KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT SOSIAL
Jangan Copy Bulat-Bulat Ya dek
I.
Pendahuluan
Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu
yang mempelajari tentang manusia dan kehidupannya sehari-hari. Manusia sebagai
masyarakat sosial juga tidak dapat terlepas dari kebudayaan yang ada. Pada
sajian ini akan dibahas lebih dalam lagi tentang kebudayaan dan masyarakat
sosial. Kiranya sajian yang akan membahas tentang kebudayaan dan masyarakat
sosial ini dapat menambah dan memperdalam wawasan kita bersama.
II.
Pembahasan
2.1.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta “buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak
dari kata “buddhi” yang berarti budi
atau akal. Kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Koentjaraningrat memberikan pengertian kebudayaan sebagai keseluruhan dari
hasil budi dan karyanya itu atau dengan kata lain bahwa kebudayaan itu adalah
keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia dari pemikiran dan
karyanya.[1]
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya
dengan kebudayaan, berasal dari kata latin colere
artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau berani dari asal
arti tersebut yaitu colere kemudian culture, yang diartikan sebagai segala
daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.[2]
Istilah kebudayaan merupakan terjemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasal dari Bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan
tanah, perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengolah dan
mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture.[3]
Sementara itu, kata kebudayaan berasal
dari bahasa sansekerta, buddhayah
yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi
berarti budi dan akal. Menurut KBBI, mengartikan kebudayaan sebagai hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan,
kesenian dan adat- istiadat.[4]
Pada umumnya para antropolog setuju bahwa kebudayaan itu ada kaitannya dengan
aspek-aspek aktivitas dan kognisi manusia yang diturunkan dari apa yang kita
pelajari sebagai anggota sistem masyarakat atau secara turun-temurun.[5]
2.1.1.
Pengertian
Kebudayaan Menurut Para Tokoh[6]
1.
Koenjaraningrat
Kebudayaan adalah seluruh system
gagasan, tindakan dan hasil manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik dari manusia dengan pelajar.
2.
Edward
B. Taylor
Kebudayaan adalah kompleks yang mengatur
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain
kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
mastarakat atau kebudayaan dapat dipandang sebagai cara hidup yang dipelajari
dan diharapkan, yang sama-sama diikuti setiap anggota masyarakat tertentu.
3.
Robert
H. Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang
diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayan, adat-istiadat,
norma-norma aristik, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari
kreativitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat
melalui pendidikan formal atau informal.
4.
Franscis
Merill
Kebudayaan adalah poa-pola perilaku yang
dihasilkan oleh interaksi sosial.
2.1.2.
Ciri-ciri
Kebudayaan[7]
Keragaman budaya di Indonesia membawa
akibat pada beragamnya ciri kebudayaan. Secara umum terdapat tujuh ciri
kebudayaan, yaitu:
1. Kebudayaan
ini beranekaragam
2. Kebudayaan
ini diteruskan melalui proses belajar
3. Kebudayaan
itu diteruskan melalui aspek-aspek
4. Kebudayaan
itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi dan eksitensi
manusia
5. Kebudayaan
itu dinamis
6. Kebudayaan
berstruktur
7. Nilai-
nilai kebudayaan itu relatif.
2.1.3.
Tujuan
Sosial Budaya[8]
Berdasarkan hakekat keilmuan, maka
tujuan ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian berkehidupan bermasyarakat
adalah:
1. Mengembangkan
kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan
dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Menumbuhkan
sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan dan
kemartabatan manusia dengan landasan nilai etika dan moral dalam kehidupan.
3. Memberikan
landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa
sebagai bekal hidup masyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab
dalam memperaktekkan pengetahuan akademik dan keahliannya serta mampu
memberikan problem solving sosial
budaya secara bijaksana.
2.1.4.
