artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau berani dari asal arti tersebut yaitu colere kemudian culture, yang diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.[2] Istilah kebudayaan merupakan terjemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasal dari Bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengolah dan mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture.[3]
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi berarti budi dan akal. Menurut KBBI, mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat- istiadat.[4] Pada umumnya para antropolog setuju bahwa kebudayaan itu ada kaitannya dengan aspek-aspek aktivitas dan kognisi manusia yang diturunkan dari apa yang kita pelajari sebagai anggota sistem masyarakat atau secara turun-temurun.[5]

2.1.1.      Pengertian Kebudayaan Menurut Para Tokoh[6]
1.      Koenjaraningrat
Kebudayaan adalah seluruh system gagasan, tindakan dan hasil manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan pelajar.
2.      Edward B. Taylor
Kebudayaan adalah kompleks yang mengatur pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota mastarakat atau kebudayaan dapat dipandang sebagai cara hidup yang dipelajari dan diharapkan, yang sama-sama diikuti setiap anggota masyarakat tertentu.
3.      Robert H. Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayan, adat-istiadat, norma-norma aristik, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreativitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
4.      Franscis Merill
Kebudayaan adalah poa-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial.

2.1.2.      Ciri-ciri Kebudayaan[7]
Keragaman budaya di Indonesia membawa akibat pada beragamnya ciri kebudayaan. Secara umum terdapat tujuh ciri kebudayaan, yaitu:
1.      Kebudayaan ini beranekaragam
2.      Kebudayaan ini diteruskan melalui proses belajar
3.      Kebudayaan itu diteruskan melalui aspek-aspek
4.      Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi dan eksitensi manusia
5.      Kebudayaan itu dinamis
6.      Kebudayaan berstruktur
7.      Nilai- nilai kebudayaan itu relatif.

2.1.3.      Tujuan Sosial Budaya[8]
Berdasarkan hakekat keilmuan, maka tujuan ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian berkehidupan bermasyarakat adalah:
1.      Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
2.      Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai etika dan moral dalam kehidupan.
3.      Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup masyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam memperaktekkan pengetahuan akademik dan keahliannya serta mampu memberikan problem solving sosial budaya secara bijaksana.

2.1.4.      Sifat-sifat Kebudayaan[9]
Sifat budaya adalah suatu nilai sebagai milik bersama yang terkait dengan situasi masyarakat sosial yang dapat membantu kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer, sekunder atau interaktif sifat kebudayaan adalah sebagai berikut:
1.      Kebudayaan bersifat universal, akan tetapi perwujudan kebudayaan memiliki ciri-ciri khusus yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya. Masyarakat dan kebudayaan adalah dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan. Jadi, kebudayaan bersifat universal, yakni sebagai atribut setiap masyarakat di dunia. Namun demikian, setiap kebudayaan memiliki ciri-ciri khusus berdasarkan latarbelakang atau pengalaman-pengalamannya
2.      Kebudayaan bersifat stabil dan dinamis. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau perkembangan, walaupun kecil dan seringkali tidak dirasakan oleh anggota-anggotanya
3.      Kebudayaan cenderung mengisi dan menentukan jalannya kehidupan manusia walaupun jarang disadari oleh manusia itu sendiri. Kebudayaan merupakan atribut manusia. Namun, tidak mungkin seseorang mengetahui dan menyakini semua unsur kebudayaannya karena keterbatasan diri dan pengalamannya.

2.1.5.      Unsur-unsur Kebudayaan
1.      Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi, yang artinya suatu perkataan yang mampu melambangkan arti apapun.[10] Bahasa juga merupakan alat yang sangat penting untuk mempelajari dan pewarisan kebudayaan.bahasa mengandung simbol-simbol untuk mengkomunikasikan gagasan, ide, pemikiran dan perasaan.[11]
2.      Sistem Teknologi
Sistem teknologi merupakan unsur kebudayaan yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Teknologi meliputi tata cara dan alat yang digunakan untuk memperoleh makanan, perlindungan, transportasi dan pengolahan.
3.      Sistem Mata Pencarian
Sistem mata pencarian merupakan salah satu unsur budaya yang menentukan nasib hidup manusia, contonya pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lain.
4.       Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sebagai sifat, unsur, asas dan alat yang sangat erat hubungannya dengan kebudayaan. Contohnya system kemasyarakatan, sistem kekerabatan, organisasi politik, system hukum, dan lain-lain.
5.       Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan adalah ilmu pengetahuan yang meliputi ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Nilai masing-masing bukan saja di tentukan oleh masing-masing, melainkan oleh kedudukannya dalam kebudayaan.[12] Tujuannya adalah untuk mengonseptualisasikan fenomena-fenomena alam dalam urutan-urutan sebab-akibat dan mencari asas-asas umum. Jadi, ilmu pengetahuan hanya dapat mempertahankan kedudukan sewajarnya didalam kebudayaan, jika terus menerus dipikirkan kembali dan diusahakan integrasinya dalam tuntutan-tuntutan hidup.[13]

6.      Religi dan Upacara Keagamaan
Religi adalah sebagai keyakinan hidup rohani pemeluknya dan gagasan tentang Tuhan, bagaimana itu dalam suatu masyarakat tentukan berbeda agama yang dianutnya.
7.      Kesenian
Kesenia, keindahan, mewujudkan nilai rasa dalam arti luas dan wajib diwakili dalam kebudayaan lengkap.[14] Kesenian pada masyarakat mempunyai kaitan erat dengan usaha mempertahankan kepercayaan dan agama.[15]

2.1.6.      Wujud Kebudayaan[16]
1.      Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
2.      Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat di amati dan didokumentasi.
3.      Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitis, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

2.2. Pengertian Masyarakat Sosial
Pengertian masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa ada masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.[17] Pengertian sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat, kemasyarakatan.[18]
Oleh sebab itu, masyarakat sosial adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu periode waktu tertentu, mendiami suatu daerah, dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok lain. Anggota-anggota masyarakat menganut suatu kebudayaan. Kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu dengan yang lain. Dan yang perlu diketahui bahwasanya didalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan.[19] Sebab masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” berakar dari bahasa Arab, Musyarakah.
Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jarimgan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependent atau individu yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Hal ini diperkuat dengan dari makna sosial itu sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang dapat bergaul dengan dirinya sendiri, dan orang lain menafsirkan makna-makna objek-objek di alam kesadarannya dan memutuskannya bagaimana ia bertindak  secara berarti sesuai dengan penafsiran itu. Bahkan seseorang melakukan sesuatu karena peran sosialnya atau karena kelas sosialnya atau karena sejarah hidupnya. Tingkah laku manusia memiliki aspek-aspek pokok penting sebagai berikut:[20]
1.      Manusia selalu bertindak sesuai dengan makna barang-barang (semua yang ditemui dan dialami, semua unsur kehidupan di dunia ini)
2.      Makna dari suatu barang itu selalu timbul dari hasil interaksi diantara orang seorang
3.      Manusia selalu menafsirkan makna barang-barang tersebut sebelum dia bisa bertindak sesuai dengan makna barang-barang tersebut. Atas dasar aspek-aspek pokok tersebut diatas, interaksi manusia bukan hasil sebab-sebab dari luar. Hubungan interaksi manusia memberikan bentuk pada tingkah laku dalam kehidupannya sehari-hari, bergaul saling memperngaruhi. Mempertimbangkan tindakan orang lain perlu sekali, bila mau membentuk tindakan sendiri.

2.2.1.      Ciri-ciri Masyarakat Sosial[21]
Masyarakat sosial memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
1.      Masyarakat yang hidup bersama.
2.      Bercampur untuk waktu yang lama.
3.      Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan.
4.      Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
5.      Persaudaraan terjalin dengan erat.
6.      Saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain.

2.3. Hubungan Kebudayaan dengan Masyarakat Sosial
Kebudayaan dan masyarakat sosial sangatlah erat. Kita telah mengetahui arti masyarakat. Tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Kebudayaan mempunyai makna yang luar biasa pentingnya bagi masyarakat. Kebudayaan hamper menyentuh semua segi kehidupan kita. Dalam masyarakat sering terjadi kecenderungan-kecenderungan yang terlalu membanggakan kebudayaan sendiri dan merasa kebudayaannya yang paling baik.[22] Masyarakat yaitu sejumlah manusia yang hidup bersama, dan kebudayaan menunjukkan kepada pola-pola perilaku yang khas dari suatu masyarakat. Jadi dapat dihubungkan bahwa adanya kebudayaan dan masyarakat sosial merupakan abstraksi dari perilaku manusia. Sedangkan adanya perilaku manusia dilatarbelakangi oleh kepribadian yang terbentuk oleh adanya proses sosialisasi dalam individu didalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat akan sangat mempengaruhi kepribadian orang yang tinggal didalamnya. Menurut Soerjono Soekanto, beberapa bentuk kebudayaan yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kepribadian seorang individu adalah sebagai berikut:[23]
1.      Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan. Disini dijumpai kepribadian yang berbeda dari individu-individu yang merupakan suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal didaerah-daerah yang berlainan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang berbeda pula.
2.      Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda.
3.      Kebudayaan khusus kelas sosial.
4.      Kebudayaan khusus kelas agama.
5.      Pekerjaan atau keahlian juga mempengaruhi kepribadian seseorang (profesi).