Sifat-sifat
Kebudayaan[9]
Sifat budaya adalah suatu nilai sebagai
milik bersama yang terkait dengan situasi masyarakat sosial yang dapat membantu
kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer,
sekunder atau interaktif sifat kebudayaan adalah sebagai berikut:
1. Kebudayaan
bersifat universal, akan tetapi perwujudan kebudayaan memiliki ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya. Masyarakat dan kebudayaan adalah
dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap masyarakat pasti memiliki
kebudayaan. Jadi, kebudayaan bersifat universal, yakni sebagai atribut setiap
masyarakat di dunia. Namun demikian, setiap kebudayaan memiliki ciri-ciri
khusus berdasarkan latarbelakang atau pengalaman-pengalamannya
2. Kebudayaan
bersifat stabil dan dinamis. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau
perkembangan, walaupun kecil dan seringkali tidak dirasakan oleh
anggota-anggotanya
3. Kebudayaan
cenderung mengisi dan menentukan jalannya kehidupan manusia walaupun jarang
disadari oleh manusia itu sendiri. Kebudayaan merupakan atribut manusia. Namun,
tidak mungkin seseorang mengetahui dan menyakini semua unsur kebudayaannya
karena keterbatasan diri dan pengalamannya.
2.1.5.
Unsur-unsur
Kebudayaan
1.
Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi, yang
artinya suatu perkataan yang mampu melambangkan arti apapun.[10] Bahasa
juga merupakan alat yang sangat penting untuk mempelajari dan pewarisan
kebudayaan.bahasa mengandung simbol-simbol untuk mengkomunikasikan gagasan,
ide, pemikiran dan perasaan.[11]
2.
Sistem
Teknologi
Sistem teknologi merupakan unsur
kebudayaan yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Teknologi meliputi tata
cara dan alat yang digunakan untuk memperoleh makanan, perlindungan,
transportasi dan pengolahan.
3.
Sistem
Mata Pencarian
Sistem mata pencarian merupakan salah
satu unsur budaya yang menentukan nasib hidup manusia, contonya pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lain.
4.
Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sebagai
sifat, unsur, asas dan alat yang sangat erat hubungannya dengan kebudayaan.
Contohnya system kemasyarakatan, sistem kekerabatan, organisasi politik, system
hukum, dan lain-lain.
5.
Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan adalah ilmu
pengetahuan yang meliputi ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.
Nilai masing-masing bukan saja di tentukan oleh masing-masing, melainkan oleh
kedudukannya dalam kebudayaan.[12]
Tujuannya adalah untuk mengonseptualisasikan fenomena-fenomena alam dalam
urutan-urutan sebab-akibat dan mencari asas-asas umum. Jadi, ilmu pengetahuan
hanya dapat mempertahankan kedudukan sewajarnya didalam kebudayaan, jika terus
menerus dipikirkan kembali dan diusahakan integrasinya dalam tuntutan-tuntutan
hidup.[13]
6.
Religi
dan Upacara Keagamaan
Religi adalah sebagai keyakinan hidup
rohani pemeluknya dan gagasan tentang Tuhan, bagaimana itu dalam suatu
masyarakat tentukan berbeda agama yang dianutnya.
7.
Kesenian
Kesenia, keindahan, mewujudkan nilai
rasa dalam arti luas dan wajib diwakili dalam kebudayaan lengkap.[14]
Kesenian pada masyarakat mempunyai kaitan erat dengan usaha mempertahankan
kepercayaan dan agama.[15]
2.1.6.
Wujud
Kebudayaan[16]
1.
Gagasan
(wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan
yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
2.
Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat di
amati dan didokumentasi.
3.
Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik
yang berupa hasil dari aktivitis, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan.
2.2.
Pengertian Masyarakat Sosial
Pengertian masyarakat adalah orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dengan demikian tidak ada masyarakat
yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa ada
masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.[17]
Pengertian sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat, kemasyarakatan.[18]
Oleh sebab itu, masyarakat sosial adalah
sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu periode waktu tertentu,
mendiami suatu daerah, dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi
suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok lain. Anggota-anggota
masyarakat menganut suatu kebudayaan. Kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin
hidup terpisah satu dengan yang lain. Dan yang perlu diketahui bahwasanya
didalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan.[19]
Sebab masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara
individu-individu yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
berakar dari bahasa Arab, Musyarakah.
Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat
adalah suatu jarimgan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependent atau individu yang
saling bergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Pada umumnya sebutan
masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur. Hal ini diperkuat dengan dari makna sosial itu
sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang dapat bergaul dengan dirinya
sendiri, dan orang lain menafsirkan makna-makna objek-objek di alam
kesadarannya dan memutuskannya bagaimana ia bertindak secara berarti sesuai dengan penafsiran itu.