III.             Tanggapan
Berdasarkan tulisan dan kajian diatas, maka yang dapat saya temukan adalah adanya satu sifat manusia merasa tidak puas dengan kondisi yang sudah ia dapatkan. Inilah salah satu faktor pendorong bagi seseorang untuk selalu melakukan pengembangan dan penemuan-penemuan, yang dikenal dengan istilah inovasi.[24] Menurut KBBI, inovasi adalah kegiatan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, baik berupa gagasan, metode, maupun alat. Proses inovasi meliputi proses penemuan (inovasi) dan penyebaran (invention).[25] Proses pertama yaitu discovery, mungkin saja dilakukan oleh individu maupun individu-individu. Secara terpisah maupun suatu rangkaian penemuan. Discovery ini berkembang menjadi invention setelah diterima, diakui, dan diterapkan oleh masyarakat.
Individu yang melakukan inovasi disebut innovator. Tokoh innovator ini tumbuh didalam masyarakat, baik secara internal, yaitu tumbuh karena motivasi individu. Maupun ditumbuhkan oleh masyarakat setempat, karena adanya sistem perangsang yang memotivasi daya kreatif individu-individu didalam masyarakat, bahkan dibeberapa Negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, terdapat sistem pemberian hadiah bagi para innovator, karena hasil inovasi-inovasi mereka itulah yang telah membawa perubahan dan kemajuan. Kebudayaan mengenal ruang dan waktu untuk tumbuh dan bertempat. Kebudayaan Indonesia misalnya, adalah kebudayaan yang berada didalam ruang geografis wilayah Negara kesatuan Repubik Indonesia (NKRI)/hal ini membedakan budaya Indonesia dengan bangsa lain. Perbedaan inilah yang melahirkan kebudayaan asli dan budaya asing. Kebudayaan asli adalah kebudayan yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat tersebut. Sedangkan kebudayaan asing merupakan cara pandang masyarakat kebudayaan tertentu terhadap kebudayaan yang berkembang di luar masyarakat tesebut. Kebudayaan menurut waktunya, dapat di pandang sebagai kebudayaan masa lalu dan masa sekarang. Adanya perbedaan tumbuh kembang (dinamika) kebudayaan dan terjadinya inovasi yang berbeda-beda, menyebabkan kita kemudian mengenal sebutan kebudayaan yang sudah ketinggalan zaman untuk kebudayaan masa lalu, dengan adanya kebudayaan masa kini yang dianggap sebagai kebudayaan yang sesuai dengan zaman. Selain itu, dikenal juga istilah kebudayaan klasik yang mengacu kepada kebudayaan masa lalu, dan kebudayaan modern yang mengacu kepada kebudayaan terkini.
Kebudayaan juga adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebisaan yang di dapatkanoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang di dapatkan atau di pelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola perilaku yang normativ. Artinya mencakup segala cara pola pikir.
Ada suatu kesalahan umum yang terdapat dalam masyarakat yang beranggapan bahwa ada masyarakat yang memiliki kebudayaan sedangkan yang lain tidak. Secara sosiologis semua manusia dewasa yang normal pasti memiliki kebudayaan. Kebudayaan bisa diartikan sebagai keseluruhan tingkah laku dan kepercayaan yang dipelajari yang merupakan ciri anggota suatu masyarakat tertentu. Kata kunci dari definisi diatas adalah di pelajari, yang membedakan antara kebudayaan dengan tindak tanduk yang merupakan warisan biologis manusia.
IV.             Kesimpulan
Kebudayaan adalah sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, Kesenia, dan adat istiadat. Menurut Koentjaranigrat, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan pelajar. Masyarakat sosial adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam satu periode waktu tertentu, mendiami suatu daerah, dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok lain. Hubungan kebudayaan dan masyarakat sosial sangatlah erat. Tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Kebudayaan mempunyai makna yang luar biasa pentingnya bagi masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat akan sangat mempengaruhi kepribadian orang yang tinggal di dalamnya.
V.                Catatan Dosen
Manusia memerlukan kebudayaan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai, norma, tatahidup sebagai pengendali dan pengarah bagi kelakuan masyarakat. Dengan bermain bersama masyrakat, maka setiap keputusan selalu membutuhkan sosial. Pertumbuhan kebudayaan, tidak selalu sama cepatnya. Kadang kala ada yang berjalan lambat, sehingga sering dikatakan sebagai “kultural lag” atau ketertinggalan kebudayaan. Maka seseorang yang ingin mambangun relasi dan mengolah perubahan wajib mempertimbangkan nilai-nilai kebudayaan yang tumbuh dalam masyarakat. Hubungan kebudayaan dengan masyarakat akan menghasilkan pola-pola baru, karena kebudayaan sesungguhnya bersifat dinamis (bergerak).
VI.             Daftar Pustaka
A.    Sumber Buku
Bakker SJ. J. W. M, Filsafat Kebudayaan, Yogyakarta: BPK-GM, 1990
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2004
Djatimurti Rita Hanafia Sri Rahaju, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta: CV Andi, 2016
Elisabeth, Agama dan Masyarakat, Jakarta: Rajawali, 1985
Juju Suryawati &Kun Maryati, Buku Kerja Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI Semester
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Kohen, Bruce J, Sosiologi Suatu Pengantar, PT Bina Aksara Anggota IKPI, 1983
Lies Sudibyo, Ilmu Sosiologi Budaya Dasar, Yogyakarta: Andi, 2013
Peter Just &John Monaghan, Antropologi Sosial dan Budaya, Medan: Bina Media Perintis, 2008
Poerwadarminta W. J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999
Rusdiyanta &Syahrial Syarbaini, Dasar-dasar Sosiologi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
Sarinah, Ilmu Budaya Dasar, Yogyakarta: Deepublish, 2016
Soekanto Soerjono, Kamus Sosiologi, Jakarta: CV. Rajawali, 1983
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999
Taupan Muhamad, Sosiologi Bilingual, Bandung: Yrama Widya, 2011
Tri Prasetya Joko, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Rineaka Cipta, 1991

B.      Sumber Lain:      Artikel, Kamus, Ensiklopedia, dll
Rowland B. F. Pasaribu, “Kebudayaan dan Masyarakat” dalam artikel http://eprints.dinus.ac.id, diakses sabtu, 14 April 2018, pukul 15.00 WIB
http://stephen-stephenlucky.blogspot.co.id/2012/11/wujud-kebudayaan.html, diakses pada hari senin, 16 April 2018, Pukul 10.45 WIB


[1] Lies Sudibyo, Ilmu Sosiologi Budaya Dasar, (Yogyakarta: Andi, 2013), 29
[2] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), 188
[3] Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 157
[4] W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 169-170
[5] John Monaghan & Peter Just, Antropologi Sosial dan Budaya, (Medan: Bina Media Perintis, 2008), 51
[6] Sri Rahaju Djatimurti Rita Hanafia, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Yogyakarta: CV Andi, 2016), 37-37
[7] Sarinah, Ilmu Budaya Dasar, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), 12
[8] Lies Sudibyo, Ilmu Sosiologi Budaya Dasar, 10
[9] Kun Maryati & Juju Suryawati, Buku Kerja Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI Semester 2,3
[10] Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Rineaka Cipta, 1991), 33
[11] Syahrial Syarbaini & Rusdiyanta, Dasar-dasar Sosiologi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 103
[12] Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, 33
[13] J. W. M. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta: BPK-GM, 1990), 37
[14] Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, 33
[15] Syahrial Syarbaini & Rusdianta, Dasar-dasar Sosiologi, 103
[16] http://stephen-stephenlucky.blogspot.co.id/2012/11/wujud-kebudayaan.html, diakses pada hari senin, 16 April 2018, Pukul 10.45 WIB
[17] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 187
[18] W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 961
[19] Bruce J. Kohen, Sosiologi Suatu Pengantar, (PT Bina Aksara Anggota IKPI, 1983), 49-50
[20] Rowland B. F. Pasaribu, “Kebudayaan dan Masyarakat” dalam artikel http://eprints.dinus.ac.id, diakses sabtu, 14 April 2018, pukul 15.00 WIB
[21] Elisabeth, Agama dan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 1985), 47-48
[22] Syahrial Syarbaini & Rusdianta, Dasar-dasar Sosiologi, 105
[23] Muhamad Taupan, Sosiologi Bilingual, (Bandung: Yrama Widya, 2011), 142-143
[24] Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1983), 240-241
[25] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2004), 435

Khotbah semptember 2020

 Minggu, 6 September 2020, 13-Set Trinitatis Tema : Manusia Tidak Untuk Diperjual-belikan Ev : Matius 27: 1-10 Pengantar Era globalisasi...