Bahkan seseorang melakukan sesuatu karena peran sosialnya atau karena kelas
sosialnya atau karena sejarah hidupnya. Tingkah laku manusia memiliki
aspek-aspek pokok penting sebagai berikut:[20]
1. Manusia
selalu bertindak sesuai dengan makna barang-barang (semua yang ditemui dan
dialami, semua unsur kehidupan di dunia ini)
2. Makna
dari suatu barang itu selalu timbul dari hasil interaksi diantara orang seorang
3. Manusia
selalu menafsirkan makna barang-barang tersebut sebelum dia bisa bertindak
sesuai dengan makna barang-barang tersebut. Atas dasar aspek-aspek pokok
tersebut diatas, interaksi manusia bukan hasil sebab-sebab dari luar. Hubungan
interaksi manusia memberikan bentuk pada tingkah laku dalam kehidupannya
sehari-hari, bergaul saling memperngaruhi. Mempertimbangkan tindakan orang lain
perlu sekali, bila mau membentuk tindakan sendiri.
2.2.1.
Ciri-ciri
Masyarakat Sosial[21]
Masyarakat sosial
memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
1. Masyarakat
yang hidup bersama.
2. Bercampur
untuk waktu yang lama.
3. Mereka
sadar bahwa mereka suatu kesatuan.
4. Mereka
merupakan suatu sistem hidup bersama.
5. Persaudaraan
terjalin dengan erat.
6. Saling
berkomunikasi antara satu dengan yang lain.
2.3.
Hubungan Kebudayaan dengan Masyarakat Sosial
Kebudayaan dan masyarakat sosial
sangatlah erat. Kita telah mengetahui arti masyarakat. Tidak ada masyarakat
yang tidak mempunyai kebudayaan, sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa
masyarakat. Kebudayaan mempunyai makna yang luar biasa pentingnya bagi
masyarakat. Kebudayaan hamper menyentuh semua segi kehidupan kita. Dalam
masyarakat sering terjadi kecenderungan-kecenderungan yang terlalu membanggakan
kebudayaan sendiri dan merasa kebudayaannya yang paling baik.[22] Masyarakat
yaitu sejumlah manusia yang hidup bersama, dan kebudayaan menunjukkan kepada
pola-pola perilaku yang khas dari suatu masyarakat. Jadi dapat dihubungkan
bahwa adanya kebudayaan dan masyarakat sosial merupakan abstraksi dari perilaku
manusia. Sedangkan adanya perilaku manusia dilatarbelakangi oleh kepribadian
yang terbentuk oleh adanya proses sosialisasi dalam individu didalam kehidupan
masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat akan sangat mempengaruhi kepribadian
orang yang tinggal didalamnya. Menurut Soerjono Soekanto, beberapa bentuk
kebudayaan yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kepribadian seorang
individu adalah sebagai berikut:[23]
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan. Disini dijumpai kepribadian yang berbeda
dari individu-individu yang merupakan suatu masyarakat tertentu, karena
masing-masing tinggal didaerah-daerah yang berlainan dengan
kebudayaan-kebudayaan khusus yang berbeda pula.
2. Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda.
3. Kebudayaan
khusus kelas sosial.
4. Kebudayaan
khusus kelas agama.
5. Pekerjaan
atau keahlian juga mempengaruhi kepribadian seseorang (profesi).
III.
Tanggapan
Berdasarkan tulisan dan kajian diatas,
maka yang dapat saya temukan adalah adanya satu sifat manusia merasa tidak puas
dengan kondisi yang sudah ia dapatkan. Inilah salah satu faktor pendorong bagi
seseorang untuk selalu melakukan pengembangan dan penemuan-penemuan, yang
dikenal dengan istilah inovasi.[24]
Menurut KBBI, inovasi adalah kegiatan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah
ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, baik berupa gagasan, metode, maupun
alat. Proses inovasi meliputi proses penemuan (inovasi) dan penyebaran (invention).[25]
Proses pertama yaitu discovery, mungkin
saja dilakukan oleh individu maupun individu-individu. Secara terpisah maupun
suatu rangkaian penemuan. Discovery ini
berkembang menjadi invention setelah
diterima, diakui, dan diterapkan oleh masyarakat.
Individu yang melakukan inovasi disebut
innovator. Tokoh innovator ini tumbuh didalam masyarakat, baik secara internal,
yaitu tumbuh karena motivasi individu. Maupun ditumbuhkan oleh masyarakat
setempat, karena adanya sistem perangsang yang memotivasi daya kreatif
individu-individu didalam masyarakat, bahkan dibeberapa Negara seperti Amerika
Serikat dan negara-negara di Eropa, terdapat sistem pemberian hadiah bagi para
innovator, karena hasil inovasi-inovasi mereka itulah yang telah membawa
perubahan dan kemajuan. Kebudayaan mengenal ruang dan waktu untuk tumbuh dan
bertempat. Kebudayaan Indonesia misalnya, adalah kebudayaan yang berada didalam
ruang geografis wilayah Negara kesatuan Repubik Indonesia (NKRI)/hal ini
membedakan budaya Indonesia dengan bangsa lain. Perbedaan inilah yang
melahirkan kebudayaan asli dan budaya asing. Kebudayaan asli adalah kebudayan
yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat tersebut. Sedangkan kebudayaan
asing merupakan cara pandang masyarakat kebudayaan tertentu terhadap kebudayaan
yang berkembang di luar masyarakat tesebut. Kebudayaan menurut waktunya, dapat
di pandang sebagai kebudayaan masa lalu dan masa sekarang. Adanya perbedaan
tumbuh kembang (dinamika) kebudayaan dan terjadinya inovasi yang berbeda-beda,
menyebabkan kita kemudian mengenal sebutan kebudayaan yang sudah ketinggalan
zaman untuk kebudayaan masa lalu, dengan adanya kebudayaan masa kini yang
dianggap sebagai kebudayaan yang sesuai dengan zaman. Selain itu, dikenal juga
istilah kebudayaan klasik yang mengacu kepada kebudayaan masa lalu, dan
kebudayaan modern yang mengacu kepada kebudayaan terkini.
Kebudayaan juga adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebisaan yang di dapatkanoleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang
di dapatkan atau di pelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola perilaku yang
normativ. Artinya mencakup segala cara pola pikir.
Ada suatu kesalahan umum yang terdapat
dalam masyarakat yang beranggapan bahwa ada masyarakat yang memiliki kebudayaan
sedangkan yang lain tidak. Secara sosiologis semua manusia dewasa yang normal
pasti memiliki kebudayaan. Kebudayaan bisa diartikan sebagai keseluruhan
tingkah laku dan kepercayaan yang dipelajari yang merupakan ciri anggota suatu
masyarakat tertentu. Kata kunci dari definisi diatas adalah di pelajari, yang
membedakan antara kebudayaan dengan tindak tanduk yang merupakan warisan
biologis manusia.
IV.
Kesimpulan
Kebudayaan adalah sebagai hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, Kesenia, dan
adat istiadat. Menurut Koentjaranigrat, kebudayaan adalah seluruh sistem
gagasan, tindakan, dan hasil manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan pelajar. Masyarakat sosial adalah
sekelompok manusia yang hidup bersama dalam satu periode waktu tertentu,
mendiami suatu daerah, dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi
suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok lain. Hubungan kebudayaan dan
masyarakat sosial sangatlah erat. Tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai
kebudayaan, sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Kebudayaan
mempunyai makna yang luar biasa pentingnya bagi masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat
akan sangat mempengaruhi kepribadian orang yang tinggal di dalamnya.
V.
Catatan
Dosen
Manusia memerlukan kebudayaan yang di
dalamnya terdapat nilai-nilai, norma, tatahidup sebagai pengendali dan pengarah
bagi kelakuan masyarakat. Dengan bermain bersama masyrakat, maka setiap
keputusan selalu membutuhkan sosial. Pertumbuhan kebudayaan, tidak selalu sama
cepatnya. Kadang kala ada yang berjalan lambat, sehingga sering dikatakan
sebagai “kultural lag” atau ketertinggalan kebudayaan. Maka seseorang yang ingin
mambangun relasi dan mengolah perubahan wajib mempertimbangkan nilai-nilai
kebudayaan yang tumbuh dalam masyarakat. Hubungan kebudayaan dengan masyarakat
akan menghasilkan pola-pola baru, karena kebudayaan sesungguhnya bersifat
dinamis (bergerak).
VI.
Daftar
Pustaka
A.
Sumber
Buku
Bakker
SJ. J. W. M, Filsafat Kebudayaan,
Yogyakarta: BPK-GM, 1990
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2004
Djatimurti
Rita Hanafia Sri Rahaju, Ilmu Sosial
Budaya Dasar, Yogyakarta: CV Andi, 2016
Elisabeth,
Agama dan Masyarakat, Jakarta:
Rajawali, 1985
Juju
Suryawati &Kun Maryati, Buku Kerja
Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI Semester
Koentjaraningrat,
Pengantar Antropologi, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002
Kohen,
Bruce J, Sosiologi Suatu Pengantar,
PT Bina Aksara Anggota IKPI, 1983
Lies
Sudibyo, Ilmu Sosiologi Budaya Dasar,
Yogyakarta: Andi, 2013
Peter
Just &John Monaghan, Antropologi
Sosial dan Budaya, Medan: Bina Media Perintis, 2008
Poerwadarminta
W. J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1999
Rusdiyanta
&Syahrial Syarbaini, Dasar-dasar
Sosiologi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
Sarinah, Ilmu Budaya Dasar, Yogyakarta:
Deepublish, 2016
Soekanto
Soerjono, Kamus Sosiologi, Jakarta:
CV. Rajawali, 1983
Soekanto
Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999
Taupan
Muhamad, Sosiologi Bilingual,
Bandung: Yrama Widya, 2011
Tri
Prasetya Joko, Ilmu Budaya Dasar,
Jakarta: Rineaka Cipta, 1991
B. Sumber
Lain: Artikel, Kamus, Ensiklopedia,
dll
Rowland
B. F. Pasaribu, “Kebudayaan dan Masyarakat” dalam artikel http://eprints.dinus.ac.id, diakses sabtu, 14 April 2018,
pukul 15.00 WIB
http://stephen-stephenlucky.blogspot.co.id/2012/11/wujud-kebudayaan.html,
diakses pada hari
senin, 16 April 2018, Pukul 10.45 WIB
[1] Lies Sudibyo, Ilmu Sosiologi Budaya Dasar,
(Yogyakarta: Andi, 2013), 29
[2] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1999), 188
[3] Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), 157
[4] W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999), 169-170
[5] John Monaghan & Peter Just, Antropologi Sosial dan Budaya, (Medan:
Bina Media Perintis, 2008), 51
[6] Sri Rahaju Djatimurti Rita
Hanafia, Ilmu Sosial Budaya Dasar,
(Yogyakarta: CV Andi, 2016), 37-37
[7] Sarinah, Ilmu Budaya Dasar, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), 12
[8] Lies Sudibyo, Ilmu Sosiologi Budaya Dasar, 10
[9] Kun Maryati & Juju
Suryawati, Buku Kerja Sosiologi untuk SMA
dan MA Kelas XI Semester 2,3
[10] Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Rineaka
Cipta, 1991), 33
[11] Syahrial Syarbaini &
Rusdiyanta, Dasar-dasar Sosiologi, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), 103
[12] Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, 33
[13] J. W. M. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta:
BPK-GM, 1990), 37
[14] Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, 33
[15] Syahrial Syarbaini &
Rusdianta, Dasar-dasar Sosiologi, 103
[16] http://stephen-stephenlucky.blogspot.co.id/2012/11/wujud-kebudayaan.html,
diakses pada hari
senin, 16 April 2018, Pukul 10.45 WIB
[17] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 187
[18] W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 961
[19] Bruce J. Kohen, Sosiologi Suatu Pengantar, (PT Bina
Aksara Anggota IKPI, 1983), 49-50
[20] Rowland B. F. Pasaribu,
“Kebudayaan dan Masyarakat” dalam artikel http://eprints.dinus.ac.id, diakses sabtu, 14 April 2018,
pukul 15.00 WIB
[21] Elisabeth, Agama dan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 1985), 47-48
[22] Syahrial Syarbaini &
Rusdianta, Dasar-dasar Sosiologi, 105
[23] Muhamad Taupan, Sosiologi Bilingual, (Bandung: Yrama
Widya, 2011), 142-143
[24] Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali,
1983), 240-241
[25] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2004), 435